Aku buat cerpen :)
pemainnya Cakka-Alvin-Sivia-Oik…
Baca yah :) sankyu
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
12 Tahun yang lalu…
Seorang anak laki-laki kecil kira-kira berumur 5 tahun… melihat seorang
gadis kecil sedang duduk ditaman sendirian sambil memeluk sebuah
boneka…
Kelihatannya gadis itu sangat kesepian tak ada satu orang anak yang
menghampirinya… padahal banyak sekali anak-anak yang seumuran
dengan dia bermain disekitarnya…
Gadis itu mempunyai mata yang bersinar sehingga anak laki-laki itu jadi
ingin berteman dengannya… diapun menghampiri Gadis kecil itu…
“Hei … kamu kok sendirian…”Kata anak laki-laki kecil itu…
Tak ada jawaban dari gadis kecil itu…
“Kamu bisu yah? Kok gak jawab…?”
Gadis kecil itu masih terus diam… Anak laki-laki kecil itu masih
penasaran dengan gadis kecil didepannya… Dia menatap gadis kecil
itu…
“Kamu kesepian yah? Aku mau kok jadi teman kamu…” Kata anak laki-laki
kecil itu sambil duduk disamping Gadis kecil itu…
“Terima kasih…” Jawab gadis kecil itu singkat…
=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=
Di salah satu café di Ibukota tampak seorang wanita anggun sedang
menikmati secangkir kopi susu … sepertinya dia sedang menunggu
seseorang…
Tak lama kemudian turun seorang Pria dewasa menggunakan BMW silver lalu
menemui wanita tersebut… Setelah cipika-cipiki merekapun
berbincang-bincang…
“Jadi… bagaimana dengan rencana kita…”
“Yah… kita akan menjodohkan anak kita,…”
“Isteri kamu sudah mengetahuinya?”
“Belum… ku mohon rahasiakan ini sampai aku benar-benar siap mengatakan kepada
isteriku…”
“Anak gadismu sekarang berumur berapa tahun?”
“5 tahun… anak laki-lakimu…?”
“sama… kurasa mereka berjodoh… kita tunggu 12 tahun nanti baru kita
mengatakannya…”
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
12 Tahun kemudian…..
“Cakkaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa” teriak Oik dengan penuh amarah…. Yang diteriakan namanya Cuma bisa
menggosok-gosok kupingnya dengan wajah tak bersalah…
“Oik… bisa pelan napa aku gak budek tahu…” Kata Cakka masih
menggosok-gosok kupingnya…
“Kamu apain rok akuuuuu? Hah? Sampe permen karet nempel begini…” Kata
Oik memperlihatkan permen karet yang menempel diroknya…
“Yakin kamu aku yang buat?” Tanya Cakka santai…
“Yah yakinlah… siapa lagi coba yang biasa ngerjain aku selain kamu…?”Oik
mendengus kesel…
“Tapi suka kan dikerjain gitu… tandanya aku perhatian sama kamu…”
Kata Cakka menggoda Oik sambil mencolek dagunya…
Tiba-tiba wajah Oik jadi merah…
“Itu wajahnya merah….Berarti suka kan…?”
“Gaaaaaaaakkkk!!!!!!..... Awas kamu yah Cakka….” Kata Oik sambil mengejar Cakka keliling
lapangan…
Cakka dan Oik sudah kelas 12 SMA tapi masih suka kejar-kejaran sama kayak
anak SD… Cakka memang sering mengerjai Oik... Pokoknya setelah
masuk SMA Oik bertemu dengan Cakka bahkan sekelas terus dengan Cakka
dari situlah mulai kesengsaraan Oik dikerjain habis-habisan…
Ditambah lagi Cakka adalah tetangganya makin lengkaplah penderitaan
Oik… Tapi kalau gak ada Cakka … Oik juga merasa kesepian…
begitupun sebaliknya… jadi mereka kayak bersimbiosis parasitisme
tapi juga mutualisme #abaikan… sama-sama merugikan tapi juga
sama-sama menguntungkan…
>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Sebuah mobil Honda jazz merah berhenti di sebuah rumah yang cukup mewah…
turun seorang anak laki-laki yang seumuran dengan Cakka dan Oik…
Dia mengetuk pintu seorang wanita paruh baya keluar…
“Bibi… Sivia udah siap?”
“Sudah kok den Alvin...”
Tak beberapa lama kemudian keluar seorang gadis yang memiliki mata yang
bersinar… tunggu itu kan anak kecil 12 tahun lalu…
kini telah berubah menjadi Gadis yang cantik dengan rambut panjang yang
digerai…
Dan laki-laki itu dia anak laki-laki 12 tahun lalu…
Mereka masuk kedalam mobil lalu melaju ke sebuah rumah sakit… Heh? Rumah
sakit…?
Yap, ternyata Gadis kecil itu bernama Sivia dan anak laki-laki kecil itu
bernama Alvin… Sivia mempunyai penyakit Asma dari kecil maka dari
itu dia sering menyendiri dan tidak mempunyai teman… diapun tidak
sekolah disekolah formal melainkan home schooling… karena Sivia
tidak boleh melakukan aktivitas yang membuat dirinya drop… sudah 12
tahun ini Alvin dipercayakan mamanya Sivia untuk menjaga Sivia… yah
sejak kejadian ditama tempo hari…
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
“Heh? Ngapain kamu kemari? Mau ngerjain aku lagi?... silahkan keluar dari
kamarku… dan aku gak mau dimarahin Bunda kamu lagi dan dituduh
nyulik kamu kayak waktu itu!” Sembur Oik ketika melihat siapa yang
mengetuk kaca jendelanya… Yap Oik pernah dimarahin Bundanya Cakka
tak Cuma sekali dua kali tetapi berulang-ulang kali kalau Cakka kabur
kerumahnya… entah kenapa Bundanya Cakka sangat sensitive dengan
Oik… Padahal anaknya sendiri yang mau kerumahnya udah gitu
dirumahnya malah ngerepotin abis… dikerjain deh pokoknya… sebel!
Eits tunggu dulu dari raut wajahnya Cakka kelihatannya dia punya
masalah… makanya Oik membuka jendelanya … Cakka langsung loncat
kedalam kamar Oik…
Wajahnya kelihatannya kusut dan kacau… Dia langsung rebahan dikasur Oik
tanpa minta izin… memejamkan matanya sekejap… lalu membuka
kembali…
“Oik… aku numpang istirahat disini…” Katanya…
“Loh emang kamar kamu kenapa?” Tanya Oik
Cakka memindahkan posisi badannya dari tidur menjadi duduk ditempat tidur
Oik…
Oik mendekati Cakka dan menatap Cakka… kelihatannya ada yang aneh dari
sorot matanya… kekecewaan? Mungkin…
“Nanti kuceritakan…” Kata Cakka sambil tidur dipangkuan Oik…
“Eh apa-apaan ini…” Protes Oik…
Tapi Cakka telah tertidur… Cepat sekali…
Oik menatap Cakka yang tertidur pulas… mengelus halus kepalanya…
mengingat kembali masa-masa kesengsaraannya dengan sosok yang kini
tertidur dipangkuannya…
Dia merasakan sesuatu yang beda ketika dia berada disamping orang itu…
Perasaan yang dari dulu semenjak bertemu dengan Cakka dan sampai
sekarang dia masih merasakan getarannya… entah apa namanya… Apa
mungkin ini cinta?
Oik segera menepis jauh-jauh…. Dia menggeser posisi Cakka mengganti
pangkuannya dengan bantal… setelah itu duduk disofa tak jauh dari
situ dan beberapa saat kemudian ikut tertidur…
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Alvin dan Sivia baru pulang dari rumah sakit segera pergi ketaman tempat
mereka pertama kali bertemu 12 tahun lalu…
Terlihat banyak anak kecil mondar-mandir kesana kemari mereka seakan
bernostalgia pada masa 12 tahun lalu…
Mereka juga duduk dibangku taman tempat mereka pertama kali bertemu…
“Gak kerasa yah Vin kejadian itu udah 12 tahun yang lalu…”Kata Sivia
Alvin tersenyum…
“Yah… aku rasa baru kemarin bertemu dengan Sivia yang kecil imut… kini
telah berubah menjadi sivia yang dewasa…dan cantik..”
Kata-kata Alvin berhasil membuat Sivia blush…
“Makasih yah udah mau menjaga aku selama 12 tahun… makasih udah mau nemenin
orang yang gak berguna dan penyakitan seperti aku…”Kata Sivia
Alvin meletakan jari telunjuknya dibibir sivia…
“Ssssttt… jangan diteruskan… itu memang kewajibanku… karena kamu orang yang
kusayangi dari dulu…”Kata Alvin
Merekapun terdiam dalam sunyi… (?)
“Vin… kalau nanti aku pergi… kamu janji yah bakal tetap sayang sama aku…
bakal tetap ngingat aku…”
“kok kamu ngomongnya begitu sih?”Tanya Alvin…
Sivia tersenyum … senyum yang tidak tulus dari hati…
“Karena pasti suatu saat aku pasti akan meninggalkanmu…”Kata Sivia
Alvin memeluk Sivia… mencoba menguatkan Sivia kalau itu semua tidak akan
pernah terjadi….
>>>>>>>>>>>>>>
Cakka bangun dari tidurnya… membuka matanya perlahan masih samar-samar
kemudian duduk disamping Oik yang masih tertidur…
Tak beberapa lama kemudian Oik ikut juga membuka matanya…
“Eh Cakka udah bangun?...”Tanya Oik
“Kamu ketiduran disini yah… maaf…”Kata Cakka penuh rasa bersalah…
“Ah… gak apa-apa kok…” Kata Oik sambil memperbaiki posisi duduknya…
Oik masih melihat kekusutan diwajah Cakka… benar-benar kusut…
“Kamu kenapa sih Cakka? Katanya kan kamu mau cerita sama aku…”Kata Oik
Cakka tertunduk lemas…
“Sebelumnya aku mau minta maaf karena selama ini sudah ngerjain kamu… aku minta
maaf karena suka ngusilin kamu… itu semua karena aku sayang sama
kamu Ik… aku mau supaya aku selalu ada didekatmu…”
Oik kaget dengan pengakuan Cakka…
“Trus?”
Cakka menarik nafasnya kemudian menceritakan kronologisnya dari awal…
“Apa? Jadi kamu dijodohkan sama mama kamu dengan anak temannya”
Oik kaget setengah mati setelah mendengar cerita dari Cakka…
Cakka hanya mengangguk…
“Tapi aku gak mau… makanya aku kemari… karena orang lain telah
menempati hatiku…”Kata Cakka
Entah kenapa Oik jadi berkaca-kaca setelah mendengar berita itu… Oik jadi
sadar kalau Cakka orang yang buat hari-harinya penuh dengan
‘penderitaan’ karena tak henti-hetinya dikerjain… adalah
pengisi hatinya sampai saat ini… sehingga dia tak rela ketika
mendengar cerita dari Cakka… Dengan suara bergetar Oik bertanya…
“Siapa yang menempati hatimu itu…?” Tanya Oik
“Kamu…” Jawab Cakka singkat lalu segera memeluk Oik…
Tangis keduanya pecah dalam pelukan…
“Aku tahu kalau kamu juga merasakan hal yang sama denganku… Jawab yang
jujur…” Cakka melanjutkan…
Oik masih terdiam dalam pelukannya bersama Cakka… Tak mampu berkutik
entah kenapa…
“Jawab Oik…”
Oikpun menjawab dengan sebuah anggukan…
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Alvin mengantarkan Sivia pulang kerumahnya… Sivia masuk kedalam rumah dan
tak sengaja mendengarkan percakapan kedua orang tuanya…
“Papa kenapa gak bilang sama mama soal perjodohan itu?”Tanya Mama Sivia
meminta penjelasan dari Papa Sivia…
“Tapi kan sekarang papa sudah bilang ma…”
“Kasihan Sivia Pa… dia kan dekat sama Alvin gimana kalau dia tahu…?”
“memang dia harus tahu… Dia harus mengikuti perintah Papa…”
“Jadi papa masih sayang sama dia? Sama wanita itu?”
Papa Sivia terdiam…
“Jawab Pa…”
“Dulu iya… tapi sekarang tidak setelah ada Sivia, aku tak pernah minta
apa-apa sama Mama dan Sivia… Cuma papa mohon kabulkanlah permintaan
Papa yang satu ini…”
Tiba-tiba suara nafas satu-satu… Asma sivia kambuh kemudian dia jatuh
pingsan… Mama dan Papanya sadar akan keberadaan Sivia… segera
menggotong Sivia dan membawanya kerumah sakit…
>>>>>>>>>>>>>>>>>>
6 Bulan kemudian…
Oik dan Cakka telah lulus dari SMA…
Oik memegang sebuah undangan berwarna merah dihias cantik dengan pita
yang juga berwarna merah…
Oik seakan tak kuat untuk membuka undangan tersebut…
Undangan pesta pertunangan…
Cakka Kawekas Nuraga
Dan
Sivia Azizah
Oik menutup kembali undangan tersebut… Airmata nya sudah berlinang…
Ditempat lain Alvin juga baru saja mendapat undangan yang sama dengan Oik…
Setelah melihat undangan tersebut dia segera mengambil mobilnya lalu melaju
kesebuah bukit dan melepaskan semua kekesalannya disana…
“AAAAAAAAAAA… DUNIAAA INI GAK ADIIIILLLLL… AKU BERJUANG ATAS NAMA CINTAAA… DAN
CINTA ITU MENGHANCURKANKUUUUUU” Alvin berteriak sekencang mungkin
diatas bukit itu… tak peduli dengan apa yang ada disekitarnya…
>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Oik menatap sendu sepasang laki-laki dan perempuan diatas panggung yang
sedang bertukar cincin…
Sang Laki-laki tampak gagah dan tampan mengenakan setelan jas… dan sang
perempuan tampak anggun memakai dress pink…
Ingin rasanya Oik menggantikan sang Perempuan itu… Karena sang Lelaki
adalah orang yang Ia cintai bahkan dia tahu bahwa sang lelaki
mempunyai perasaan yang sama dengannya…
Tak jauh dari situ tak berbeda jauh dengan Oik… Alvin menatap sendu
sepasang manusia yang ada didepan… sambil meminum sebuah minuman…
Sebenarnya dia tak ingin berada disini… karena hatinya akan sakit seperti
teriris-iris,, tapi dia ingin melihat bagaimana calon pendamping
untuk Sivia… menurutnya Cakka memang tepat untuk mendampingi Sivia…
“Kamu Alvin kan anaknya Pak Sindhunata?… kesini sama Siapa?”Tanya
seorang Pria…
“Iya … Sama Papa.. om…” Jawab Alvin
“Papamu mana?” Tanya Pria itu…
Tak lama kemudian seorang Pria datang… dan langsung bersalaman ala Pria
dewasa…
“Lama kita tak jumpa yah…”Kata Papa Alvin…
“Iya… terakhir waktu kita reunian… waktu itu anak kita masih kecil…”
“Oh iya Putrimu mana?”Tanya Ayah Alvin…
“Ada itu dia… Oik…”
Oik yang melamun sedari tadi sadar akan lamunannya lalu mendekati
ayahnya…
“Iya .. Ayah..” Kata Oik
“Manis sekali anakmu ini…”Kata Papanya Alvin
“Anakmu juga tampan…” Kata Ayahnya Oik…
“Kenalan dulu…” Suruh Papa Alvin
“Alvin…”
“Oik…”
“Wah Pak Azizah dan Bu Soebadri salut yah sama mereka… perjuangan cinta
mereka… walau mereka gak bisa bersatu… akhirnya anak-anaknya bisa
bersatu yah…”Kata Papa Alvin
Saat itupun Alvin dan Oik tahu latar belakang Cakka dan Sivia dijodohkan…
“Iya… atas nama cinta… haha… jadi ingat dulu masa kita SMA… Cakka
terlihat Tampan sekali dan pas bersama Sivia…” Kata Ayah Oik
Membuat Oik yang sedang minum tersendak…
“Kamu gak apa-apa Oik?”Tanya Ayah Oik
“Gak kok… gak apa-apa yah..”
“Aku ingin anak kita juga seperti mereka…”Kata Papa Alvin
Oik dan Alvin sama-sama tersendak mendengar hal tersebut….
Acara telah selesai saatnya salam-salaman… Alvin dan Oik ikut bersama
orang tuanya… sebenarnya mereka berdua tak mau ikut Cuma dipaksa
oleh Ayah dan Papa mereka…
Tiba giliran Oik bersalaman dengan Cakka…
Cakka menatap Oik dalam sekali… menginginkan Oik yang berada
disampingnya…
“Selamat ya Cakka…” Kata Oik mengulurkan tangannya… Cakka membalas
uluran tangan Oik dengan senyum kepahitan…
“Makasih…” Diapun mendekatkan kepalanya ketelinga Oik…
“Sampai kapanpun aku tetap mencintaimu…” Bisik Cakka ketelinga Oik…
Oik tak tahu sekarang apa yang dia harus perbuat… sedih dan senang
campur baur kedalam dirinya… mungkin ini yang dinamakan pengorbanan
atas nama Cinta… Cakka juga berkorban atas perasaannya atas nama
cintanya kepada orang tuanya… walau sakit…
Oik tersenyum pahit… Matanya mulai berkaca-kaca…
“Selamat yah Via…” Kata Oik sambil cipika-cipiki dengan Sivia
“Gak Oik… yang pantas berada diposisi ini kamu bukan aku…”Kata Sivia
Oik menggeleng…
“Kamu yang paling pantas…”
Yah sebelum ini Cakka dan Sivia telah bercerita tentang Alvin dan Oik …
sehingga mereka tahu akan posisinya masing-masing yang serba salah…
Memilih orang yang mereka cintai mereka atau berkorban demi orang tua
yang mereka cintai juga… Sebenarnya Sivia belum tahu Oik yang mana
tapi ketika dia melihat mata Cakka menatap Gadis yang sedang
bersalaman dengannya… Dia bisa menebak kalau itu adalah Oik yang
diceritakan Cakka…
setelah bersalaman dengan Sivia … Oik langsung pergi dari situ…
Hal yang sama dilakukan Alvin menyalami Cakka dan Sivia…
“Bro… Jaga Sivia baik-baik dia sangat berharga…” Kata Alvin berbisik
pada Cakka…
Cakka terdiam… Entah dia bisa menyanggupi permintaan Alvin atau tidak…
Alvin melanjutkan bersalaman dengan Sivia tanpa menatap matanya… karena
dia pasti akan hancur bila menatap mata Sivia yang bersinar itu…
Setelah itu pergi dari situ….
>>>>>>>>>>>>>>
Cakka sedang duduk ditepi kolam berenang… menjiprat-jipratkan air…
sambil mengingat kejahilannya dulu saat menjahili Oik…
Sesekali tertawa kecil tetapi dia ingat kembali kalau dia sekarang tak bersama
Oik… bahkan semenjak pesta pertunangannya dengan Sivia… Oik tak
pernah menemuinya lagi… Karena Oik telah pindah rumah tanpa
meninggalkan Alamat pada Cakka…
Tak lama kemudian Bunda Cakka memanggil…
“Cakka… siap-siap kita akan berangkat kerumah Sivia…”Kata Bunda Cakka
lalu pergi…
Cakka melangkahkan Kakinya dengan gontai menuju kamarnya… Lalu
bersiap-siap untuk pergi kerumah Sivia…
Setelah selesai dia dan kedua orang tuanya itu berangkat menuju rumah Sivia…
Kedatangan mereka disambut Baik oleh kedua orang tua Sivia…
Mereka duduk diruang keluarga dirumah Sivia sambil membicarakan sesuatu…
“Jadi bagaimana kalau kita majukan acara pernikahan anak kita… jangan 2
tahun lagi terlalu lama … Gimana kalau 5 bulan depan… lagi pula
Cakka juga sudah lulus SMA… tak apalah menikah muda… lagi pula
mau menunggu apa lagi…”Kata Papa Sivia
“Apa???? Dimajuin…”Cakka dan Sivia kaget mendengar pembicaraan itu…
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Beberapa bulan kemudian…
Disebuah hotel berbintang… tampak sebuah pelaminan… satu buah kue
pengantin dan banyak tamu yang hadir disitu… Hampir seluruh ruangan
penuh… Pengantinnya belum datang…
Disalah satu sudut ruangan tampak seorang gadis dewasa dengan rambut panjang
yang digerai memakai dress berwarna coklat bersama seorang lelaki
dengan setelan jas tampak gagah…
Tapi tahukah kalian? Bahwa mereka adalah orang yang paling rapuh dan
hancur ketika mendengar akan hal ini…
Sebuah mobil sedan memasuki area hotel tersebut turun sepasang mempelai
pengantin … Sang wanita memakai gaun putih dan pria dengan setelan
jasnya menggandeng wanita tersebut masuk kedalam Hotel…
Tak ada wajah keceriaan antara sepasang mempelai pengantin itu… dengan
ekspresi datar mereka naik kepelaminan lalu duduk bersama orang tua
mereka…
Disudut tadi Lelaki itu mengusap belakang sang Gadis mencoba menguatkan
melihat apa yang ada dihadapannya… padahal sebenarnya sang lelaki
juga tak kuat… hanya berusaha menguatkan…
Acarapun dimulai…
“Disaat yang berbahagia ini kita sama-sama menghadiri resepsi pernikahan dari
dua pasang insan yang dipersatukan… Alvin Jonathan Sindhunata dan
Oik Cahya Ramdlani…”
Ya… Ternyata yang menikah Alvin dan Oik… Alvin dan Oik juga dijodohkan
sama seperti halnya Cakka dan Sivia oleh kedua Ayahnya… bahkan
tanpa tunangan mereka langsung dinikahkan … Kejam memang… Soalnya
Alvin akan berangkat untuk Kuliah diluar negeri… Papanya
mengijinkan dengan syarat dia harus menikahi Oik dulu…
Oik melihat Cakka dan Sivia dari atas pelaminan ingin rasanya dia
menangis… memang cengeng tapi itulah yang dirasakannya sekarang…
Dia melihat Cakka membelai halus rambut Sivia sesekali berbisik pada
Sivia…
Oik merasa kalau Cakka telah bahagia bersama Sivia jadi dia juga harus
bahagia bersama Alvin…
“Selamat yah Oik Vin… gak nyangka kalian yang lebih dulu dari kita…”Ucap
Cakka bersalaman dengan Alvin dan Oik dengan senyum dan tetap
mengandeng Sivia yang berada disampingnya…
Sivia juga memberikan selamat dengan senyuman…
“Trus kalian kapan?”Tanya Oik
“Bulan depan mungkin”
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
4 Tahun kemudian
“Mama… mama… kok foto papa gak ada didompet mama… yang ada hanya om ini
… Om ini Siapa sih mah…?”Tanya anak perempuan kecil yang
berusia 4 tahun yang baru selesai membongkar-bongkar dompet mamanya…
Mamanya tersenyum getir….
“Namanya Om Alvin sayang… dia teman mama…” Kata Mamanya yang adalah
Sivia…
“Kok kalau teman mama kenapa fotonya disimpan didompet trus foto papa gak
ada?”
Sivia memeluk anak perempaun semata wayangnya itu…
“Karena papanya Lia gak mau kasih fotonya sama mama…” Alibi Sivia
“Trus Lia sering melihat mama dan papanya teman-teman Lia biasa mesra gitu…
kok mama dan papa gak pernah”Tanya anak perempuan kecil itu lagi…
Sivia tersenyum mendengar pertanyaan itu…
“Alvia… mama dan papa sibuk sama pekerjaan masing-masing… mama mengurus
kamu sedangkan papa sibuk sama urusan kantor… udah.. Lia gak boleh
nanya macem-macem lagi… sekarang ayo berangkat sekolah…” Kata
Sivia memeluk Alvia anaknya menuju mobilnya…
Nama anak Cakka dan Sivia diberi Nama Alvia ‘Alvin Sivia’ Sivia yang
memintanya… Cakka menyetujuinya Karena dia tahu seberapa besar rasa
sayang Sivia kepada Alvin sama dengan rasa sayangnya kepada Oik yang
tak akan pernah Sirna…
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Alvia duduk dipojok kelasnya… Oik melihatnya segera mendekatinya… Yap..
Oik adalah guru di TK Alvia sementara waktu ini dia mengajar disana
sambil menunggu Alvin kembali dari kuliahnya diluar negeri… untuk
menghibur dirinya dia mencoba menjadi guru TK karena dia suka dengan
dunia anak-anak…
Tanpa disangka Cakka memasukan anaknya ke TK tempat Oik mengajar…
“Lia kenapa? Kok murung sih…”Tanya Oik membelai halus rambut anak
kecil yang mirip dengan Sivia itu…
“Aneh sama mama dan papa…”
“Aneh kenapa Lia?”
“Aneh bunda… mama dan papa gak kayak orang tua yang lain… masa didompet
mama adanya foto orang lain bukan foto Papa”Kata Alvia
Alvia memanggil Oik dengan sebutan bunda … Cakka yang menyuruhnya…
Oik tahu apa alasan dari semua itu… Kalau Alvia membongkar dompetnya
pastilah foto Cakka yang ditemukan…
“Oh itu biasa Lia… Lia gak usah murung… mungkin papanya Lia gak
pernah ngasih foto sama Mamanya Lia…” Alibi Oik tepat seperti apa
yang dikatakan Sivia…
“Bukan Cuma itu…!!”
“Apalagi Lia?”
“AKU SEBEL SAMA DIA…” Kata Alvia menunjuk seorang anak laki-laki kecil
yang didepannya sementara memeletin lidahnya…
“Oh Raka?.. emang Raka kenapa Lia?”
“Dia selalu ngejahilin aku bunda… kemarin dia taruh permen karet
dikursiku… jadinya kan Rok aku kena permen karet…”
Oik tertawa mendengar cerita Alvia… Dia teringat akan kejadian 5 tahun
lalu saat dia dan Cakka duduk dibangku SMA…
“Ih,,,, kok bunda malah ketawa…”
“Gak bunda lucu… jadi ingat bunda dulu… teman bunda juga pernah
melakukan hal yang sama… tapi akhirnya bunda sayang dia sampe
sekarang”
‘dan orang itu adalah Ayahmu…’Lanjut Oik didalam hatinya
“Oh ya Bunda?”
“Iya… makanya hati-hati loh dengan perkataanmu…”
“Kalau sama dia Gak mungkin …”
Oik hanya tersenyum…
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Cakka tiba dirumahnya dengan lelah… Dia sedang Istirahat siang … dia
pulang kerumah rencananya Dia juga akan menjemput Alvia…
“Papaaaaaa…” Alvia menyambut dengan pelukan hangatnya…
“Eh Lia… udah pulang sekolah… siapa yang anter… Papa belum jemput
loh… Mama yah?”
“Bukan tadi Lia sama Bunda Oik… Mama baru datang tuh…”
“Trus Bunda Oik kemana?”Tanya Cakka dengan semangat…
“Udah pulang ganti baju… katanya bentar balik lagi…”
Tak lama kemudian Sivia keluar dari dapur…
“Via… kamu tahu hari ini dia datang?”Tanya Cakka
Sivia mengangguk … “Tadi Oik kemari… rencananya Aku sama Oik akan
menjemputnya…”
“Aku ikut…” Kata Cakka
Sementara Alvia yang mendengar pembicaraan mama dan papanya malah kebingungan…
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Cakka, Sivia, Oik dan Alvia telah tiba dibandara waktu menunjukan pukul
14.00 WIB … Alvin dijadwalkan tiba 5 menit lagi…
Cakka menggendong Alvia sedangkan Oik dan Sivia berjalah didepannya…
“Papa… kita mau jemput siapa sih?”
“Om Alvin…”
“Oh… Om yang ada didompet mama yah?”
Cakka mengangguk… Tak lama kemudian datang seorang Pria membawa beberapa
koper… Ya Dia Alvin…
Alvin segera mendekat kearah Sivia, Oik, Cakka dan Alvia…
Alvin benar-benar kangen dengan Sivia… Ingin sekali dia memeluk Sivia…
tapi dia sadar kalau Sivia telah menjadi milik orang lain dan Dia
telah menjadi milik orang lain juga… Dengen ekspresi datar Alvin
mendekati mereka semua…
“Hai Alvin… gimana kabarmu?” Sapa Sivia
“Baik…kamu?”
“Baik…”
Alvin melihat sesosok manusia mungil dalam gendongan Cakka…
“Helo… nama kamu siapa?” Alvin menyapa Alvia
“Alvia Om… panggil aja Lia… Om siapa sih? kok ada didompet mama
fotonya…”Tanya Alvia to the point
“Om? Om temannya mama sama papa kamu lah…”Kata Alvin…
“Cakka boleh aku gendong dia…?”Tanya Alvin kepada Cakka…
Cakkapun memberikan Alvia kepada Alvin… Alvin melihat Alvia membayangkan
sosok Sivia yang lugu… ditaman ketika Ia pertama kali bertemu
dengan Sivia begitu mirip… dan itu membuatnya Ingin memutar kembali
memori 17 tahun lalu…
Tanpa mereka sadari Cakka merangkul Oik dan Oik bersandar dibahu Cakka
sedangkan Alvin merangkul Sivia sambil menggendong Alvia…
Alvia yang melihatnya jadi aneh sendiri…
“Bunda ngapain mesra-mesraan sama Papa… Om juga ngapain mesra-mesraan sama
mama”
Merekapun akhirnya melepaskannya…
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Sivia memegang dadanya… Rasa sakit tak tertahankan… Nafasnya sudah
satu-satu… Asma kembali menyerangnya…
Semakin susah Ia bernafas… Kakinya seakan tak sanggup menahan berat
badannya… dan Ia jatuh…
Samar-samar dia melihat Cakka datang menghampirinya dan Hitam…
Sivia membuka matanya… dilihatnya disampingnya tabung Oksigen dan
dimulutnya dipasang alat pernapasan bantuan…
Cakka sedang menunggu disampingnya tertidur…
“Cakka…”
Cakka kaget dengan suara Sivia dia langsung mengangkat kepalanya…
“kamu sudah siuman…”
Sivia mengangguk pelan…
“Cakka… makasih yah sudah mau jadi pendamping buat aku selama 4 tahun ini…
makasih juga buat kado terindah kamu Alvia…”
“Kamu jangan ngomong seperti itu…”
“Aku mohon satu Cakka..”
“Apa?”
“Kamu bisa tolong telepon Alvin untuk kemari?”
“Pasti…”
Cakka segera mengambil HPnya lalu menelepon Alvin…
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Alvin kembali duduk ditaman tempat dia dan Sivia pertama kali bertemu saat
mereka masih bocah…
Merenungi segala sesuatu yang terjadi didalam kehidupannya selama beberapa
tahun belakangan ini… Semua seakan berubah drastis dari
kehidupannya yang dulu…
Tiba-tiba HPnya berbunyi…
Di screen ada nama ‘Cakka’
Alvin tak mau mengangkatnya… Setelah panggilan berakhir Alvin segera
mematikan HPnya…
Ini saatnya dia harus melupakan Sivia… Sivia telah bahagia bersama
Cakka apalagi mereka telah punya Alvia… Dia harus melupakan Sivia
dan saatnya membuka lembar baru bersama Oik…
Tapi sulit sekali baginya… Sivia sudah melekat dihatinya…
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Alvin menatap lirih sebuah batu nisan…
Diatas batu Nisan itu terukhir nama ‘Sivia Azizah’
Ya Sivia telah pergi untuk selama-lamanya… Waktu ditaman Cakka
menelepon Alvin tetapi Alvin tidak mengangkatnya ternyata saat itulah
Sivia pergi…
Cakka sempat marah terhadapa Alvin bahkan Alvin hampir dipukulinya…
Tetapi Amarah Cakka berhasil diredam oleh Oik…
Alvin juga sangat menyesal karena dia tidak mengangkat telepon Cakka waktu
itu dia mengutuki dirinya sendiri…
Kini Sivia telah pergi untuk selamanya… Apa yang diharapkannya lagi?
Alvia juga tampak tersedu-sedu melihat kepergian sang Mama… Cakka dan Oik
berusaha menenangkan Alvia…
“Oik… boleh bawa Alvia ke mobil.. aku dan Alvin ingin berbicara berdua…”
Kata Cakka…
Oikpun membawa Alvia keluar dari kompleks pemakaman itu menuju ke mobil…
Alvin masih terpatung… Ia tak percaya orang yang Ia cintai kini telah
tiada…
Cakka menepuk bahu Alvin…
“Sivia tetap mencintaimu sampai kapanpun…”
“Tapi dia bahagia bersamamu”
“Dia akan lebih bahagia kalau bersamamu hanya takdir yang belum
mengijinkan… Oh ya sebelum pergi Sivia menitip surat ini… Kuharap
kamu membacanya… aku tinggal dulu…” Kata Cakka memberikan
suratnya lalu meninggalkan Alvin ditempat itu…
Alvin segera membuka surat itu…
Dear my beloved Alvin,
Vin, Setelah kamu membaca surat ini mungkin aku telah pergi jauh… Jauh
meninggalkan semua kenangan kita… jauh meninggalkan semua
angan-angan kita yang tak pernah tercapai…
Lewat surat ini aku mau pamitan sama kamu… makasih sudah mau jadi pengisi
dihatiku… makasih juga telah menemaniku selama 17 tahun… makasih
sudah mau merawat aku yang sakit-sakitan… tak bisa kuungkapkan
lewat kata-kata rasa sayangku terhadapmu…
Mungkin didunia kita tak berjodoh… tapi siapa tahu dinirwana aku dan kamu
bisa bersatu… Thanks yah I Love You more than everything…
In the Name Of Love,
Sivia…
Airmata Alvin yang dari tadi tertahan kini tumpah bagaikan mata air yang
mengalir deras…
<The end>
…
Boong deh :P (makin panjang ni cerita gak pernah kelar-kelar) -____-
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Cakka yang baru pulang dari tempat kerjanya menemukan sebuah surat yang
tergeletak didepan pintu rumahnya… (Dari tadi surat melulu…-_-
lanjut yah :P)
Ia segera membuka surat tersebut…
Dear My Friend Cakka…
Bro… aku nulis surat ini to the point yah… Cuma mau pamitan… aku mau
balik ke luar negeri saja… soalnya disini bukan tempat yang tepat
untukku… Tapi kok aku merasa bahwa aku bakalan pergi selamanya
yah,,, Makanya aku nulis surat ini …titip Oik… aku yakin kamu
sayang Oik… aku yakin kamu cinta Oik… aku yakin Oikpun bagitu…
Saatnya memperjuangkan cinta kalian sebelum terlambat… atas nama Cinta
pasti kalian bisa … Udah yah bro… aku pegel nulisnya hehehe…
Good Bye,
Alvin
Membaca surat itu Cakka segera meletakan tas kerjanya lalu menuju kerumah
Oik…
Cakka masuk kedalam melihat Oik berdiri terpatung didepan TV…
Di TV ternyata ada berita kalau pesawat yang ditumpangi Alvin mengalami
kecelakaan dan dipastikan semua penumpangnya Tewas dan Alvin adalah
salah satu dari penumpang tersebut… (sinetron banget yah -___-)
Ya Alvin menyusul Sivia pergi untuk selama-lamanya…
Cakka dan Oik hanya bisa berpelukan sambil menangis melihat berita
tersebut… Sedih karena kedua Pasangan mereka telah pergi membawa
Cinta yang tak bisa bersatu… tapi ada kebahagiaan juga… itu
tandanya mereka bisa kembali memperjuangkan cinta mereka…
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
2 Tahun kemudian…
“Papa… kita kesini untuk apa?”Tanya Alvia pada Cakka ketika memasuki
sebuah rumah sakit…
“Alvia bakal punya adek baru…”Kata Cakka
Alvia kini telah duduk dibangku kelas 1 sd…
“Beneran pa?”
Cakka mengangguk…
“Asiiiikkkkkk…”
>>>>>>>>>>>>>>>>>
“Selamat Pak… anak anda sepasang…”Kata bu bidan
“Maksud anda kembar?”
Bidan itu mengangguk…
“Boleh saya melihat isteri saya…”
“Yah Silahkan…”
“Pa… Lia ikut…” Rengek Alvia
“Kamu tunggu disini aja… nanti abis ini baru boleh masuk…”
Cakka menitipkan Alvia kepada suster disitu lalu masuk kedalam…
Ia melihat dua sosok bayi mungil didalam incubator…
Cakka mendekati Oik yang kelihatannya lemah… dengan senyum mengembang
dipipi keduanya… Cakka membelai halus rambut Oik… lalu mengecup
keningnya…
Cakka meminta Izin kepada suster disitu untuk menggendong kedua anaknya
itu…
Cakka dan Oik tersenyum dan menyebutkan nama anak mereka…
“Alvin dan Sivia…”
Keduanya tertawa bahagia… Alvia ikut masuk kedalam Oik membelai rambut
Alvia… lengkaplah sudah “Alvin, Sivia dan Alvia…”
Nama Alvin dan Sivia akan selalu terkenang oleh Cakka dan Oik karena
mereka adalah orang-orang yang pernah mengisi kehidupan masing-masing
dan dari mereka juga Cakka dan Oik memperjuangkan cinta mereka
sehingga mereka bisa bahagia seperti sekarang ini…In the name of
LOVE…
Dari atas sana dua buah bintang yang saling berdekatan mengedipkan Cahaya
yang gemerlapan…
<The End>
Akhirnya selesai juga…hahaha maaf ceritanya aneh… maaf agak sedikit dewasa
juga hahahaha… maaf juga kalau jelek… yang jadi tambah pusing
gara-gara ngebacanya juga pisss -_-v … gak bermaksud…
Yang suka sankyu… yang view juga sankyu dan yang comment sankyu…
hehehehe
Kalau ada kesempatan nulis lagi deh :P kapan-kapan -_-v....
Boleh dicopas gak?
BalasHapusbleh copas yah... pliisss sumpah crita bgusss bngeeetttt.... :D so sweet....
BalasHapusboleh copy>paste ga'??
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusceritanya simpel dan menarik
BalasHapus