Stay Here With the Cloudy
Dibalik mendung ada penantian…
(2nd Sequel of Gone With the Wind)
Dibalik tawa renyahnya ternyata ada mendung. Dibalik gembira riangnya ternyata ada mendung. Dibalik senyum hangatnya ternyata ada mendung. Meski mendung menyelimutinya, dia tak lantas hanyut didalam mendung. Dia terus meyakini bahwa suatu saat mentari akan datang menyinarinya sehingga dia tak terus-terusan mendung.
Ya, Dia. Dia yang mengajarkan dan memberitahukan kepadaku bahwa tak selamanya mendung itu kelabu.
***
Prolog
Sengatan mentari tertutup awan, langit seketika berubah menjadi kelabu, hujan hampir saja turun ketika seorang gadis memasuki area sebuah kantor. Gedung kantor itu menjulang tinggi, berdiri kokoh. Tak beberapa lama setelahnya, dia sudah bersama seorang wanita berjalan menyusuri setiap lantai marmer. Hingga tiba disebuah ruangan yang didepannya terpajang sebuah papan bertuliskan Directur. Setelahnya, menyuruhnya untuk masuk kedalam. Dan wanita itu meninggalkannya sendirian.
Ditatapnya, daun pintu ruangan tersebut. Sebelum menyiapkan mental masuk kedalamnya, dia menelan ludahnya. Rasa gugup, takut melebur dalam dirinya. Diapun menarik nafasnya dalam-dalam lalu mencoba membuka pintu ruangan tersebut. Belum sempat disentuhnya, pintu itu sudah bergeser sedikit. Samar-samar dia mendengarkan suara gaduh dari dalam ruangan.
…Hei Fy… please aku gak mau kalau kita putus…
…Aku salah apa sih Fy?...
…Hahaha… apa mungkin ada lelaki lain? Siapa dia? Cari masalah denganku…
…Apa? Bukannya kamu yang egois? Kamu kan yang memutuskan sebelah pihak…
…Please, Fy…
…Hallo… Ify… Ify… Jangan tutup teleponnya…
…Ify… IFYYYYYYYY…
Bruuuuukk---, Kemudian terdengar sebuah benda berbunyi sangat keras, bunyi hantaman sesuatu pada tembok sebelum jatuh berkeping-keping. Sepertinya, lelaki yang ada didalam ruangan itu mencampakan ponselnya.
Seketika wajah gadis itu berubah pucat, dia makin takut untuk masuk kedalam, haruskah dia masuk kedalam menemui ‘calon atasannya’ itu dalam keadaan seperti itu? Tidak mungkin! Tapi bagaimana dengan pekerjaannya? Hari ini jadwal interview, dia tak mau gagal untuk kesekian kalinya. Bagaimana dengan mimpinya? Sementara gadis itu bertengkar dengan batinnya. Tak disangka, pintu terbuka dengan sangat kasarnya. Seseorang dibaliknya keluar, dan kaget mendapati seorang gadis yang tidak dikenalinya berdiri mematung didepan pintu.
“Untuk apa kamu berdiri disitu?,” Tanyanya masih terpengaruh emosi.
“Saya… saya Shilla pak,” Katanya gugup.
“Saya tidak bertanya nama kamu! Kamu tidak mendengarkan pertanyaan saya?! Abeng… Abeng!!!!!!,” Teriaknya.
Seseorang datang, lelaki dengan pakaian necis, sepertinya bawahan lelaki itu.
“Bawa dia keluar dari kantorku!!!!!,” Usirnya.
“Tapi pak… saya ada jadwal interview dengan bapak disini,” Kata gadis itu.
“Tidak! Kamu tidak diterima dikantor ini… sekarang juga pergiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii!!!!!!! Dan bilang juga sama yang lain saya tidak menerima tamu hari ini!,” Katanya dengan emosi yang meluap-luap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar