Senin, 07 Februari 2011

Speak Now or NEVER! -Part 3-

Oik digotong oleh mama dan supirnya masuk kedalam rumah sakit… Tubuhnya masih menggigil dan wajahnya masih pucat pasi… Mamanya panik segera memanggil perawat dan segera melarikan Oik ke UGD…
Tiba di UGD, Oik segera ditangani oleh dokter Zahra… Dokter Zahra memeriksa keadaan Oik dan menyuruh mama Oik untuk menunggu diluar…
Mama Oik dengan cemas menunggu diluar… Dia tampak mondar-mandir dan bolak-balik sambil sesekali melirik kearah pintu UGD menunggu pintu itu terbuka agar dia sesegera mungkin mengetahui kondisi anaknya…

15 menit kemudian Dokter Zahra keluar dari ruang UGD segera disambut oleh mama Oik…

“Bagaimana keadaan anak saya Dok?” Tanya Mama Oik

“Bisa kita berbicara diruangan saya sebentar? Tenang anak anda baik-baik saja… Sudah saya beri obat bius agar dia tertidur tapi untuk sementara waktu… Mari ikuti saya…” Kata Dokter Zahra segera melangkah diikuti oleh mama Oik menuju keruangan Dokter Zahra yang letaknya tak jauh dari ruang UGD…

“Dok, anak saya sakit apa?”Tanya Mama Oik dengan wajah panik ketika baru tiba diruang Dokter Zahra sambil duduk dikursi tepat dihadapan Dokter Zahra…

“Tenang ya Bu, anak anda sudah saya periksa… Tapi aneh, dari hasil pemeriksaan saya… Anak anda tak mempunyai masalah dengan kesehatannya… atau bisa dikatakan secara medis dia sehat dan tidak mempunyai penyakit yang berbahaya… Saya bingung kenapa anak anda bisa seperti itu… kemungkinan dia punya banyak masalah yang menyebabkan dia depresi dan tertekan… Jadi untuk sementara waktu saya beri obat tidur… tapi saya tak mau ambil resiko dengan memberikan dosis yang banyak… Obat tidur ini hanya membuat anak anda tertidur selama 30 menit… Nanti setelah dia bangun kita lihat apakah dia masih menggigil… Saya sarankan anda menghubungi psikolog untuk masalah ini…”

“Sudah Dok… bahkan tadi sepulang dari konsultasi dia malah terlihat ada perubahan… tapi malam ini malah seperti ini… padahal sebelumnya dia tak pernah sakit seperti ini…”

“Oh ya sudah… kita tunggu yah perkembangan anak anda selanjutnya…”

Mama Oik setidaknya bisa lega untuk sementara waktu karena Oik tak punya penyakit yang serius tapi dia masih bingung… Padahal tadi siang setelah pulang dari Konsultasi dengan Dokter Cakka, Oik terlihat banyak perubahan kenapa jadi seperti ini??


>>>>>>>>>>>>>>>>

Cakka baru tiba dirumahnya segera memasukan mobilnya kedalam Garasi lalu melangkahkan kakinya menuju pintu rumahnya mengambil kunci dari dalam tasnya membuka Pintu rumahnya lalu masuk kedalam rumah megah bertingkat 2 tersebut…
Ia segera menuju kekamarnya mengganti bajunya dengan kaos biasa lalu menuju keruang makan sambil membawa dua kotak makanan yang satu berisi Gado-gado dan yang satunya berisi Zebra Cake…
Sepertinya dia harus berterima kasih sekali kepada dua Gadis yang telah memberikannya makanan… Karena kalau tidak mungkin dia tidak akan makan malam ini, Soalnya badannya terasa lelah untuk keluar dan makan di Restoran lagi…
Cakka melihat jam tangannya sudah hampir jam setengah 9 malam Zahra kakaknya belum pulang juga… Sepertinya hari ini dia masih sibuk, Ya … Zahra adalah Dokter umum jadi dia menangani segala jenis penyakit dan belakangan ini dia sangat sibuk…
Meskipun sebenarnya Zahra hari ini tidak praktek malam tapi sepertinya akan sampai malam lagi… Mengingat Dokter Dayat yang berprofesi sebagai Dokter umum sama dengan Zahra sedang cuti jadi Zahra harus sampai malam lagi…
Cakka khawatir memikirkan kakaknya itu… Bagaimanapun dia keluarga Cakka satu-satunya yang dekat dengannya karena yang lain juga sibuk dengan urusannya masing-masing… Keluarga Cakka yang notabene adalah keluarga Dokter sebagian besar dikeluarganya adalah seorang Dokter maka dari itu Cakka juga diharuskan mengambil sekolah kedokteran…. Awalnya Cakka hanya akan mengambil Psikologi tapi dipaksa orang tuanya untuk mengambil kedokteran juga setelah lulus dari Psikologi… Huh! Sungguh menyebalkan baginya… Padahal dia dari dulu tak ada niat untuk menjadi seorang Psikolog maupun seorang Dokter… Malahan cita-citanya dari dulu menjadi seorang musisi tapi ditentang mati-matian oleh keluarganya karena menurut keluarganya pekerjaan sebagai Dokter lebih dianggap terpandang…

Cakka mulai melahap Gado-gado buatan Ify meski dimalam hari tetap terasa nikmat… Suapan demi suapan dia makan dengan penuh kenikmatan…
Setelah menghabiskan Gado-gado tersebut tanpa sisa Cakka segera memotong Zebra Cake yang ada dihadapannya lalu melahapnya…

Tiba-tiba handphone Cakka berdering…

‘My Sista Calling’

Cakka segera mengangkat telepon tersebut…

“Ya,, Halo Kak…”

“Halo Cakka… Kakak kayaknya bakalan pulang terlambat lagi malam ini… maaf gak bisa masak buat kamu, makan direstoran aja lagi yah… maaf banget…”Kata Zahra ditelepon dengan penuh rasa bersalah

“Gak apa-apa kok Kak… Cakka udah makan juga dirumah kebetulan tadi di kasih makanan jadinya Cakka gak perlu makan diluar… Sibuk ya Kak? Banyak pasien?”

“Sebenarnya gak… sudah selesai dari tadi… Cuma ada satu pasien lagi nunggu dia siuman…”

“Lha? Kok siuman ditunggu? Emang sakit apa toh?”

“Gak tahu ni Cakka… kakak udah periksa gak ada penyakit apa-apa badannya menggigil gitu jadi kakak Bius dengan Obat tidur aja… Kayaknya pasien ini punya masalah deh yang membuat dia depresi… harusnya ini tugas kamu… Oh ya,, katanya Mamanya tadi siang dia baru konsultasi sama kamu…”

“Heh? Siapa namanya Kak…?”

“Bentar Kakak Cek didatanya…”

Zahra membuka data pasien dikomputernya…

“Oik Cahya Ramdlani…”

“Oik? Tunggu kak Cakka segera kesana…” Kata Cakka menutup teleponnya…

Segera berlari kekamarnya mengambil Jaketnya lalu menyambar kunci mobil dan menuju Garasi tempat mobilnya terparkir segera mennyalakan mesin mobil dan tancap Gas menuju Rumah Sakit kembali…

>>>>>>>>>>>>>>>>

Zahra menuju keruang UGD kembali… Sudah hampir 30menit berlalu berarti Oik akan sadar… Dia memasuki ruangan tersebut ada mama Oik didalam ruang UGD bersama beberapa perawat…
Zahra mencoba melakukan pemeriksaan kembali sebelum Oik tersadar…
Tak beberapa lama kemudian Oik membuka matanya… Melihat sekelilingnya… Badannya masih terasa sangat dingin… Tapi pada kenyataannya dia mengalami demam… Zahra segera mengukur suhu tubuhnya … Hangat 38o Celcius!
Tak lama kemudian kembali menggigil… Mama Oik jadi panik…

“Dokter anak saya kenapa?”

“Tenang ya Bu, Kami akan mencoba memberinya Obat penenang…”

Zahrapun segera memberi Oik obat penenang… Dan Oik tak menggigil kembali… Tapi Oik masih merasakan kedinginan didalam tubuhnya… Tapi tubuhnya terasa kaku untuk menyatakan kalau sekarang dia sangat butuh kehangatan dan ketenangan…

Seorang perawat masuk kedalam dan membisikan sesuatu pada Zahra… Zahra mengangguk- angguk…

“Sus, Jaga pasien ini ya sebentar… Saya keluar dulu dan akan kembali…”Kata Zahra kemudian keluar dari ruang UGD tersebut…

“Cakka ngapain kamu kemari?”Tanya Zahra ketika menemukan Cakka diluar ruangan tersebut…

“Kak… tadi kata kakak pasiennya namanya Oik yah? Trus keadaannya gimana sekarang? Udah siuman kan? Dia gak apa-apakan?”Tanya Cakka bertubi-tubi kepada Zahra…

“Cakka… tanyanya satu-satu bisa gak… Ya,, Namanya Oik… dia didalam baru siuman tapi menggigil lagi… dia gak apa-apa Cuma kakak kasih Obat penenang… Sebenarnya Gadis itu siapa sih? kamu kenal? Adik teman kamu yah? Atau jangan-jangan….”

“Hush kak… nanyanya satu-satu… Aku kenal dia… Dia pasien dan temanku jangan mikir yang aneh-aneh ya kak…”

“Kamu sih khawatirnya berlebihan begitu… gak wajar tahu… sejak kapan pasienmu jadi temanmu?”

“Semua pasienku aku anggap teman bagiku… kakak aja yang gak tahu… Udah… Cakka boleh masuk gak liat dia….?”Tanya Cakka…

Perawat yang menjaga Oik tadi keluar…

“Dokter… Pasiennya menggigil lagi…”Katanya terlihat panik…

Zahrapun masuk kedalam diikuti Cakka yang mengekor dibelakang....
Mama Oik tampak heran melihat Cakka bisa ada disitu… Cakka seperti menatap Mama Oik dengan tatapan yang aneh… kemudian berkata…

“Besok kalau ada waktu saya harus bicara dengan Ibu…”

“Tapi dok… besok saya ada acara…”

“Terserah… mau melihat anak anda terus-terusan sedih atau membatalkan acara anda…” Kata Cakka kemudian mendekati tempat Oik berbaring…

Oik juga kaget melihat Cakka… apalagi tidak memakai pakaian dokter seperti tadi siang… hanya sebuah kaos dengan Jaket yang terlihat santai…

“Bu… anda boleh menunggu diluar?”Kata Zahra kepada mama Oik…

“Tapi Dok…”

“Sudah serahkan pada kami… kami pasti memberikan yang terbaik untuk anak anda…” Kata Zahra

Mama Oik akhirnya keluar…

“Cakka… kamu juga keluar sana…”

“Gak ah… gak mau aku kan juga Dokter…”

“Huh! Keras kepala… tapi ini bukan bagianmu…”

“Sudah… aku disini tak akan menganggu pekerjaan kakak…Lagipula kakak bilang kan kakak gak menemukan penyakit Oik… katanya mungkin Oik punya masalah… dan memang Oik punya masalah… Jadi ini tugas Cakka yah… Kak Zahra duduk aja serahin sama Cakka…Kasihan Oik kalau dia harus dibius terus nanti dia benar-benar sakit”

“Tapi Cak…” Cakka meletakan jari telunjuknya dibibir Zahra

“Sssttt…”Katanya

Kemudian mendekati Oik yang terbaring sambil menggigil, keringat dingin makin banyak mengalir ditubuhnya… Wajahnya pucat pasi yang dialiri airmata…

“Oik…”Ucap Cakka halus sambil menatap Gadis itu… Sedangkan Zahra Cuma pasrah dengan yang dilakukan adiknya… Semoga saja adiknya itu benar-benar bisa mengetahui penyakit Oik…

“Ma..as… Oik… dingin,,, Oik takut…”Kata Gadis itu sambil membuat posisinya yang terbaring kini duduk dengan kedua tangannya diletakan didepan dadanya dan terus mengigil…

“Takut… takut kenapa?”Tanya Cakka

Oik hanya diam tak menjawab pertanyaan Cakka… Matanya mengawasi ke kiri dan ke kanan… Cakka mengerti kalau dia takut menceritakan masalahnya karena takut didengar orang… Cakka segera menenggelamkan Oik kedalam pelukannya membuat Zahra kaget dengan apa yang dilakukan Cakka…
Oik juga merasa kaget dengan perlakuan Cakka tapi entah mengapa dirinya merasa nyaman berada dipelukan itu pelukan yang menenangkan seluruh badannya kini terasa hangat, dia merasakan aliran darahnya dan bahkan tubuhnya yang bergetar sedari tadi berhenti digantikan dengan irama dentuman jantungnya yang semakin kencang…
Ia menutup matanya… Dan tak lama kemudian tertidur dipelukan Cakka…
Cakka segera menaruh kepala Oik diatas sebuah bantal…
Kamudian menyelimutkan dia dengan selimut yang lumayan tebal tampak Oik tertidur dengan pipi yang basah karena Air mata… Cakka segera mengambil sapu tangan dan menghapus airmata Oik dengan saputangan…
Zahra masih kaget dia segera mendekat kearah Cakka…

“Cak… apa yang kam….”

“Ssssstttt….. Oik lagi tidur… bisa nanti komentarnya sebentar… Pindahkan Oik keruangan biasa dan biarkan dia dirawat disini selama beberapa hari… Kalau dirumah dia bakalan banyak tekanan!”Kata Cakka

Zahra tak mampu berkata-kata lagi… Dia segera menyuruh perawat memindahkan Oik keruang rawat inap… Merekapun keluar dari ruangan tersebut… Menemui mama Oik yang berada diluar…

“Dok… anak saya mau dibawa kemana?”Tanya mamanya yang melihat Oik dibawa keluar…

“Anak anda akan dibawah keruang rawat inap… untuk beberapa hari ini biarkan dia dirawat disini dulu…”Kata Zahra

“Tapi Dok… kata Dokter anak saya tidak apa-apa… kenapa sekarang harus dirawat…?”

“Takutnya kalau dirumah Dia banyak tekanan… Jadi mending untuk sementara waktu dia dirawat disini…”

“Baiklah Dok… titip anak saya… saya pulang sebentar mengambil beberapa keperluan…”

Zahra mengangguk…

>>>>>>>>>>>>>>

“Cakka… apa yang kamu lakukan sama Oik tadi?”Tanya Zahra dalam perjalanan pulang kerumah…

“Cakka Cuma nenangin Oik… karena tadi Cakka yakin dia butuh ketenangan…”Kata Cakka sambil menyetir mobilnya dengan santai…

“Tapi… itu aneh Cakka… Melanggar kodrat dan etika seorang Dokter…Ya trus gimana ceritanya itu cewek langsung tenang ketika dipeluk sama kamu… Apa kamu memeluk semua pasien-pasienmu seperti itu?”

“Tadi Cakka bukan sebagai Dokter atau Psikolog yah Kak… tapi sebagai temannya Oik… Jadi gak apa-apa dong Cakka meluk Oik… wong Cakka temannya Oik… Ya tergantung yah… kan pasien Cakka kalau jadi dokter anak-anak kecil bayi sampe 12tahun… Hahaha… gak apa-apa dong kalau Cakka peluk-peluk mereka kan imut-imut… Lagi pula kakak juga kan pernah bilang sendiri kalau pelukan Cakka itu menenangkan… Jadi dari hipotesis Kakak itu Cakka kembangkan bahwa orang kalau dipeluk akan merasakan ketenangan apalagi yang meluk orang ganteng seperti adikmu ini loh…”Tutur Cakka panjang lebar diakhiri oleh kenarsisan.

Zahra mengernyitkan dahinya lalu menonjok lengan Cakka…

“Ish… sakit tahu kak… Orang lagi nyetir juga… main tonjok… kalau kita celaka gimana?”

“Kamu narsis tauk…”

“Ehhh… tapi bener loh Ya kan?”

Zahra terdiam, Sebenarnya yang dikatakan Cakka itu ada benarnya juga… Soalnya dari kecil kalau Zahra sedang sedih Cakka yang selalu menenangkannya dan pelukannya itu memang menenangkan… Semasa SMA, waktu Zahra disakiti oleh Pacarnya juga Cakka yang menenangkannya walaupun dengan belaiannya tapi itu memang menenangkan… Bahkan sewaktu Ia sakit, Hanya dipeluk Cakka… beberapa Jam kemudian sakitnya sembuh… Aneh memang, Dan dia berpikir mungkin karena mereka kakak beradik jadi ada ikatan batin… Tapi bagaimana dengan Oik tadi?

>>>>>>>>>>>>>>>>

Pagi-pagi Shilla sedang sarapan melahap roti yang dilapisi selai kacang kedalam mulutnya ketika bel rumahnya berbunyi…
Setelah meneguk susu Shilla segera beranjak dari ruang makan menuju pintu rumahnya untuk membuka pintu rumahnya tersebut…

Tampak Seorang Pria tampan didepannya memakai kemeja hitam menyapanya…

“Good morning princess…”

“Cakka,,, tumben jam segini sudah datang?”

“Bukannya disapa balik malah ditanya yang macam-macam…Aku pulang nih…”Kata Cakka sambil membalikan badannya hendak pergi tapi tangannya ditahan Shilla

“Iya deh… iya… Good morning Too my Prince…tumben jam segini sudah datang…?”

“Gitu dong… ya kebetulan bangun pagi aja…hehehe”

“Ih… Cakka mah gitu…”Ucap Shilla manyun…

“Jangan manyun gitu dong jelek…”Kata Cakka sambil mencubit hidung Shilla…

“Ahhh… Cakka… sakit tahu….”

“Udah yuk berangkat…”

“Bentar aku ambil tas dulu…” Kata Shilla kemudian masuk kedalam rumahnya kembali dan tak beberapa lama keluar lagi… Merekapun menuju mobil Cakka dan melaju kerumah sakit…

Tiba dirumah sakit mereka segera mengambil pakaian dokter mereka dan seperti biasa berjalan beriringan menuju ruangan mereka masing-masing dan seperti biasa juga semua mata pasti tertuju pada kedua pasangan dokter itu…
Kali ini Cakka praktek pagi untuk dokter anak jadi dia dan Shilla searah… Shilla akan keruang bedah… Ruang bedah berada sebelum Klinik anak… Jadi Shilla duluan masuk kedalam ruangannya… dan Cakka melanjutkan perjalanannya menuju tempat prakteknya setelah saling pamit dengan Shilla…

>>>>>>>>>>>>>>>>

“Shilla… Boleh kakak bicara sebentar dengan kamu?Ada waktu kan?”Tanya Zahra ketika Shilla baru keluar dari ruang bedah…

Shilla membuka masker yang sedari dipakenya…

“Ya… kenapa kak?Ada kok... Shilla udah selesai”

“Jangan disini… Kita bicara dikantin ayo…”

Zahra dan Shilla menuju ke kantin…Setelah memesan 2 cangkir teh hangat merekapun berbicang-bincang…

“Shilla… kamu sama Cakka gak lagi ada masalah kan?”

“Hmm… gak kok kak… malah tadi kita bareng datangnya Cakka jemput aku… Memang ada apa yah kak?”

“Oh gak… Cuma nanya doang… beneran kan? Belakangan ini kalian gak punya masalah gitu?”

“Ada sih… kemarin… tapi udah gak usah dipikirinlah kak…”

“Kalau kakak boleh tahu masalah apa?”

“Itu kak kemarin Shilla keruangan Cakka… trus Shilla mergokin Cakka sedang memeluk seorang Gadis…”

Zahra yang meminum tehnya tersendak…

“Eh... kenapa kak?”

“Gak apa-apa kok… seorang Gadis?”

“Ia… tapi katanya itu pasiennya…”

“Dan kamu percaya gitu aja?”

“Hm… pecaya kok kak… Aku udah lama pacaran sama Cakka jadi harus saling percaya… Lagi pula Gadis yang ia peluk itu Cuma Gadis yang berumur 17tahunan sepertinya…”

“Hei Shilla… Cinta itu gak memandang umur…”

“Kok kak Zahra berkata seperti itu?” Tiba-tiba wajah Shilla berubah…

Sepertinya tadi Zahra keceplosan… Setelah melihat adegan kemarin Zahra jadi berpikir kalau ada sesuatu yang special antara Cakka dengan Gadis yang bernama Oik itu…

“Oh… gak kok… lupakan… aku Cuma em… anu… belakangan ini kamu jarang main kerumah jadi aku kira kamu dan Cakka punya masalah…”

“Oh… Gitu ya kak… Gak kok… aku gak ada masalah sama Cakka… cuma emang Cakka terlalu akrab dengan pasien-pasiennya gitu…”

“Trus kamu gak cemburu?”

“Ya cemburulah kak… perempuan mana yang gak cemburu… tapi aku tahu kok Cakka kan kerjaannya memang mengharuskan dia dekat dengan pasien-pasiennya…”

Zahra manggut-manggut… Sebenarnya Shilla sangat merasa was-was setelah perkataan Zahra yang barusan tapi dia berusaha biasa saja didepan Zahra…

>>>>>>>>>>>>>>>

Seorang anak kecil masuk kedalam ruangan Cakka… anak kecil itu kira-kira berumur 5 tahun segera duduk dibangku didepan Cakka…

“Selamat siang adik kecil… Siapa namamu?”

“Namaku… Silvi Doktel…”

“Silvi? Nama yang bagus… kesini sama siapa?”

“Sama Mama Doktel..”

“Terus mamanya mana?”

“Silvi… jangan nakal kamu…”Tiba-tiba masuk seorang Wanita…

“Eh.. maaf Dok… anak saya bawel…”

“Gak apa-apa kok namanya juga anak-anak… Gimana?”

“Gini dok… Anak saya belakangan ini ditangan dan kakinya sering timbul bintik-bintik merah…”

“Boleh saya lihat…?” Cakka melihat tangan dan kaki gadis kecil tersebut…

“Oh… ini gak apa-apa… Cuma alergi biasa… mungkin karena lingkungan tempat dia bermain tidak streril jadi dia terkena alergi… saya akan memberikan resep beberapa salep ada aturan pemakaiannya yah…”Kata Cakka sambil menuliskan beberapa nama-nama salep disebuah resep…

“Oh… terima kasih yah Dok…”

“Sama-sama…”

“Saya permisi dulu…”

“Da...da doktel…”Kata anak kecil itu sambil melambaikan tangannya…

“Da...da Silvi…”Cakka melambaikan tangannya…

Ibu dan anak itu keluar dari hendak keluar dari ruangan Cakka...

“Ma.... kalau aku udah besal... aku mau jadi doktel kayak om itu... tlus pengen punya pacal kayak doktel itu... ganteng...”

“Sssst masih kecil kamu...”

Cakka tersenyum geli mendengarkan percakapan Ibu dan anak itu...

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Seorang wanita dengan jas dokter... memperhatikan sekitarnya... kiri dan kanan... Setelah dirasanya cukup aman... Dia membuka pagar besi pembatas yang tinggi itu lalu masuk kepekarangannya dan menuju kesebuah taman ditempat tersebut...
Duduk didekat airmancur sambil termenung...

Tiba-tiba seseorang memegang pundaknya....

Wanita itu dengan segera menoleh kearah orang yang memegang pundaknya itu

^.^.^.^.^.^.^.^.^.^.^.^.^.^.^.^.^.^.^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar