Rabu, 25 April 2012

Flirting Message [One Shoot Story]

Flirting Message
“Gue tahu ada sesuatu didalam hati lo yang lo sembunyiin... Hm, lo perlu coba yang satu ini,” Katanya sambil menulis sesuatu diatas origami, kemudian melipat origami tersebut berbentuk bebek-bebekan kertas.
Aku mengerenyitkan dahiku, berusaha meminta penjelasan kepadanya...
Dia segera menyerahkan origami ketelapak tanganku, “Tulislah masalah, keluhan, harapan, cita-cita atau apapun yang sedang berkelebat didalam hati lo diatas origami, terus bentuklah bebek-bebekan kertas dan kita sama-sama lepaskan mereka didanau, biarkan bebek-bebek itu bebas lepas tanda masalah atau keluhan lo bebas lepas, tapi jika itu harapan atau cita-cita yakinlah bebek-bebek itu pergi untuk kembali dan membawamu menggapainya,”
“Kenapa harus bebek? Kenapa nggak perahu seperti Kugy di novel perahu kertas? Kenapa nggak roket seperti film-film? Atau kenapa nggak diterbangkan lewat balon agar mencapai langit dan membawanya kepada Tuhan?,”
“Sebenarnya apapun bentuknya tetap satu tujuan melegakan. Bebek. Hm karena bebek itu adalah salah satu hewan dan hewan itu makhluk hidup, makhluk hidup ciptaan Tuhan, tidak seperti perahu, roket ataupun balon yang hanya merupakan ciptaan manusia, meski kita hanya membuat bebek-bebekan, dan kita ini manusia, akan lebih senang bila kita menjadi follower Tuhan bukan manusia, kau mau coba, Oi’oi?”
Itu... Terakhir kali kita bertemu... Dan hari itu berhasil mengubah segala hipotesisku tentangmu... Yang selama ini salah kusadari...

Prolog

“Oik!,” Bentak sebuah suara. Aku tersentak kaget mendengar suara tersebut. Suara guru fisika ku yang paling killer, bu Cintani. Aku hanya bisa menunduk tanda malu.
“Masa soal segampang ini kamu tak bisa menjawabnya?... Kau tahu ibu sudah mengulang pelajaran ini sebanyak tiga kali pertemuan, masa kamu tidak bisa juga? Makanya kamu jangan sibuk dengan tulisan-tulisan tak jelas yang kamu buat! Perhatikanlah apa yang ibu ajarkan! Ya sudah, kamu berdiri dipojok papan tulis dan Cakka boleh kamu kerjakan soal ini? Biar anak ini melihatnya!,” Kata bu Cintani.
Akupun dengan langkah gontai menuju pojok papan tulis dan berdiri disana. Seorang cowok dengan mata hazel dibalik kacamata minus tebalnya, rambut yang disisir sangat rapi, kerah baju yang dikancing sampai kebagian teratas, celana panjang abu-abu kaki kuda, dan sepatu kets biasa tidak ada bermodel dan tidak bermerk. Dari penampilannya aku yakin kalian semua sepemikiran 'dia ini anak terpintar dikelas' dan dia sangat membuatku kebakaran jenggot. Bagaimana tidak? Okay, aku akui otakku memang standard dan susah untuk menyerap pelajaran apalagi berhubungan dengan angka. Aku juga heran kenapa aku mau-mau saja saat mama dan papa menyuruhku masuk kelas IPA. Yang pasti Cakka, dia adalah bencana bagiku.
Pertama.
Waktu itu aku diberikan soal sama bu Nata, guru bahasa inggris untuk membuat kalimat positive tag-question. Dan memang dasarnya otakku lagi stuck karena baru putus dari pacarku yang seligkuh sama anak SMP. Jadinya, aku tidak bisa menjawabnya. Eh, Cakka langsung nyelonong menjawabnya.
This is your ruler, is'nt it?
Dari situ, bu Nata langsung memarahiku habis-habisan, mengangkat Cakka setinggi mungkin, menyuruhku supaya rajin belajar seperti Cakka. Yah, pokoknya sangat-sangat-sangat menjatuhkanku! Huh!
Kedua.
Dia mempermalukanku pada saat pelajaran kesukaanku bahasa indonesia. Padahal dia tahu kan kalau aku hanya bisa menonjol dipelajaran ini.
Saat itu, kita disuruh bu Annisa membacakan cerpen karangan kita didepan kelas. Aku dengan sangat percaya diri maju kedepan kelas dan membacakan cerpen yang kubuat. Setelah selesai membacakannya, saatnya teman-teman berkomentar, bu Annisa menunjuk beberapa teman-teman untuk berkomentar dan sebagian besar menyukai alur, plot dan gaya bahasa yang aku gunakan. Yang terakhir kali berkomentar adalah Cakka.
“Maaf sebelumnya, ceritanya memang bagus, tapi ada satu yang kurang yaitu rasa, nggak tahu kenapa aku nggak ikut menikmatinya, selain itu sependengaranku banyak kesalahan kata dan kaprah, misalnya mengernyit seharusnya mengerenyit, terus kenapa harus tak bergeming? Bukannya bergeming artinya berdiam, cocok kah kalimat berikut 'dia tak bergeming sedikitpun, hanya bisa menghadapi kenyataan pahit didepannya' agak rancu, ya itu sangat menganggu,”
Begitulah, aku sedikit tidak terima! Dan ingin melihat bagaimana karyanya. Siapa tahu lebih parah dariku. Namun, setelah dia membacakannya, aku tak bisa banyak protes. Sungguh! Sastra yang indah. Membuat nilainya lebih tinggi dari nilaiku. Awkward banget.
Tak cuma itu, masih banyak lagi kejadian yang berhubungan dengan pelajaran dan memalukan untukku karena Cakka! Apalagi guru-guruku yang sangat terlihat menyayanginya. Err.
Cakka maju kedepan dan tak sampai lima menit dia sudah menyelesaikan soal fisika yang super duper triple panjang rumusnya. Perasaanku berubah tidak mengenakan. Pasti sebentar lagi...
“Oik! Kamu lihat Cakka,” Kata Bu Cintani. Nah benar kan. “Kamu contoh Cakka, bisa nggak kamu jadi anak yang rajin belajar, peduli sama pelajaran-pelajaran sekolah... Blablabla,” Bu Cintani mulai dengan celotehanya yang membuatku muak dan hanya bisa memainkan bola mataku.


Baca Selengkapnya >>

Selasa, 24 April 2012

You're what you write!

"You're what you read, you're what you write!" -- Andrea Hirata.

Gimana yah untuk memulai postingan saya kali ini. Hm!
Sekarang begitu banyak sarana jejaring sosial yang menyediakan para penggunanya untuk bercuap-cuap tentang apa yang ada dipikiran mereka atau apapun yang terjadi disekitar mereka.
Saya merasa ruang privacy manusia kini semakin terbatas.
Untuk hal yang satu itu, saya rasa jika mau meng-update status ataupun menge-tweet sesuatu harus dipilah-pilah mana yang baik dan mana yang buruk!
Karena seperti quote yang gue ambil pada permulaan postingan ini. You're what you write (mungkin sekarang bakal lebih tepat ditulis dengan you're what you tweet). Beda yah dengan men-judge seseorang tapi memang pada dasarnya dan pada kenyataannya begitu.

Kalian boleh sebebas-bebasnya mengekspresikan diri kalian sendiri. Kalau lagi patah hati, galau, merasa unrequited love, atau lagi senang, bahagia dan sebagainya. Tapi ingat! itu banyak pasang mata melihat apa yang kalian (dan saya) tulis. Terkadang mungkin kita out-of-control. Tapi usahakan control itu ada.
Saran saya nih ya, dari pada merusak 'citra diri sendiri' dihadapan orang banyak apalagi jika anda itu seorang public-figure lebih baik berbuat sesuatu hal yang lebih berguna dan bermanfaat untuk diri anda dan untuk orang lain.

JANGAN MEMBUAT ORANG IKUT MEMBENCI ORANG YANG ANDA BENCI! karena itu akan membuat anda lebih berdosa lagi! menjerumuskan banyak orang kedalam dosa.
dan sebaiknya hindari kata-kata "don't judge someone if you don't know inside" kalau anda sendiri lewat twitter anda masih men-judge someone else.

Tentang jilat menjilat ludah, saya rasa jika ada orang yang melakukan itu, saya rasa hampir semua manusia pernah melakukannya. Silahkan bercermin terlebih dahulu :)
Saya juga bercermin dan well saya tidak malu mengakui pernah menjilat ludah sendiri.
Itu saya rasa akan menjadi pelajaran buat diri saya sendiri untuk lebih berhati-hati dalam berkata, bertindak dan lebih dewasa.

Saran juga nih yah... kalau memang mau dengan sepuasnya nge-bash, menggalau, melampiaskan amarah, menjelek-jelekan orang, kalau itu memang mau anda! silahkan buat account khusus yang digembok mungkin hanya segelintir orang yang bisa anda percaya buat sharing yang bisa melihatnya, disana saya jamin anda bisa lebih bebas berekspresi dan menulis sebenarnya anda. Bedakan buat public dan privacy.
Niscaya, bakalan lebih plong!

Minggu, 08 April 2012

NatureLoves (project iseng)


Terkadang kau perlu mendengar bisikan angin, dalam mencari cintamu
Terkadang juga kau perlu merintih dibalik hujan, dalam menemukan cintamu
Terkadang pula kau juga harus menyembunyikan mendung dibalik pengharapanmu
Tapi yakinlah satu hal, akan selalu ada mentari terbit menantimu...

Seperti janji Tuhan kepadamu,
"Dibalik dukamu telah menanti harta yang tak ternilai dan abadi"

Ini kisah tentang angin dan tentang hujan...
tentang mendung yang diiringi terbit...

Hanya ada satu kunci untuk menemukan cinta sejatimu
"Be your self"
Jadilah alami dan apa adanya...


Ada yang tanya ini apa -_-?
Ini buku kumpulan sekuelnya Gone With the Wind... baru 4 cerita + 1 chapter (bukan yang in love with the starlight -___-v) spesial :p sih dibuku ini... Soalnya tangan saya sudah gatal buat membukukannya -_-v... jadinya, saya bukukan dulu yang ini.
Kalau misalnya rencana saya tentang sekuel-sekuel itu jadi sesuai harapan :) baru dah dibuat lagi :p


ada yang mau gak nih? palingan gak ada
kalau ada yang mau ._. silahkan aja pesan ._. harganya Rp. 35.000
tapi kalau sekarang masih Pre-Order... kalaupun dipesan mungkin masih antara 1-2 minggu kedepan baru cetak... tapi kalau mau -_-v
Pesannya ke sini dulu kalau masih PO:
lewat e-mail: fhilogicka@gmail.com / ceritacaikers@ymail.com
atau lewat FB saya yang Fhily Sparks
atau gak lewat BBM deh add pin saya 2316ABD7

Oke deh.
Sankyu :)

Return Back With the Rise [One Shoot]

Return Back With the Rise
Terbit yang kunantikan kembali…



Dengannya aku bisa melihat indahnya mentari yang sedang terbit, dengannya aku tahu ternyata pergolakan mentari itu tak sesederhana yang ku kira, dengannya aku bangkit dan berjuang, dengannya aku bangun dari tidur panjang dan memulai hari baru tanpa perlu tidur kembali, dengannya duka menjadi suka, dan dengannya rindu ini terobati...
Ya... Dia, dia bagaikan bintang timur yang baru terbit dan bagaikan fajar yang tengah merekah dihatiku...

** *
Prolog

Bondi Beach, New South Wales.
Keadaan menjelang pagi itu tampak sunyi dan sepi. Yang terdengar hanyalah deburan ombak seakan mengiringi sang fajar untuk segera bangun dari petidurannya. Sepasang kaki menyusuri pasir putih pantai itu. Matanya menatap lurus kearah langit yang masih berwarna kelabu. Dia mengarahkan kedua tangannya keatas kemudian menghirup udara sejuk pagi itu. Mencari ketenangan akan kegundahan yang ada didalam hatinya. Memanjatkan doa kepada pencipta langit dan bumi.
“Semoga kau tenang di alam sana… terima kasih atas pengorbananmu, akan kujaga selalu setiap hembusan nafas dan degupan jantung ini hanya untukmu,”
Dikeluarkannya sebuah harmonika dari dalam sakunya. Mengingatkannya pada seseorang saat mentari terbit dan saat bintang mulai bersinar. Diapun mulai meniup harmonika itu, sehingga nada indah mengalun. Dia mulai menutup matanya, dirinya mulai terhanyut didalam nada-nada indah itu. Semakin dalam dan lebih dalam lagi. Air matanya mulai mengucur, dadanya seakan sesak. Masa itu, tak akan pernah kembali lagi. Tak akan, semuanya telah berlalu menjadi keping-keping dan puing-puing yang hancur lebur. Karena dirinya sendiri yang menghancurkannya. Dia tak sanggup lagi untuk meniup harmonikanya. Harmonika itu jatuh diatas hamparan pasir putih disusul lututnya kemudian kedua tangannya menggenggam pasir putih. Dia menarik nafasnya dalam-dalam, setiap tarikan nafasnya bayang-bayang masa lalunya selalu menghantuinya. Dia tak sanggup lagi…
Wish you were here,” Katanya dengan nada lirih.
Diiringi mentari yang menampakan sinarnya dengan malu-malu. Teringat akan dia kembali…