Cakka terbelalak kaget mendapati sosok Gadis yang berada didepannya sekarang...
Gadis itu yang kemarin hampir saja dia tabrak... Sepertinya Gadis itu juga kaget melihat Cakka yang kini didepannya...
Cakka menyuruh Ibu dan Gadis itu duduk... Terlihat Gadis itu masih memperhatikan Cakka...
" Ini anak saya...." Kata Ibu itu...
Cakka menatap kembali Gadis itu... Memang sudah bukan tatapan kosong lagi... Melainkan tatapan heran...
" Oh... Ya... Kalau boleh tahu siapa namamu?"Tanya Cakka
" Oik .. Mas...eh Dokter...." Ucap Gadis itu...
" Hahaha... Gak apa-apa kok kamu manggilnya Mas ... Santai aja..." Kata Cakka kemudian melanjutkan kata-katanya...
" Bu... Boleh saya berbicara berdua dengan anak ibu?" Tanya Cakka
" Ya silahkan... Saya keluar dulu... Permisi..." Kata Ibu itu lalu keluar dari ruangan Cakka...
Setelah Ibu itu keluar Oik mengangkat jari telunjuknya dan menunjuk kearah Cakka meminta penjelasan...
" Gak usah kaget... Aku Cakka... Dokter anak sekaligus psikolog dirumah sakit ini..."Kata Cakka mengulurkan tangannya...
Oik menyambutnya...
" Eh.. Maaf aku gak tahu kalau Mas ini.. Dokter... Maaf yah soal kemarin..." Kata Oik menundukan kepalanya...
" Gak apa-apa kok... Aku malah ingin jadi teman kamu... Bisakah kita bicara sebagai teman bukan sebagai Dokter atau Psikolog dengan pasiennya?" Kata Cakka
Oik terdiam tak menjawab...
" Dok..e... Mas... Boleh tolong jelasin kenapa Mama membawa aku kemari? Aku masih bingung..."
" Mamamu cerita segala sesuatu tentangmu... Kau punya masalah besar? Ceritakanlah..."
Oik menatap canggung kepada Cakka...
" Eh... Jangan canggung anggap aku temanmu... Hmm... Kalau disini kayaknya kamu bakalan canggung... Kita duduk disofa situ saja... Biar kamu lebih leluasa menceritakannya..." Kata Cakka sambil berdiri dan duduk disofa tak jauh dari situ diikuti Oik yang dengan canggung duduk berjarak dengan Cakka...
" Nah sekarang ceritakanlah... Tak baik masalah dipendam sendiri... Harus ada teman berbagi..."Kata Cakka...
Airmata Oik mulai jatuh kembali tapi dia masih didalam diam tak mau mengeluarkan sedikitpun kata...
" Tuh kan.... Semakin kamu menyimpan sendiri maka akan semakin sakit dan tak dapat membuatmu menemukan solusi... Kasian mamamu.. Dia turut sedih apabila keadaanmu seperti ini... Dia tak ingin melihatmu terpuruk seperti ini..."
Tangis Oik semakin menjadi-jadi... Airmatanya sudah tumpah ruah ... Sudah hampir 3minggu hari-harinya Ia lewati dengan menangis-menangis dan menangis... Dia memang bukan sosok yang cengeng tapi entah mengapa dia lelah dan lemah belakangan ini... Sulit menerima situasi makanya dia berubah menjadi Gadis yang cengeng...
Oik masih terisak... Cakka menyapu-nyapu punggung Oik... Untuk sementara waktu dia diam dan tak berbicara... Memberikan kesempatan pada Oik... Mungkin setelah menangis seperti ini Oik mau menceritakan masalahnya... Sehingga Cakka juga bisa menemukan solusi terhadap masalah-masalah yang Oik hadapi... Sepertinya tak hanya 1 masalah... Cakka bisa merasakan berbagai masalah yang ada didalam diri Gadis manis yang bernama Oik yang ada dihadapannya ini...
Tiba-tiba Oik kembali memeluk Cakka dan menangis sejadi-jadinya didalam pelukan Cakka...
"A..h..akh.. Hiks.. Aku..eh..ga.. Kuat .. Mas... Masalah ini he... Terlalu...eh.hiks..a.. Ber..at..." Kata Oik masih didalam pelukan Cakka...
Cakka membelai rambut Gadis itu... Menyapu punggungnya berharap dirinya bisa memberikan sebuah ketenangan kepada Oik... Airmata Oik terus membasahi baju putih Cakka... Namun setiap belaian Cakka mampu membuat sedikit demi sedikit rasa tenang kepada Gadis itu... Perlahan tetapi pasti Ia merasakan sebuah ketenangan yang belum pernah Ia rasakan sebelumnya...
Tanpa mereka sadari sepasang mata mengamati mereka dari balik pintu tersenyum pahit lalu menutup pintu dengan perlahan lalu berlari semakin menjauh dari ruangan itu...
Beberapa menit kemudian Oik melepaskan pelukannya dari Cakka... Ia merasa sudah tenang...
" Maaf mas... Lagi-lagi.... Aku main nyosor aja mas... Jangan anggap aku agresif mas... Aku tak tahu kenapa juga bisa memeluk mas..."Kata Oik tertunduk
" Tak apa-apa... Itulah gunanya teman kan ... Dan sekarang kita berteman yah..." Kata Cakka mengulurkan jari kelikingnya kepada Oik bak anak kecil yang baru mendapatkan teman baru... Oik menautkan jari kelingkingnya pada Cakka lalu tersenyum tipis...
" Ayo... Sekarang kita sudah berteman tak usah ragu ceritakan masalahmu..."
Oik menghela nafas... Mencoba menceritakan masalahnya kepada orang yang baru dia kenal... Baru kali ini... Bahkan teman-temannya disekolah tak mau diceritakan... Entah kenapa dia percaya pada Cakka... Bukan karena Cakka seorang Dokter atau Psikolog... Dari mana rasa percaya itu datang Oik tak tahu...
" Aku punya pacar... Namanya Obiet... Kami pacaran sudah 1 tahun.. Tapi 3 minggu lalu dia mutusin aku... Tanpa aku tahu masalahnya... Setahu aku belakangan ini dia malah lebih romantis dari biasanya... Tapi dia malah mutusin aku... Huh! Aku gak terima... Dan Gak sampai sehari aku dengar dia jadian dengan Gita... Dan mas tahu Gita itu siapa?"
Cakka mengangkat kedua pundaknya...
" Gita itu sahabatku sendiri... Bahkan dia yang menyupport hubungan aku dengan Obiet... bisa dibilang dia adalah mak comblang aku dengan Obiet... Tapi malah dia yang ngerusak hubunganku dengan Obiet... Aku sakit hati banget..." Oik menceritakannya dengan wajah sedih tapi airmatanya sudah tidak keluar... Dia hanya bersandar dengan lemas dikursi sofa...
Cakka mendengarkan cerita Oik...
" Gak cuma disitu... Belum habis kesedihanku karena Obiet dan Gita... Aku dikejutkan dengan kabar bahwa Obiet meninggal dunia karena kecelakaan... Aku shock berat... Obiet telah tiada... Walaupun dia telah menyakiti aku... Tapi tak bisa aku pungkiri kalau rasa sayang itu lebih besar daripada rasa sakit ini..." Ucap Oik... Airmatanya mengalir dipipi tapi dia mendongakan wajahnya keatas berusaha menahan airmatanya agar tak jatuh lebih banyak lagi... Dia juga tak mau Cakka menilainya sebagai Gadis yang cengeng...
" Hanya itu masalahmu?" Tanya Cakka memastikan... Karena Cakka yakin masalah Oik bukan hanya itu...
Oik mengangguk tapi kepalanya seperti biasa tertuduk... Cakka memegang dagu Oik agar menatapnya... Mata Gadis itu berkaca-kaca membuatnya semakin yakin kalau Masalah Oik bukan cuma itu...
" Gak boleh menyimpan masalah Oik... Aku bisa melihat kamu punya masalah selain itu... Tatap mataku katakan kalau memang masalahmu hanya itu..."
Oik menyerah melihat mata Cakka...
" Ya... Masalahku memang tak cuma itu..." Ia menarik nafasnya dalam-dalam sementara Cakka tak mau banyak berkata-kata lagi... Dia hanya menunggu gadis itu menceritakan masalahnya...
" Keluargaku termasuk keluarga yang kurang harmonis... Papa bekerja diluar negeri dan hanya pulang setahun sekali... Mama sibuk dengan pekerjaannya juga... Padahal sebelum kami kaya waktu kami masih hidup dirumah yang sederhana kami sangat sering berkumpul... Dan beberapa hari sebelum kematian Obiet... Aku memergoki mama sedang berpelukan dengan seorang laki-laki dan itu bukan Papa... Mesra sekali... Mama tak tahu kalau aku melihatnya... Aku sakit tega sekali mama berbuat seperti itu mengkhianati papa..." Oik kembali mendongakan wajahnya keatas menahan airmatanya kembali tapi sia-sia... Airmata kelemahan itu kembali mengalir dipipinya...
Cakka mengusap airmata Oik dengan tangannya dan usapan tangan itu mendinginkan hati Oik yang kini telah panas... Ia menutup matanya merasakan benar-benar dingin... Sentuhan apa ini?
Oik tersadar dia segera menetralisir dirinya kembali...
" Maaf... Aku cengeng..."
" Tak apa... Asal bisa membuat hatimu tenang... Sekarang bagaimana perasaanmu setelah menceritakan sebuah masalahmu?"
" Lebih lega... Terima kasih mas..."
" Sama-sama... Sekarang jangan kau pikirkan masalahmu dulu... Aku pasti membantumu agar terlepas dari masalahmu... Dan soal masalah Obiet... Obiet telah pergi biarkan dia pergi dengan tenang... Aku tahu memang sulit tapi maafkan kesalahannya... Dan bawa itu sebagai pelajaran agar kamu bisa menemukan orang yang lebih baik dari Obiet... Aku tak ingin kamu bersedih terus... Apa kegemaranmu?"Tanya Cakka
" Heh? Kegemaranku?" Oik mengernyitkan dahinya Heran dengan pertanyaannya Cakka yang sepertinya OOT (Out Of Topic)
" Iya..."
" Aku suka memasak... Soalnya dengan memasak aku bisa menuangkan segala kreasi.. Apalagi ada hasilnya... Kita bisa menikmati hasilnya..."Kata Oik
" Kau suka memasak? Sama dong..."
" Hah? Mas juga suka memasak?..."
" Bukan kamu kan suka memasak... Aku suka menyantap berarti... Cocok gitu..."
Oik tertawa kecil...
" Mas bisa aja..."
Akhirnya Cakka bisa melihat Oik tertawa walaupun itu tawa yang kecil... Berarti sudah ada kemajuan... Cakka sering menghadapi Gadis-gadis remaja yang labil.. Tapi entah mengapa Oik membuatnya sangat tertarik Untuk membantunya mengatasi masalahnya.. Padahal biasanya Cakka jenuh dengan pasien-pasien yang labil...
" Kapan-kapan kamu bisa dong masakin Mas..."
" Boleh kok... Mas sukanya apa?"
" Aku suka makanan indonesia... Tanpa daging... Aku lebih suka sayur-sayuran dari pada daging... Seperti Gado-Gado, Bubur manado, Sayur asem,dan lain-lain... Soalnya sayuran itu lebih menyehatkan..." Kata Cakka yang mulai lagi dengan teori kedokterannya...
" Sama... Oik juga kurang suka daging...hehehe..."
Cakka dan Oikpun terlibat percakapan santai bak dua orang kawan lama... Berbicara dengan Cakka yang walaupun lebih tua beberapa tahun dari Oik membuat Oik merasa seperti berbicara dengan sahabatnya sendiri bahkan dia sejenak lupa dengan masalah yang menghantuinya belakangan ini...
Cakka melihat jam tangannya sudah menunjukan pukul 11:45... Sebentar lagi dia harus makan siang... Dan jam 1 nanti gilirannya membuka klinik Dokter anak...
" Yasudah Oik... Jangan sedih lagi yah... Kalau sedih datang cari aku saja... Aku siap kapanpun sebagai teman untukmu... Sekarang kita keluar Mamamu pasti khawatir dengan keadaanmu..."
Oik mengangguk dan kemudian Cakka mengantarnya keluar dari ruangannya menemui Mama Oik yang sedari tadi menunggu diluar...
" Bu... Anak ibu tidak apa-apa hanya ada sedikit tekanan... Bila ada waktu saya ingin berbicara juga empat mata dengan ibu... Tapi tidak sekarang karena saya harus istirahat dan membuka praktek Dokter anak sebentar siang..."
" Baiklah Dok... Kalau ada waktu pasti saya kembali... Terima kasih..."
Cakka berlalu dari hadapan Oik dan Mamanya..
Mama Oik heran sekali mendapati Oik sudah tidak dengan tatapan kosong... Tatapannya meski masih tersirat kesedihan tapi ada keceriaan dibaliknya...
Mantra apa yang Cakka gunakan sehingga membuat Oik seperti itu?
>>>>>>>>>>>>>>>
" Dokter..." Panggil seseorang... Cakka menoleh kearah sumber suara tersebut.. Didapatinya seorang perawat...
" Ya..."
" Tadi Dokter Shilla mencari anda..."
" Oh ya? Sekarang Shilla kemana?"
" Sepertinya tadi berlari kearah kantin Dok... Dia kelihatan sedih gitu setelah dari ruangan dokter Cakka..."
" Dia ke ruanganku?"
" Ia Dok... Sudah saya larang karena ada pasien... Tapi tetap saja dia bersikukuh mau keruangan Dokter... Tapi setelah itu malah dia berlari dengan wajah sedih Dok..."
Cakka menepuk Jidatnya... Pasti Shilla melihat adegan Pelukan Dia dan Oik... Shilla tak boleh salah paham...
Cakka segera berlari menuju kantin...
Dicarinya Shilla dikantin tersebut tapi tak Ia temukan... Dia hanya melihat Ify sedang membawa makanan Kepada pembeli-pembelinya...
Cakka menghampiri Ify...
" Ify... Lihat Shilla Gak?" Tanya Cakka
" Mbak Shilla? Tadi dia kesini sih Mas... Tapi Gak lama... Dia cerita sama Ify katanya liat mas Cakka lagi pelukan sama cewek diruangan mas Cakka..."
" Tuh kan benar... Pasti dia salah paham... Kamu tahu gak Fy sekarang dia dimana?" Tanya Cakka
" Emang siapa sih mas cewek itu?"
" Nanti aku ceritakan yang penting dimana Shilla sekarang?"
" Sepertinya nih Mas... Belakangan ini mbak Shilla sering ke taman di rsj sebelah mas... Beberapa kali Ify kan bawa makanan sama dokter-dokter di rsj... Dan Ify beberapa kali liat mbak Shilla disana..."
Cakka mengernyitkan dahinya...
Whaaat?? RSJ? Untuk apa Shilla kesana? Shilla kan bukan dokter Jiwa... Buat apa dia kesana?
" Oke makasih ya Fy... Aku coba kesana..." Kata Cakka
Memegang tangan Ify tanda terima kasih...
Kemudian berlari meninggalkan Ify menuju RSJ...
Sentuhan ini?
RSJ tepat berada dibelakang Klinik umum hanya dibatasi pagar pembatas agar pasien RSJ yang aneh bin ajaib tak keluar dari tempatnya...
Cakka menyusuri koridor RSJ... Disepanjang koridor tampak orang-orang yang ajaib-ajaib.. Ada yang menggonggong seperti anjing, ada yang berjalan bak supermodel diatas catwalk, ada yang tertawa sendiri, Ada yang memeluk-memeluk segala macam boneka...
Sebenarnya Cakka sering kemari karena dia juga dibutuhkan disini... Cuma belakangan ini dia jarang kemari karena Dia juga banyak mendapat pasien untuk urusan Psikologis...
Taman di RSJ terletak disayap kiri RSJ tepat disamping ruangan seorang dokter... Cakka jadi was-was jangan-jangan Shilla sering datang kemari menemui dokter itu...
Dia menemukan Shilla sedang duduk disamping airmancur...
Cakka mendekat...
" Shilla..." Ucap Cakka...
Shilla menoleh kearah Cakka dan tersenyum sinis kearahnya...
" Sudah selesai?"
" Shill..., kamu salah paham... Aku cuma menghibur dia ... Dia pasienku..."
" Aku tahu dia pasienmu... Tapi aku ini manusia yang punya rasa cemburu... Aku lihat kau juga begitu menikmati saat kalian berpelukan..."
" Shilla... Aku mohon mengertilah... Aku cuma menenangkannya karena dia punya masalah besar..."
" Apa kau pernah menenangkanku ketika aku punya masalah? Selama 5 tahun kita pacaran kau tak pernah memeluk menenangkanku seperti itu..."
" Itu karena......."
" Karena apa Cakka?" Ucap Shilla dengan nada meninggi...
" Itu Karena kamu tak pernah terlihat rapuh didepanku... Itu karena kamu tak pernah memperlihatkan masalahmu didepanku... Kau tak pernah menangis walau aku tahu kamu itu sedang sedih itulah sebabnya aku tak menenangkanmu... Karena kau sering mencari ketenanganmu sendiri....Bagaimana aku tahu jika kau sedang punya masalah... Jika aku hanya mempunyai sedikit waktu denganmu?"Kata Cakka...
Shilla terdiam... Memang benar yang diucapkan Cakka... Dia memang selalu menyembunyikan masalahnya didepan Cakka meski dia tahu Cakka pasti mengetahuinya... Dia ingin terlihat sebagai wanita yang tangguh... Tak ingin tergantung kepada Cakka... Apalagi pekerjaan mereka membuat mereka jarang bertemu... Disaat Cakka punya waktu Shilla tak punya... Disaat Shilla punya waktu Cakka tak punya... Dan tanpa Ia sadari Ia merasakan kesepian yang mendalam...
Runtuhlah pertahanan Shilla sebagai wanita tangguh... Kali ini dia menangis... Pertama kalinya Cakka melihat seorang Shilla menangis dihadapannya...
Cakka memeluk Shilla menyandarkan kepala Shilla diatas bahunya... Membelai halus ubun-ubun kepalanya... Sama seperti Caranya menenangkan Oik tadi... Shilla merasakan ketenangan didalam pelukan Cakka 5 tahun pacaran dia baru merasakan pelukan Cakka sekarang... Ternyata dipeluk seorang Cakka sangat membuatnya merasa berbeda begitu hangat dan nyaman... Pantas saja pasien-pasiennya selalu betah berada didalam pelukan Cakka...
" Akhirnya runtuh juga hati kerasmu...." Kata Cakka tersenyum...
Shilla melepaskan pelukan Cakka dengan wajah manyun...
" Sudah... Jelek tahu begitu... Sekarang ayo balik buat apa kau disini...? Mau menjadi ajaib seperti orang-orang disini...?"
" Ih Cakka..... Abis dirumah sakit tamannya ga ada airmancur jadi gak enak..."Kata Shilla
" Benar nih ga ada alasan lain? Atau jangan-jangan kamu mau bertemu Dokter Deva lagi..."
" Cakkaaaaaa.... Negatif thinking deh... Orang bukan mau ketemu Dokter Deva..."
" Kamu juga tadi negatif thinking sama aku... Berarti benar kamu kamu mau ketemu seseorang disini...."
Shilla gelagapan...
" Eh.. Gak kok... Yaudah yuk balik...." Shilla menarik tangan Cakka...
Cakka bisa membaca ada sesuatu yang Shilla sembunyikan tapi dia tak mau mempermasalahkannya... Soalnya sebentar lagi dia harus pergi ke klinik anak... Tak sempat makan siang kalau seperti ini...
>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Jam sudah menunjukan pukul 19:00... Ketika Cakka baru menyelesaikan tugasnya sebagai dokter anak... Belakangan ini banyak anak-anak mengalami Gangguan pernapasan karena udara Jakarta yang terganggu polusi asap kendaraan yang tak sehat untuk dihirup... Banyak juga yang mengalami batuk-batuk karena konsumsi snack yang tidak sehat... Ada berbagai macam penyakit pada anak yang dikarenakan udara, gizi, lingkungan dan lain-lain... Semakin maju dan canggih segala sesuatu didunia ini... Semakin banyak penyakit yang muncul...
Ia memasuki ruangannya... Mau mengambil tas dan kunci mobil sebelum pulang kerumahnya...
Diatas mejanya ada sekotak makanan yang dibungkus... Cakka membukanya... Didalam ada Gado-gado kesukaannya...
Serta secarik kertas disampingnya...
' maaf mas Cakka... Ify lancang masuk keruangan mas... Cuma mau ngasih gado-gado ini buat mas... Ify tahu mas Cakka belum makan dari tadi siang... jadi Ify bawain ini buat mas... Selamat menikmati...
-Ify-'
Cakka tersenyum mengambil Gado-gado tersebut... Membawa tasnya serta mengambil kunci mobilnya... Hendak keluar tapi sepertinya dia lupa akan sesuatu....
Zebra Cake...
Cakka membuka lemari mengambil sekotak Zebra Cake pemberian Shilla... Lalu berjalan keluar mengambil mobilnya dan melaju menuju rumahnya....
>>>>>>>>>>>>>>>>
Oik terdiam ditempat tidurnya pikirannya kembali tidak tenang.... Kali ini dia sudah tidak memikirkan tentang Obiet...
Tadi dia sudah bertekad untuk melupakan Obiet... Yang dipikirannya hanyalah Mama dan Papanya...
Tadi sepulang dari rumah sakit Oik mendengar Mamanya sedang menelepon Papanya dan terjadi pertengkaran yang hebat sekali...
Makanya Ia jadi takut lagi... Dia menjadi sedih kembali....
Tiba-tiba badannya Gemetaran... Keringat dingin mengucur ditubuhnya... Wajahnya pucat pasi.... Dingin....
Oik butuh kehangatan....
Tak beberapa lama kemudian Mamanya masuk kedalamnya... Dan panik melihat Oik seperti itu...
" Oik kamu kenapa nak? Sakit?" Tanya mamanya yang segera mendekat keranjang Oik...
Tak ada Jawaban dari Oik... Tubuhnya semakin bergetar.... Dingin yang Ia rasakan menusuk kulit...
Mama Oik panik segera memeluk Oik... Oik merasa kehangatan memang tapi tetapi tidak untuk ketenangan...
Tak berlama-lama mamanya dengan susah payah mengangkat Oik seperti anak kecil padahal badan Oik dengan mamanya hampir sama... Akhirnya dibantu pembantu-pembantunya Mama Oik berhasil memasukan Oik kedalam mobil...
Dan menyuruh sang supir mengantarkannya kerumah Sakit...
^.^.^.^.^.^.^.^.^.^.^.^.^.^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar