"There is no greater agony than bearing an untold story inside you." — Maya Angelou
Jumat, 24 Desember 2010
Besok Natal (~'.')~ ~('.')~ ~('.'~)
So the Holy Bible said....
Merry's Boy Child Jesus Christ was born on Christmas Day...
Besok Natal... Uyeeeee....
Yesus Lahir ke dunia untuk menyelamatkan kita semua...
Kasihnya tiada tanding....
Sekali lagi
Merry Christmas
25 Desember 2010...
God Bless you All :)
In the name of love - cerpen
Aku buat cerpen :)
pemainnya Cakka-Alvin-Sivia-Oik…
Baca yah :) sankyu
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
12 Tahun yang lalu…
Seorang anak laki-laki kecil kira-kira berumur 5 tahun… melihat seorang
gadis kecil sedang duduk ditaman sendirian sambil memeluk sebuah
boneka…
Kelihatannya gadis itu sangat kesepian tak ada satu orang anak yang
menghampirinya… padahal banyak sekali anak-anak yang seumuran
dengan dia bermain disekitarnya…
Gadis itu mempunyai mata yang bersinar sehingga anak laki-laki itu jadi
ingin berteman dengannya… diapun menghampiri Gadis kecil itu…
“Hei … kamu kok sendirian…”Kata anak laki-laki kecil itu…
Tak ada jawaban dari gadis kecil itu…
“Kamu bisu yah? Kok gak jawab…?”
Gadis kecil itu masih terus diam… Anak laki-laki kecil itu masih
penasaran dengan gadis kecil didepannya… Dia menatap gadis kecil
itu…
“Kamu kesepian yah? Aku mau kok jadi teman kamu…” Kata anak laki-laki
kecil itu sambil duduk disamping Gadis kecil itu…
“Terima kasih…” Jawab gadis kecil itu singkat…
=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=
Di salah satu café di Ibukota tampak seorang wanita anggun sedang
menikmati secangkir kopi susu … sepertinya dia sedang menunggu
seseorang…
Tak lama kemudian turun seorang Pria dewasa menggunakan BMW silver lalu
menemui wanita tersebut… Setelah cipika-cipiki merekapun
berbincang-bincang…
“Jadi… bagaimana dengan rencana kita…”
“Yah… kita akan menjodohkan anak kita,…”
“Isteri kamu sudah mengetahuinya?”
“Belum… ku mohon rahasiakan ini sampai aku benar-benar siap mengatakan kepada
isteriku…”
“Anak gadismu sekarang berumur berapa tahun?”
“5 tahun… anak laki-lakimu…?”
“sama… kurasa mereka berjodoh… kita tunggu 12 tahun nanti baru kita
mengatakannya…”
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
12 Tahun kemudian…..
“Cakkaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa” teriak Oik dengan penuh amarah…. Yang diteriakan namanya Cuma bisa
menggosok-gosok kupingnya dengan wajah tak bersalah…
“Oik… bisa pelan napa aku gak budek tahu…” Kata Cakka masih
menggosok-gosok kupingnya…
“Kamu apain rok akuuuuu? Hah? Sampe permen karet nempel begini…” Kata
Oik memperlihatkan permen karet yang menempel diroknya…
“Yakin kamu aku yang buat?” Tanya Cakka santai…
“Yah yakinlah… siapa lagi coba yang biasa ngerjain aku selain kamu…?”Oik
mendengus kesel…
“Tapi suka kan dikerjain gitu… tandanya aku perhatian sama kamu…”
Kata Cakka menggoda Oik sambil mencolek dagunya…
Tiba-tiba wajah Oik jadi merah…
“Itu wajahnya merah….Berarti suka kan…?”
“Gaaaaaaaakkkk!!!!!!..... Awas kamu yah Cakka….” Kata Oik sambil mengejar Cakka keliling
lapangan…
Cakka dan Oik sudah kelas 12 SMA tapi masih suka kejar-kejaran sama kayak
anak SD… Cakka memang sering mengerjai Oik... Pokoknya setelah
masuk SMA Oik bertemu dengan Cakka bahkan sekelas terus dengan Cakka
dari situlah mulai kesengsaraan Oik dikerjain habis-habisan…
Ditambah lagi Cakka adalah tetangganya makin lengkaplah penderitaan
Oik… Tapi kalau gak ada Cakka … Oik juga merasa kesepian…
begitupun sebaliknya… jadi mereka kayak bersimbiosis parasitisme
tapi juga mutualisme #abaikan… sama-sama merugikan tapi juga
sama-sama menguntungkan…
>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Sebuah mobil Honda jazz merah berhenti di sebuah rumah yang cukup mewah…
turun seorang anak laki-laki yang seumuran dengan Cakka dan Oik…
Dia mengetuk pintu seorang wanita paruh baya keluar…
“Bibi… Sivia udah siap?”
“Sudah kok den Alvin...”
Tak beberapa lama kemudian keluar seorang gadis yang memiliki mata yang
bersinar… tunggu itu kan anak kecil 12 tahun lalu…
kini telah berubah menjadi Gadis yang cantik dengan rambut panjang yang
digerai…
Dan laki-laki itu dia anak laki-laki 12 tahun lalu…
Mereka masuk kedalam mobil lalu melaju ke sebuah rumah sakit… Heh? Rumah
sakit…?
Yap, ternyata Gadis kecil itu bernama Sivia dan anak laki-laki kecil itu
bernama Alvin… Sivia mempunyai penyakit Asma dari kecil maka dari
itu dia sering menyendiri dan tidak mempunyai teman… diapun tidak
sekolah disekolah formal melainkan home schooling… karena Sivia
tidak boleh melakukan aktivitas yang membuat dirinya drop… sudah 12
tahun ini Alvin dipercayakan mamanya Sivia untuk menjaga Sivia… yah
sejak kejadian ditama tempo hari…
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
“Heh? Ngapain kamu kemari? Mau ngerjain aku lagi?... silahkan keluar dari
kamarku… dan aku gak mau dimarahin Bunda kamu lagi dan dituduh
nyulik kamu kayak waktu itu!” Sembur Oik ketika melihat siapa yang
mengetuk kaca jendelanya… Yap Oik pernah dimarahin Bundanya Cakka
tak Cuma sekali dua kali tetapi berulang-ulang kali kalau Cakka kabur
kerumahnya… entah kenapa Bundanya Cakka sangat sensitive dengan
Oik… Padahal anaknya sendiri yang mau kerumahnya udah gitu
dirumahnya malah ngerepotin abis… dikerjain deh pokoknya… sebel!
Eits tunggu dulu dari raut wajahnya Cakka kelihatannya dia punya
masalah… makanya Oik membuka jendelanya … Cakka langsung loncat
kedalam kamar Oik…
Wajahnya kelihatannya kusut dan kacau… Dia langsung rebahan dikasur Oik
tanpa minta izin… memejamkan matanya sekejap… lalu membuka
kembali…
“Oik… aku numpang istirahat disini…” Katanya…
“Loh emang kamar kamu kenapa?” Tanya Oik
Cakka memindahkan posisi badannya dari tidur menjadi duduk ditempat tidur
Oik…
Oik mendekati Cakka dan menatap Cakka… kelihatannya ada yang aneh dari
sorot matanya… kekecewaan? Mungkin…
“Nanti kuceritakan…” Kata Cakka sambil tidur dipangkuan Oik…
“Eh apa-apaan ini…” Protes Oik…
Tapi Cakka telah tertidur… Cepat sekali…
Oik menatap Cakka yang tertidur pulas… mengelus halus kepalanya…
mengingat kembali masa-masa kesengsaraannya dengan sosok yang kini
tertidur dipangkuannya…
Dia merasakan sesuatu yang beda ketika dia berada disamping orang itu…
Perasaan yang dari dulu semenjak bertemu dengan Cakka dan sampai
sekarang dia masih merasakan getarannya… entah apa namanya… Apa
mungkin ini cinta?
Oik segera menepis jauh-jauh…. Dia menggeser posisi Cakka mengganti
pangkuannya dengan bantal… setelah itu duduk disofa tak jauh dari
situ dan beberapa saat kemudian ikut tertidur…
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Alvin dan Sivia baru pulang dari rumah sakit segera pergi ketaman tempat
mereka pertama kali bertemu 12 tahun lalu…
Terlihat banyak anak kecil mondar-mandir kesana kemari mereka seakan
bernostalgia pada masa 12 tahun lalu…
Mereka juga duduk dibangku taman tempat mereka pertama kali bertemu…
“Gak kerasa yah Vin kejadian itu udah 12 tahun yang lalu…”Kata Sivia
Alvin tersenyum…
“Yah… aku rasa baru kemarin bertemu dengan Sivia yang kecil imut… kini
telah berubah menjadi sivia yang dewasa…dan cantik..”
Kata-kata Alvin berhasil membuat Sivia blush…
“Makasih yah udah mau menjaga aku selama 12 tahun… makasih udah mau nemenin
orang yang gak berguna dan penyakitan seperti aku…”Kata Sivia
Alvin meletakan jari telunjuknya dibibir sivia…
“Ssssttt… jangan diteruskan… itu memang kewajibanku… karena kamu orang yang
kusayangi dari dulu…”Kata Alvin
Merekapun terdiam dalam sunyi… (?)
“Vin… kalau nanti aku pergi… kamu janji yah bakal tetap sayang sama aku…
bakal tetap ngingat aku…”
“kok kamu ngomongnya begitu sih?”Tanya Alvin…
Sivia tersenyum … senyum yang tidak tulus dari hati…
“Karena pasti suatu saat aku pasti akan meninggalkanmu…”Kata Sivia
Alvin memeluk Sivia… mencoba menguatkan Sivia kalau itu semua tidak akan
pernah terjadi….
>>>>>>>>>>>>>>
Cakka bangun dari tidurnya… membuka matanya perlahan masih samar-samar
kemudian duduk disamping Oik yang masih tertidur…
Tak beberapa lama kemudian Oik ikut juga membuka matanya…
“Eh Cakka udah bangun?...”Tanya Oik
“Kamu ketiduran disini yah… maaf…”Kata Cakka penuh rasa bersalah…
“Ah… gak apa-apa kok…” Kata Oik sambil memperbaiki posisi duduknya…
Oik masih melihat kekusutan diwajah Cakka… benar-benar kusut…
“Kamu kenapa sih Cakka? Katanya kan kamu mau cerita sama aku…”Kata Oik
Cakka tertunduk lemas…
“Sebelumnya aku mau minta maaf karena selama ini sudah ngerjain kamu… aku minta
maaf karena suka ngusilin kamu… itu semua karena aku sayang sama
kamu Ik… aku mau supaya aku selalu ada didekatmu…”
Oik kaget dengan pengakuan Cakka…
“Trus?”
Cakka menarik nafasnya kemudian menceritakan kronologisnya dari awal…
“Apa? Jadi kamu dijodohkan sama mama kamu dengan anak temannya”
Oik kaget setengah mati setelah mendengar cerita dari Cakka…
Cakka hanya mengangguk…
“Tapi aku gak mau… makanya aku kemari… karena orang lain telah
menempati hatiku…”Kata Cakka
Entah kenapa Oik jadi berkaca-kaca setelah mendengar berita itu… Oik jadi
sadar kalau Cakka orang yang buat hari-harinya penuh dengan
‘penderitaan’ karena tak henti-hetinya dikerjain… adalah
pengisi hatinya sampai saat ini… sehingga dia tak rela ketika
mendengar cerita dari Cakka… Dengan suara bergetar Oik bertanya…
“Siapa yang menempati hatimu itu…?” Tanya Oik
“Kamu…” Jawab Cakka singkat lalu segera memeluk Oik…
Tangis keduanya pecah dalam pelukan…
“Aku tahu kalau kamu juga merasakan hal yang sama denganku… Jawab yang
jujur…” Cakka melanjutkan…
Oik masih terdiam dalam pelukannya bersama Cakka… Tak mampu berkutik
entah kenapa…
“Jawab Oik…”
Oikpun menjawab dengan sebuah anggukan…
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Alvin mengantarkan Sivia pulang kerumahnya… Sivia masuk kedalam rumah dan
tak sengaja mendengarkan percakapan kedua orang tuanya…
“Papa kenapa gak bilang sama mama soal perjodohan itu?”Tanya Mama Sivia
meminta penjelasan dari Papa Sivia…
“Tapi kan sekarang papa sudah bilang ma…”
“Kasihan Sivia Pa… dia kan dekat sama Alvin gimana kalau dia tahu…?”
“memang dia harus tahu… Dia harus mengikuti perintah Papa…”
“Jadi papa masih sayang sama dia? Sama wanita itu?”
Papa Sivia terdiam…
“Jawab Pa…”
“Dulu iya… tapi sekarang tidak setelah ada Sivia, aku tak pernah minta
apa-apa sama Mama dan Sivia… Cuma papa mohon kabulkanlah permintaan
Papa yang satu ini…”
Tiba-tiba suara nafas satu-satu… Asma sivia kambuh kemudian dia jatuh
pingsan… Mama dan Papanya sadar akan keberadaan Sivia… segera
menggotong Sivia dan membawanya kerumah sakit…
>>>>>>>>>>>>>>>>>>
6 Bulan kemudian…
Oik dan Cakka telah lulus dari SMA…
Oik memegang sebuah undangan berwarna merah dihias cantik dengan pita
yang juga berwarna merah…
Oik seakan tak kuat untuk membuka undangan tersebut…
Undangan pesta pertunangan…
Cakka Kawekas Nuraga
Dan
Sivia Azizah
Oik menutup kembali undangan tersebut… Airmata nya sudah berlinang…
Ditempat lain Alvin juga baru saja mendapat undangan yang sama dengan Oik…
Setelah melihat undangan tersebut dia segera mengambil mobilnya lalu melaju
kesebuah bukit dan melepaskan semua kekesalannya disana…
“AAAAAAAAAAA… DUNIAAA INI GAK ADIIIILLLLL… AKU BERJUANG ATAS NAMA CINTAAA… DAN
CINTA ITU MENGHANCURKANKUUUUUU” Alvin berteriak sekencang mungkin
diatas bukit itu… tak peduli dengan apa yang ada disekitarnya…
>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Oik menatap sendu sepasang laki-laki dan perempuan diatas panggung yang
sedang bertukar cincin…
Sang Laki-laki tampak gagah dan tampan mengenakan setelan jas… dan sang
perempuan tampak anggun memakai dress pink…
Ingin rasanya Oik menggantikan sang Perempuan itu… Karena sang Lelaki
adalah orang yang Ia cintai bahkan dia tahu bahwa sang lelaki
mempunyai perasaan yang sama dengannya…
Tak jauh dari situ tak berbeda jauh dengan Oik… Alvin menatap sendu
sepasang manusia yang ada didepan… sambil meminum sebuah minuman…
Sebenarnya dia tak ingin berada disini… karena hatinya akan sakit seperti
teriris-iris,, tapi dia ingin melihat bagaimana calon pendamping
untuk Sivia… menurutnya Cakka memang tepat untuk mendampingi Sivia…
“Kamu Alvin kan anaknya Pak Sindhunata?… kesini sama Siapa?”Tanya
seorang Pria…
“Iya … Sama Papa.. om…” Jawab Alvin
“Papamu mana?” Tanya Pria itu…
Tak lama kemudian seorang Pria datang… dan langsung bersalaman ala Pria
dewasa…
“Lama kita tak jumpa yah…”Kata Papa Alvin…
“Iya… terakhir waktu kita reunian… waktu itu anak kita masih kecil…”
“Oh iya Putrimu mana?”Tanya Ayah Alvin…
“Ada itu dia… Oik…”
Oik yang melamun sedari tadi sadar akan lamunannya lalu mendekati
ayahnya…
“Iya .. Ayah..” Kata Oik
“Manis sekali anakmu ini…”Kata Papanya Alvin
“Anakmu juga tampan…” Kata Ayahnya Oik…
“Kenalan dulu…” Suruh Papa Alvin
“Alvin…”
“Oik…”
“Wah Pak Azizah dan Bu Soebadri salut yah sama mereka… perjuangan cinta
mereka… walau mereka gak bisa bersatu… akhirnya anak-anaknya bisa
bersatu yah…”Kata Papa Alvin
Saat itupun Alvin dan Oik tahu latar belakang Cakka dan Sivia dijodohkan…
“Iya… atas nama cinta… haha… jadi ingat dulu masa kita SMA… Cakka
terlihat Tampan sekali dan pas bersama Sivia…” Kata Ayah Oik
Membuat Oik yang sedang minum tersendak…
“Kamu gak apa-apa Oik?”Tanya Ayah Oik
“Gak kok… gak apa-apa yah..”
“Aku ingin anak kita juga seperti mereka…”Kata Papa Alvin
Oik dan Alvin sama-sama tersendak mendengar hal tersebut….
Acara telah selesai saatnya salam-salaman… Alvin dan Oik ikut bersama
orang tuanya… sebenarnya mereka berdua tak mau ikut Cuma dipaksa
oleh Ayah dan Papa mereka…
Tiba giliran Oik bersalaman dengan Cakka…
Cakka menatap Oik dalam sekali… menginginkan Oik yang berada
disampingnya…
“Selamat ya Cakka…” Kata Oik mengulurkan tangannya… Cakka membalas
uluran tangan Oik dengan senyum kepahitan…
“Makasih…” Diapun mendekatkan kepalanya ketelinga Oik…
“Sampai kapanpun aku tetap mencintaimu…” Bisik Cakka ketelinga Oik…
Oik tak tahu sekarang apa yang dia harus perbuat… sedih dan senang
campur baur kedalam dirinya… mungkin ini yang dinamakan pengorbanan
atas nama Cinta… Cakka juga berkorban atas perasaannya atas nama
cintanya kepada orang tuanya… walau sakit…
Oik tersenyum pahit… Matanya mulai berkaca-kaca…
“Selamat yah Via…” Kata Oik sambil cipika-cipiki dengan Sivia
“Gak Oik… yang pantas berada diposisi ini kamu bukan aku…”Kata Sivia
Oik menggeleng…
“Kamu yang paling pantas…”
Yah sebelum ini Cakka dan Sivia telah bercerita tentang Alvin dan Oik …
sehingga mereka tahu akan posisinya masing-masing yang serba salah…
Memilih orang yang mereka cintai mereka atau berkorban demi orang tua
yang mereka cintai juga… Sebenarnya Sivia belum tahu Oik yang mana
tapi ketika dia melihat mata Cakka menatap Gadis yang sedang
bersalaman dengannya… Dia bisa menebak kalau itu adalah Oik yang
diceritakan Cakka…
setelah bersalaman dengan Sivia … Oik langsung pergi dari situ…
Hal yang sama dilakukan Alvin menyalami Cakka dan Sivia…
“Bro… Jaga Sivia baik-baik dia sangat berharga…” Kata Alvin berbisik
pada Cakka…
Cakka terdiam… Entah dia bisa menyanggupi permintaan Alvin atau tidak…
Alvin melanjutkan bersalaman dengan Sivia tanpa menatap matanya… karena
dia pasti akan hancur bila menatap mata Sivia yang bersinar itu…
Setelah itu pergi dari situ….
>>>>>>>>>>>>>>
Cakka sedang duduk ditepi kolam berenang… menjiprat-jipratkan air…
sambil mengingat kejahilannya dulu saat menjahili Oik…
Sesekali tertawa kecil tetapi dia ingat kembali kalau dia sekarang tak bersama
Oik… bahkan semenjak pesta pertunangannya dengan Sivia… Oik tak
pernah menemuinya lagi… Karena Oik telah pindah rumah tanpa
meninggalkan Alamat pada Cakka…
Tak lama kemudian Bunda Cakka memanggil…
“Cakka… siap-siap kita akan berangkat kerumah Sivia…”Kata Bunda Cakka
lalu pergi…
Cakka melangkahkan Kakinya dengan gontai menuju kamarnya… Lalu
bersiap-siap untuk pergi kerumah Sivia…
Setelah selesai dia dan kedua orang tuanya itu berangkat menuju rumah Sivia…
Kedatangan mereka disambut Baik oleh kedua orang tua Sivia…
Mereka duduk diruang keluarga dirumah Sivia sambil membicarakan sesuatu…
“Jadi bagaimana kalau kita majukan acara pernikahan anak kita… jangan 2
tahun lagi terlalu lama … Gimana kalau 5 bulan depan… lagi pula
Cakka juga sudah lulus SMA… tak apalah menikah muda… lagi pula
mau menunggu apa lagi…”Kata Papa Sivia
“Apa???? Dimajuin…”Cakka dan Sivia kaget mendengar pembicaraan itu…
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Beberapa bulan kemudian…
Disebuah hotel berbintang… tampak sebuah pelaminan… satu buah kue
pengantin dan banyak tamu yang hadir disitu… Hampir seluruh ruangan
penuh… Pengantinnya belum datang…
Disalah satu sudut ruangan tampak seorang gadis dewasa dengan rambut panjang
yang digerai memakai dress berwarna coklat bersama seorang lelaki
dengan setelan jas tampak gagah…
Tapi tahukah kalian? Bahwa mereka adalah orang yang paling rapuh dan
hancur ketika mendengar akan hal ini…
Sebuah mobil sedan memasuki area hotel tersebut turun sepasang mempelai
pengantin … Sang wanita memakai gaun putih dan pria dengan setelan
jasnya menggandeng wanita tersebut masuk kedalam Hotel…
Tak ada wajah keceriaan antara sepasang mempelai pengantin itu… dengan
ekspresi datar mereka naik kepelaminan lalu duduk bersama orang tua
mereka…
Disudut tadi Lelaki itu mengusap belakang sang Gadis mencoba menguatkan
melihat apa yang ada dihadapannya… padahal sebenarnya sang lelaki
juga tak kuat… hanya berusaha menguatkan…
Acarapun dimulai…
“Disaat yang berbahagia ini kita sama-sama menghadiri resepsi pernikahan dari
dua pasang insan yang dipersatukan… Alvin Jonathan Sindhunata dan
Oik Cahya Ramdlani…”
Ya… Ternyata yang menikah Alvin dan Oik… Alvin dan Oik juga dijodohkan
sama seperti halnya Cakka dan Sivia oleh kedua Ayahnya… bahkan
tanpa tunangan mereka langsung dinikahkan … Kejam memang… Soalnya
Alvin akan berangkat untuk Kuliah diluar negeri… Papanya
mengijinkan dengan syarat dia harus menikahi Oik dulu…
Oik melihat Cakka dan Sivia dari atas pelaminan ingin rasanya dia
menangis… memang cengeng tapi itulah yang dirasakannya sekarang…
Dia melihat Cakka membelai halus rambut Sivia sesekali berbisik pada
Sivia…
Oik merasa kalau Cakka telah bahagia bersama Sivia jadi dia juga harus
bahagia bersama Alvin…
“Selamat yah Oik Vin… gak nyangka kalian yang lebih dulu dari kita…”Ucap
Cakka bersalaman dengan Alvin dan Oik dengan senyum dan tetap
mengandeng Sivia yang berada disampingnya…
Sivia juga memberikan selamat dengan senyuman…
“Trus kalian kapan?”Tanya Oik
“Bulan depan mungkin”
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
4 Tahun kemudian
“Mama… mama… kok foto papa gak ada didompet mama… yang ada hanya om ini
… Om ini Siapa sih mah…?”Tanya anak perempuan kecil yang
berusia 4 tahun yang baru selesai membongkar-bongkar dompet mamanya…
Mamanya tersenyum getir….
“Namanya Om Alvin sayang… dia teman mama…” Kata Mamanya yang adalah
Sivia…
“Kok kalau teman mama kenapa fotonya disimpan didompet trus foto papa gak
ada?”
Sivia memeluk anak perempaun semata wayangnya itu…
“Karena papanya Lia gak mau kasih fotonya sama mama…” Alibi Sivia
“Trus Lia sering melihat mama dan papanya teman-teman Lia biasa mesra gitu…
kok mama dan papa gak pernah”Tanya anak perempuan kecil itu lagi…
Sivia tersenyum mendengar pertanyaan itu…
“Alvia… mama dan papa sibuk sama pekerjaan masing-masing… mama mengurus
kamu sedangkan papa sibuk sama urusan kantor… udah.. Lia gak boleh
nanya macem-macem lagi… sekarang ayo berangkat sekolah…” Kata
Sivia memeluk Alvia anaknya menuju mobilnya…
Nama anak Cakka dan Sivia diberi Nama Alvia ‘Alvin Sivia’ Sivia yang
memintanya… Cakka menyetujuinya Karena dia tahu seberapa besar rasa
sayang Sivia kepada Alvin sama dengan rasa sayangnya kepada Oik yang
tak akan pernah Sirna…
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Alvia duduk dipojok kelasnya… Oik melihatnya segera mendekatinya… Yap..
Oik adalah guru di TK Alvia sementara waktu ini dia mengajar disana
sambil menunggu Alvin kembali dari kuliahnya diluar negeri… untuk
menghibur dirinya dia mencoba menjadi guru TK karena dia suka dengan
dunia anak-anak…
Tanpa disangka Cakka memasukan anaknya ke TK tempat Oik mengajar…
“Lia kenapa? Kok murung sih…”Tanya Oik membelai halus rambut anak
kecil yang mirip dengan Sivia itu…
“Aneh sama mama dan papa…”
“Aneh kenapa Lia?”
“Aneh bunda… mama dan papa gak kayak orang tua yang lain… masa didompet
mama adanya foto orang lain bukan foto Papa”Kata Alvia
Alvia memanggil Oik dengan sebutan bunda … Cakka yang menyuruhnya…
Oik tahu apa alasan dari semua itu… Kalau Alvia membongkar dompetnya
pastilah foto Cakka yang ditemukan…
“Oh itu biasa Lia… Lia gak usah murung… mungkin papanya Lia gak
pernah ngasih foto sama Mamanya Lia…” Alibi Oik tepat seperti apa
yang dikatakan Sivia…
“Bukan Cuma itu…!!”
“Apalagi Lia?”
“AKU SEBEL SAMA DIA…” Kata Alvia menunjuk seorang anak laki-laki kecil
yang didepannya sementara memeletin lidahnya…
“Oh Raka?.. emang Raka kenapa Lia?”
“Dia selalu ngejahilin aku bunda… kemarin dia taruh permen karet
dikursiku… jadinya kan Rok aku kena permen karet…”
Oik tertawa mendengar cerita Alvia… Dia teringat akan kejadian 5 tahun
lalu saat dia dan Cakka duduk dibangku SMA…
“Ih,,,, kok bunda malah ketawa…”
“Gak bunda lucu… jadi ingat bunda dulu… teman bunda juga pernah
melakukan hal yang sama… tapi akhirnya bunda sayang dia sampe
sekarang”
‘dan orang itu adalah Ayahmu…’Lanjut Oik didalam hatinya
“Oh ya Bunda?”
“Iya… makanya hati-hati loh dengan perkataanmu…”
“Kalau sama dia Gak mungkin …”
Oik hanya tersenyum…
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Cakka tiba dirumahnya dengan lelah… Dia sedang Istirahat siang … dia
pulang kerumah rencananya Dia juga akan menjemput Alvia…
“Papaaaaaa…” Alvia menyambut dengan pelukan hangatnya…
“Eh Lia… udah pulang sekolah… siapa yang anter… Papa belum jemput
loh… Mama yah?”
“Bukan tadi Lia sama Bunda Oik… Mama baru datang tuh…”
“Trus Bunda Oik kemana?”Tanya Cakka dengan semangat…
“Udah pulang ganti baju… katanya bentar balik lagi…”
Tak lama kemudian Sivia keluar dari dapur…
“Via… kamu tahu hari ini dia datang?”Tanya Cakka
Sivia mengangguk … “Tadi Oik kemari… rencananya Aku sama Oik akan
menjemputnya…”
“Aku ikut…” Kata Cakka
Sementara Alvia yang mendengar pembicaraan mama dan papanya malah kebingungan…
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Cakka, Sivia, Oik dan Alvia telah tiba dibandara waktu menunjukan pukul
14.00 WIB … Alvin dijadwalkan tiba 5 menit lagi…
Cakka menggendong Alvia sedangkan Oik dan Sivia berjalah didepannya…
“Papa… kita mau jemput siapa sih?”
“Om Alvin…”
“Oh… Om yang ada didompet mama yah?”
Cakka mengangguk… Tak lama kemudian datang seorang Pria membawa beberapa
koper… Ya Dia Alvin…
Alvin segera mendekat kearah Sivia, Oik, Cakka dan Alvia…
Alvin benar-benar kangen dengan Sivia… Ingin sekali dia memeluk Sivia…
tapi dia sadar kalau Sivia telah menjadi milik orang lain dan Dia
telah menjadi milik orang lain juga… Dengen ekspresi datar Alvin
mendekati mereka semua…
“Hai Alvin… gimana kabarmu?” Sapa Sivia
“Baik…kamu?”
“Baik…”
Alvin melihat sesosok manusia mungil dalam gendongan Cakka…
“Helo… nama kamu siapa?” Alvin menyapa Alvia
“Alvia Om… panggil aja Lia… Om siapa sih? kok ada didompet mama
fotonya…”Tanya Alvia to the point
“Om? Om temannya mama sama papa kamu lah…”Kata Alvin…
“Cakka boleh aku gendong dia…?”Tanya Alvin kepada Cakka…
Cakkapun memberikan Alvia kepada Alvin… Alvin melihat Alvia membayangkan
sosok Sivia yang lugu… ditaman ketika Ia pertama kali bertemu
dengan Sivia begitu mirip… dan itu membuatnya Ingin memutar kembali
memori 17 tahun lalu…
Tanpa mereka sadari Cakka merangkul Oik dan Oik bersandar dibahu Cakka
sedangkan Alvin merangkul Sivia sambil menggendong Alvia…
Alvia yang melihatnya jadi aneh sendiri…
“Bunda ngapain mesra-mesraan sama Papa… Om juga ngapain mesra-mesraan sama
mama”
Merekapun akhirnya melepaskannya…
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Sivia memegang dadanya… Rasa sakit tak tertahankan… Nafasnya sudah
satu-satu… Asma kembali menyerangnya…
Semakin susah Ia bernafas… Kakinya seakan tak sanggup menahan berat
badannya… dan Ia jatuh…
Samar-samar dia melihat Cakka datang menghampirinya dan Hitam…
Sivia membuka matanya… dilihatnya disampingnya tabung Oksigen dan
dimulutnya dipasang alat pernapasan bantuan…
Cakka sedang menunggu disampingnya tertidur…
“Cakka…”
Cakka kaget dengan suara Sivia dia langsung mengangkat kepalanya…
“kamu sudah siuman…”
Sivia mengangguk pelan…
“Cakka… makasih yah sudah mau jadi pendamping buat aku selama 4 tahun ini…
makasih juga buat kado terindah kamu Alvia…”
“Kamu jangan ngomong seperti itu…”
“Aku mohon satu Cakka..”
“Apa?”
“Kamu bisa tolong telepon Alvin untuk kemari?”
“Pasti…”
Cakka segera mengambil HPnya lalu menelepon Alvin…
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Alvin kembali duduk ditaman tempat dia dan Sivia pertama kali bertemu saat
mereka masih bocah…
Merenungi segala sesuatu yang terjadi didalam kehidupannya selama beberapa
tahun belakangan ini… Semua seakan berubah drastis dari
kehidupannya yang dulu…
Tiba-tiba HPnya berbunyi…
Di screen ada nama ‘Cakka’
Alvin tak mau mengangkatnya… Setelah panggilan berakhir Alvin segera
mematikan HPnya…
Ini saatnya dia harus melupakan Sivia… Sivia telah bahagia bersama
Cakka apalagi mereka telah punya Alvia… Dia harus melupakan Sivia
dan saatnya membuka lembar baru bersama Oik…
Tapi sulit sekali baginya… Sivia sudah melekat dihatinya…
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Alvin menatap lirih sebuah batu nisan…
Diatas batu Nisan itu terukhir nama ‘Sivia Azizah’
Ya Sivia telah pergi untuk selama-lamanya… Waktu ditaman Cakka
menelepon Alvin tetapi Alvin tidak mengangkatnya ternyata saat itulah
Sivia pergi…
Cakka sempat marah terhadapa Alvin bahkan Alvin hampir dipukulinya…
Tetapi Amarah Cakka berhasil diredam oleh Oik…
Alvin juga sangat menyesal karena dia tidak mengangkat telepon Cakka waktu
itu dia mengutuki dirinya sendiri…
Kini Sivia telah pergi untuk selamanya… Apa yang diharapkannya lagi?
Alvia juga tampak tersedu-sedu melihat kepergian sang Mama… Cakka dan Oik
berusaha menenangkan Alvia…
“Oik… boleh bawa Alvia ke mobil.. aku dan Alvin ingin berbicara berdua…”
Kata Cakka…
Oikpun membawa Alvia keluar dari kompleks pemakaman itu menuju ke mobil…
Alvin masih terpatung… Ia tak percaya orang yang Ia cintai kini telah
tiada…
Cakka menepuk bahu Alvin…
“Sivia tetap mencintaimu sampai kapanpun…”
“Tapi dia bahagia bersamamu”
“Dia akan lebih bahagia kalau bersamamu hanya takdir yang belum
mengijinkan… Oh ya sebelum pergi Sivia menitip surat ini… Kuharap
kamu membacanya… aku tinggal dulu…” Kata Cakka memberikan
suratnya lalu meninggalkan Alvin ditempat itu…
Alvin segera membuka surat itu…
Dear my beloved Alvin,
Vin, Setelah kamu membaca surat ini mungkin aku telah pergi jauh… Jauh
meninggalkan semua kenangan kita… jauh meninggalkan semua
angan-angan kita yang tak pernah tercapai…
Lewat surat ini aku mau pamitan sama kamu… makasih sudah mau jadi pengisi
dihatiku… makasih juga telah menemaniku selama 17 tahun… makasih
sudah mau merawat aku yang sakit-sakitan… tak bisa kuungkapkan
lewat kata-kata rasa sayangku terhadapmu…
Mungkin didunia kita tak berjodoh… tapi siapa tahu dinirwana aku dan kamu
bisa bersatu… Thanks yah I Love You more than everything…
In the Name Of Love,
Sivia…
Airmata Alvin yang dari tadi tertahan kini tumpah bagaikan mata air yang
mengalir deras…
<The end>
…
Boong deh :P (makin panjang ni cerita gak pernah kelar-kelar) -____-
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Cakka yang baru pulang dari tempat kerjanya menemukan sebuah surat yang
tergeletak didepan pintu rumahnya… (Dari tadi surat melulu…-_-
lanjut yah :P)
Ia segera membuka surat tersebut…
Dear My Friend Cakka…
Bro… aku nulis surat ini to the point yah… Cuma mau pamitan… aku mau
balik ke luar negeri saja… soalnya disini bukan tempat yang tepat
untukku… Tapi kok aku merasa bahwa aku bakalan pergi selamanya
yah,,, Makanya aku nulis surat ini …titip Oik… aku yakin kamu
sayang Oik… aku yakin kamu cinta Oik… aku yakin Oikpun bagitu…
Saatnya memperjuangkan cinta kalian sebelum terlambat… atas nama Cinta
pasti kalian bisa … Udah yah bro… aku pegel nulisnya hehehe…
Good Bye,
Alvin
Membaca surat itu Cakka segera meletakan tas kerjanya lalu menuju kerumah
Oik…
Cakka masuk kedalam melihat Oik berdiri terpatung didepan TV…
Di TV ternyata ada berita kalau pesawat yang ditumpangi Alvin mengalami
kecelakaan dan dipastikan semua penumpangnya Tewas dan Alvin adalah
salah satu dari penumpang tersebut… (sinetron banget yah -___-)
Ya Alvin menyusul Sivia pergi untuk selama-lamanya…
Cakka dan Oik hanya bisa berpelukan sambil menangis melihat berita
tersebut… Sedih karena kedua Pasangan mereka telah pergi membawa
Cinta yang tak bisa bersatu… tapi ada kebahagiaan juga… itu
tandanya mereka bisa kembali memperjuangkan cinta mereka…
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
2 Tahun kemudian…
“Papa… kita kesini untuk apa?”Tanya Alvia pada Cakka ketika memasuki
sebuah rumah sakit…
“Alvia bakal punya adek baru…”Kata Cakka
Alvia kini telah duduk dibangku kelas 1 sd…
“Beneran pa?”
Cakka mengangguk…
“Asiiiikkkkkk…”
>>>>>>>>>>>>>>>>>
“Selamat Pak… anak anda sepasang…”Kata bu bidan
“Maksud anda kembar?”
Bidan itu mengangguk…
“Boleh saya melihat isteri saya…”
“Yah Silahkan…”
“Pa… Lia ikut…” Rengek Alvia
“Kamu tunggu disini aja… nanti abis ini baru boleh masuk…”
Cakka menitipkan Alvia kepada suster disitu lalu masuk kedalam…
Ia melihat dua sosok bayi mungil didalam incubator…
Cakka mendekati Oik yang kelihatannya lemah… dengan senyum mengembang
dipipi keduanya… Cakka membelai halus rambut Oik… lalu mengecup
keningnya…
Cakka meminta Izin kepada suster disitu untuk menggendong kedua anaknya
itu…
Cakka dan Oik tersenyum dan menyebutkan nama anak mereka…
“Alvin dan Sivia…”
Keduanya tertawa bahagia… Alvia ikut masuk kedalam Oik membelai rambut
Alvia… lengkaplah sudah “Alvin, Sivia dan Alvia…”
Nama Alvin dan Sivia akan selalu terkenang oleh Cakka dan Oik karena
mereka adalah orang-orang yang pernah mengisi kehidupan masing-masing
dan dari mereka juga Cakka dan Oik memperjuangkan cinta mereka
sehingga mereka bisa bahagia seperti sekarang ini…In the name of
LOVE…
Dari atas sana dua buah bintang yang saling berdekatan mengedipkan Cahaya
yang gemerlapan…
<The End>
Akhirnya selesai juga…hahaha maaf ceritanya aneh… maaf agak sedikit dewasa
juga hahahaha… maaf juga kalau jelek… yang jadi tambah pusing
gara-gara ngebacanya juga pisss -_-v … gak bermaksud…
Yang suka sankyu… yang view juga sankyu dan yang comment sankyu…
hehehehe
Kalau ada kesempatan nulis lagi deh :P kapan-kapan -_-v....
Inside a Story - Cerpen
Apalagi kalau malam hari seperti ini.... Aku paling tak suka...
Kumelihat screen HPku pukul 00:18...
Segera ku buka sebuah pesan masuk tersebut....
From : Dekka
^Kak... Bukain pintu dong aku diluar baru pulang^
What? Cakka baru pulang.... Dengan gontai aku melangkahkan kakiku menuju pintu...
Aku takut membangunkan Om Tunggul... Aku takut juga kalau Cakka dimarahi lagi seperti yang dulu...
Walau aku memang bukan siapa-siapa dirumah ini tapi..... Cakka sudah kuanggap seperti adikku sendiri...
Aku segera mengambil kunci dan pelan-pelan membuka pintu...
Tampak Cakka yang urak-urakan masuk...
"Cakka... Kamu dari mana?"Tanyaku pelan...
"Aku? Nungguin Pacarku lah..."
"Tunggu pacar kamu yang mana? Pacarmu kan banyak... Aren? Shilla? Zahra? Ify? Acha.. Siapa lagi yah?" Tanyaku mengingat-ingat seluruh nama-nama Pacar Cakka yang dia kenalkan padaku...Seperti mengabsen satu per satu... Sangking banyaknya otakku tak mampu mengingatnya satu per satu... Ckckckck... Dasar ABG!!
"Bukan kak... Nanti aku ceritain... Tapi jangan disini... Kalau Ayah tahu bisa berabe... Dikamar aku aja yah...."Katanya sambil melepas jaketnya...
Aku menutup kembali pintunya...
Dan menatapnya aneh...
"Tenang aja kak... Aku gak punya niat buruk...haha... Ntar Mas El marah sama aku kalau ngapa-ngapain kakak...hehehe"
Aku menonyor kepala Cakka...
Kamipun berjalan ke kamar Cakka yang terletak dilantai 2 tepat disebelah kamar El... Aku menengok sebentar ke Kamar yang didepannya bertuliskan... 'Elang...'
"Kenapa kak? Kangen mas El yah?"Cakka menghentikan langkahnya...
Aku mengangguk pelan...
"Sabar ya kak..."Katanya sambil membuka pintu kamarnya pelan...
Lalu mengajakku masuk... Aku masuk kedalam... Kamarnya berwarna putih polos tertata rapi tidak seperti kamar anak cowok lain yang berantakan... Kamar Cakka terlihat rapi... Disudut kamar ada berbagai macam gitar dan disudut lainnya ada juga beberapa bola basket....
Aku duduk disofa kecil yang ada disitu... Sedangkan Cakka segera berbaring di ranjangnya tanpa melepas sepatunya...
"Dekka... Katanya tadi mau cerita..."Tagihku...
Dia menghela nafas...
"Kakak mau tahu kenapa aku sekarang jadi Playboy...? Kakak mau tahu siapa yang sering menyebabkan aku pulang larut malam?"
Aku mengangguk...
"Jadi begini kak... Aku sebelum jadi Playboy... Aku punya pacar kak... Namanya Oik... Dia gak cuma cantik dia juga baik hati... Bahkan sangat care terhadap aku... Aku dan Oik pacaran sejak masih SMP.. Tapi semenjak masuk SMA... Aku lost contact sama dia... Aku SMS gak pernah dibalas... Aku telepon gak pernah diangkat bahkan nomornya gak aktif... Aku samperin kerumahnya... Tapi katanya Oik sudah gak tinggal dirumah itu lagi... aku merasa Oik tega sama aku... Dia ninggalin aku tanpa kabar sedikitpun... Dia anggap apa aku 3 tahun pacaran dengannya... Sampai aku frustasi dan memutuskan untuk melupakan Oik ya dengan ikut berbagai ekskul... Aku jadi populer disekolah... Dan banyak cewek yang dengan sendirinya datang menemui aku... Makanya aku jadi Playboy... Sebenarnya dilubuk hatiku yang paling dalam aku juga tak mau ada pada keadaan seperti ini kak... Tapi... Oik...arrrrgggh" Cakka terlihat frustasi saat menceritakan semua itu...
Tak kusangka Cakka yang aku anggap adikku sendiri yang paling cool punya masalah seperti ini...
Aku mengangguk-angguk tanda mengerti dan ikut prihatin dengan semuanya... Cakka melanjutkan ceritanya...
"Tapi baru belakangan ini aku tahu kalau Oik ternyata gak meninggalkan aku... Bahkan dia masih setia... Cuma Dia ternyata sedang koma dirumah sakit karena penyakitnya yang ganas... Dia terkena penyakit Lever... Dan sudah hampir 1 tahun dia tak sadarkan diri... Aku baru tahu ini dari Kakaknya... Sebenarnya Kakaknya itu tidak mau menceritakan ini karena diminta Oik... Tapi dia akhirnya menemuiku dan menceritakannya... Karena kasihan melihat Oik yang hidupnya dibantu dengan alat... Aku meminta Kakaknya itu mengantarkanku ke rs... Kulihat Oik didalam.. Miris banget hatiku... Kenapa aku bilang Oik masih setia? Karena dia masih memakai kalung kesetiaan pemberianku kak... Aku nyesel banget kak telah ngekhianatin dia... Sebagai gantinya.. Aku tiap hari menemuinya di rs berharap suatu hari dia akan sadar..."
Cakka menceritakannya dengan miris airmata mengalir dipipinya sepertinya sudah tak tertahankan... Cakka sosok cowok ABG yang baru ku kenal sekitar 6 bulan lalu... Dimataku Cakka adalah cowok yang keren, tajir, cool, ganteng dan tak punya beban sedikitpun walaupun punya cewek yang seabrek banyaknya... Ternyata rapuh juga karena masalah seperti ini...
Cakka yang duduk diranjangnya... Sambil menyalahkan dirinya sendiri...
Aku mendekatinya dan memeluknya membelai rambutnya...
"Cakka... Kakak tahu masalah kamu memang berat... Tapi cobalah dewasa... Lakukan yang menurutmu baik... Tapi harus berasal dari sini..."Kataku sambil menunjuk bagian dadanya dan melepaskan pelukan kami....
"Makasih Kak"
^-^-^-^-^-^-^-^-^-^-^-^-^
Aku sendiri dirumah... Om Tunggul sedang keluar kota... Cakka tentu saja sekolah... Dan Elang.. Dia sedang tidak di Indonesia... Dia kuliah diluar negeri...
Ditengah kesepian itu aku mengisinya dengan memberes-bereskan rumah... Kebetulan mbok ati sama Bi ijah sedang ke Pasar...
Jadi daripada gak ada kerjaan mendingan aku beres-beres...
Aku masuk kesebuah ruangan... Hmmm ini ruangan khusus keluarga sih... Yang bisa masuk disini cuma keluarga dan pembantu apabila ingin bersih-bersih selain itu tak ada satupun yang boleh masuk...
Lha? Aku...? Aku memang bukan keluarga sih.. Tapi Kata Om Tunggul aku bisa masuk kesini.. Toh sebentar lagi aku bakal jadi keluarga Nuraga.. Lha? Yap aku tunangan dengan Elang Putra Nuraga anaknya om Tunggul Dhewa Nuraga kakaknya Cakka Kawekas Nuraga... Udah ah.. Back to the Story...
Aku segera mengambil vacum cleaner dan membersihkan karpet... Tiba-tiba kakiku terantuk pada dua buah buku dibawah karpet sepertinya sengaja disembunyikan disini... Tidak... Bukan 2 buah buku lebih tepatnya 2 buah album foto... Hmmm...
Di album foto pertama tertulis 'Player'...
Aku membukanya ternyata ini foto-foto Pacar-Pacarnya Cakka ya yang dia kenalkan sama Gue... Sampe kelupaan nama-namanya...
Aku melihat foto seorang cewek Cantik...
Mengingat-ingat kembali deretan nama pacar Cakka yang dia kenalkan kepadaku...
Aren! Yap aku ingat namanya Aren... Kata Cakka dia peranakan filipina... Cantik tapi.....
^Flashback:On^
Aku dan elang menunggu Cakka yang dari tadi belum datang... Hari ini kita janjinya bakal double date...
Aku dan El menunggunya di PurpleGreen Cafe...
Tak lama kemudian Cakka datang membawa seorang Gadis...
Gadis Cantik dengan rambut sebahu serta berbehel...
"Weehh Cakka... Lama amat..."Kata El
"Maaf Mas Kena macet... Maaf ya Kak..."
"Gak apa-apa kok Dek.. Santai aja..."Jawabku..
"Wehh Cakka.. Bawa siapa lagi nih? Kok beda..."
Kulihat Cakka menginjak Kaki Elang... Elang menahannya kesakitan...
"Oh ya Kenalin ini Pacarku namanya Aren.. Ren kenalan sama Mas El dan TUNANGANNYA" Kata Cakka menekankan kata tunangannya... Elang manyun... Aku lagi-lagi terkikik...
"Aren"
Ucapnya saat berkenalan dengan kami...
Kamipun memesan makanan.. Setelah selesai makan kami nonton dibioskop...
Kulihat Aren terlihat Kikuk bersama Cakka... Cakka dengan santai mengandeng tangannya...
Kamipun masuk kedalam bioskop...
Aku dan aren duduk ditengah Cakka disamping Aren sedangkan Elang disampingku...
Aren pendiam dari tadi dia tak mengeluarkan satu katapun selain waktu berkenalan...
Disaat aku menonton aku mencoba mengajukan beberapa pertanyaan pada Aren tapi dia hanya menjawab dengan anggukan dan gelengan...
Hupfhh... Aneh...
Seusai Kami mengantar Aren pulang aku bertanya pada Cakka...
"Dekka... Kok Aren pendiam gitu yah... Gak asik nih diajak bicara malah mingkem..."
"Haha.., emang gitu kok orangnya..."
"Iya tumben nih Cakka mau sama orang yang kayak gitu... Gak berasa dia pacaran sama Patung kikuk banget..."Kata El masih dalam kemudinya...Cakka menonyor kepala El.
"Woyaaaa.... Maklum lah Mas... Cakka itu pacar pertamanya Aren jadi dia masih kikuk gitu namanya juga baru pertama kali..."Kata Cakka
"Ckckck... Baru pertama aja udah di 10-in kasian Aren kalau dia tahu bisa-bisa dia trauma pacaran..."Kata El
"Makanya jangan dikasih tahu..."
"Sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh jua..."
"Ah males ah mas El ga asik..." Kata Cakka lalu mengambil BBnya dan mengutak-atiknya...
Aku hanya bisa tertawa kecil melihat kedua kakak-beradik itu
^Flasback:Off^
Yap... Itulah Aren... Dia cantik tapi pendiam... Aku juga kasihan sih sama dia... Tega sekali si Cakka.... ckckck...
Akupun melanjutkan ke lembar berikutnya... Ada beberapa foto didalamnya....
Disebelah kiri foto seorang gadis cantik dan disebelah kanan foto Cakka bersama Gadis itu...
Aku mengingat-ingat kembali daftar nama pacar Cakka... Ya Dia Shilla... Dia cantik sekali... Hmm menurutku diantara semua pacar Cakka dia yang paling Cantik... Cuma menurutku dia terlalu dewasa buat Cakka dan aku 'agak' kurang srek sama dia... Kenapa?
^FlashBack:On^
Aku sedang duduk diruang tamu sambil membaca-baca sebuah majalah...
Yah seperti biasa aku sendiri dirumah... Sebenarnya gak sendiri ada Mbok Ati dan Bi Ijah serta Pak Mamat... Haha...
Nuraga's Family sedang keluar... Om Tunggul katanya sedang rapat makanya pulang telat.... Elang sedang ada Kuliah Tambahan makanya pulangnya agak malem.. Cakka belum pulang sekolah... Padahal ini sudah hampir jam 4 sore...
"Ting...tong...ting...tong..."Suara Bel rumah...
Aku segera meletakan majalah yang sedari tadi ku Baca diatas sofa...
Menuju pintu dan kubuka...
Kulihat seorang Gadis Cantik dengan kacamata hitam... Rambutnya agak curly... Tingginya semampai dan badannya bagus didepanku...
"Maaf mbak.. Cari siapa yah?"Tanyaku
"Aduh gak usah panggil gue mbak yah... Gue masih muda... Gue lebih muda dari lo kali... Kalau manggil mbak gue berasa tua..."
"Eh Ia maaf... Mau cari siapa yah?"
"Cakka udah pulang belum?"
"Belum... Kalau boleh tahu anda siapa yah?"
"Gue pacarnya Cakka... Lo siapa?"
Belum sempat aku menjawab Cakka tiba dengan Cagiva nya... dia langsung memarkir Cagiva digarasi lalu menghampiri kami...
"Hei Shill... Udah lama yah?" Tanya Cakka...
"Barusan Kok..."Kata Cewek itu yang tanpa basa-basi langsung cipika-cipiki dengan Cakka...
"Oh ya udah kenalan belum...Kak kenalin ini Shilla .. Pacarku..."Kata Cakka
aku menyalami Shilla dan berkenalan dengannya...
Kemudian kami masuk keruang tamu...
"Oh.. Aku buatin minum yah... Kalian mau minum apa?"Tanyaku
"Gak usah kak... kan bisa nyuruh Bi Ijah atau Mbok Ati..."
"Udah gak apa-apa kok... Biar aku aja... Mau minum apa Shill..."
"Hmm ... Aku Jus Jeruk aja... Tapi less sugar yah..."Katanya
Akupun segera melangkah kedapur membuatkan dua buah minuman untuk Cakka dan Shilla...
Setelah selesai aku mengantarnya...
Belum sempat aku memberikan minuman itu kepada mereka terdengar suara Shilla sedang bertanya-tanya kepada Cakka...
Akupun mendengarkannya sebelum membawa minuman itu kepada mereka...
"Cakka... Dia siapa sih kok tinggal disini... Setahu aku yang tinggal disini cuma kamu, ayahmu dan mas El..."
"Oh.. Dia tunangannya mas El... Emang kenapa?"
"Ya... Gak apa-apa sih.. Cuma heran aja.. Belum nikah udah serumah... Apa kata tetangga kamu nantinya..."
"Haha... Kata Orang gak usah dipikir... Lagipula orang tuanya lagi ke luar negeri juga... Jadi sementara dia tinggal disini... Toh suatu hari nanti dia akan menjadi keluarga ini... Kenapa tanya begitu? Kamu juga mau yah tinggal disini..."
Shilla tersenyum manja lalu memeluk Cakka... Akupun keluar dari persembunyian dan membawa minuman kepada mereka...
Setelah itu hpku bergetar lagi... 'drrrtttt...drrrtttt'
Di Screen muncul "Elang"
"Halo.... Kenapa El?"
"Oh... Oke... Aku pake mobilnya Cakka aja yah?"
"hmm.. Kamu didaerah mana?"
"Aku segera kesana tunggu aku..."
Aku mematikan sambungan teleponnya...
"Siapa kak??"Tanya Cakka
"Elang... Mobilnya mogok... Pinjam mobilmu yah dek.."
"Oke kak..."
"Kakak ganti baju dulu..."Kataku...
Aku segera melangkahkan kaki menuju kamarku setelah ganti baju aku hendak keluar menemui Cakka ingin mengambil kunci mobilnya....
Tapi pemandangan apa yang kulihat diruang tamu...
"Cakka ... Mana kunci mo....."Kata-kataku terhenti ketika melihat pemandangan didepanku... Cakka dan Shilla................ Ciuman...
Mereka yang menyadari keberadaan segera mengakhirinya...
Aku mengutuki diriku sendiri... Bodoh!
"Maaf aku ganggu yah... Dekka... Aku minta kunci mobilnya..."
Cakka melemparkan kunci mobil... Aku segera keluar dari situ... Kulihat Shilla menatapku dengan tatapan yang 'tidak mengenakan'...
Setelah menjemput Elang...
Kami pulang... Cakka baru selesai mandi... dan duduk bersama kami diruang tamu...
Sudah Tak ada Shilla...
"Shilla udah pulang Cakka?"Tanya El...
"Udah barusan...."
"Kamu ngapain sama Shilla tadi..."Tanya El...
"Biasalah Mas... Anak muda..."
"Agresif..."Kataku singkat...
"Hahaha... Gimana toh... Aku bawa pacarku yang pendiam dibilang Kikuk... Aku bawa yang gak bisa diam dibilang agresif..."
"Yah... Gak gitu juga kali Cakka..."Kata El...
Cakka Tak menghiraukannya... Dia malah duduk sambil asyik memainkan BBnya...
^FlashBack:Off^
Itulah sebabnya kenapa Aku kurang sreg sama Shilla... Dia agresif serta cara ngomongnya aku gak suka kata 'Lo-Gue' secara dirumah kami selalu menggunakan 'aku-kamu' kalau logue terkesan kurang sopan...
Kalau kayak dia mah Aku tega biarin Cakka nge 10-in dia... Mau nge1000-in juga aku dukung Cakka... #Pletak...
Aku meneruskan membuka Album foto...
Terlihat... Seorang foto cewek manis....
Lalu disebelah seperi biasa foto Cakka bersama cewek itu....
Oh ya aku ingat nama Ceweknya Ify... Nama paling gampang diantara Pacar-pacarnya Cakka...hehehe '.'v
Di foto kedua Cakka dan Cewek itu dinner... Haha... Aku ingat haha... Kayaknya ini yang waktu itu....
^FlashBack:On^
Aku dan Elang sedang berbelanja di Supermarket... Kebetulan kita lewat didepan sini sekalian belanja untuk keperluan dapur...hehehe... Memang sih itu sudah lumayan malam sekitar jam 9-an...
'drrrtttt....drrrtttt' hpku bergetar lagi....
Aku melihat hpku...
"Dekka Calling"
Akupun mengangkatnya...
"Hallo,,,kenapa Dekka...?"
"Mobil kamu bannya kempes kena paku yah....?hahaha"
"iya deh iya... Kamunya dimana?"
"Oke..aku dan El kesana..."
Telepon ditutup...
"El jemput Cakka yuk..."Kataku menarik El yang sedang asyik melihat barang-barang...
"Lha? Kenapa lagi dia..."
"Dia lagi dinner sama Pacarnya mau pulang ban mobilnya kempes... didekat situ gak ada bengkel katanya...."
"Kok dia ga telepon aku yah ... Malah telepon kamu..."
"hahaha...udah bukan saatnya cemburuan"
Aku dan El segera membayar belanjaan kami dan meluncur ke tempat Cakka...
Kami tiba ditempat Cakka... Kulihat Cakka dengan Jaket putih dan seorang cewek menggunakan Gaun hijau....
Kami turun...
"Mana mobil kamu?"Tanya Mas El setelah kami turun...
"Tuh..." Tunjuk Cakka...
"Emangnya kamu gak punya ban reserve yah?"Tanyaku
"Ada sih tapi aku kan gak tahu cara gantinya..."Kata Cakka sambil membentuk jarinya menjadi huruf 'V' ...
"Yaudah... Kamu bawa mobilku nanti Mas yang ganti mobilnya... Kasian tuh pacar kamu... Masa cantik-cantik begini dipinggir jalan..."Kata El...
"Aku temenin ya El..."Kataku...
"Gak usah kamu pulang sama Cakka aja... Jagain mobil aku... Nanti dia ngapa-ngapain mobilku lagi..."
"Ih... Mas El.. Gak percaya aja sama Cakka..."
"Udah... Cakka...yuk... Kasian Pacar kamu tuh..."Kataku menengahi Cakka dan Elang dan menarik Cakka...
Aku, Cakka dan Pacar Cakka masuk kedalam mobil... Aku duduk dibelakang Cakka dikemudi dan Pacarnya disebelahnya tentunya...
"Oh ya kak kenalin ini pacar Cakka...." Perasaan udah beberapa kali kata-kata ini dejavu ditelingaku...
"Ify..."
Katanya mengulurkan tangan... Sambil tersenyum ke arahku...
"Kalian tadi dari mana sih?"Tanyaku...
"Kita dinner sama keluarganya ify..."
"What?? Keluarganya Ify..."
Aku tertawa cekikan... Soalnya seorang 'Playboy' seperti Cakka berani juga bertemu dengan keluarganya Ify...ckckck...
"Tumben dekka.. Yang lain kok gak..." Oppss... Kelihatannya Cakka marah dengan kata-kataku barusan matanya melotot kearahku...
Ify menatapku heran...
"Gak kok becanda Fy.." kataku...
"Oh ya Fy... Kamu kenal sama Cakka dimana?"
"Dipensi...udah lama sih..."Katanya
Akupun asyik bercerita dengan Ify... Anaknya asyik diajak bicara... Gak se-pendiam Aren dan Gak se-Agresif Shilla...
Tapi baruku tahu juga kalau ify 2 tahun lebih tua dari Cakka...ckckck brondong ni yeh...
Padahal wajahnya tak kelihatan seperti itu.. Kupikir malah Shilla yang lebih tua dari Ify..hehehe... Akhirnya kami tiba dirumah Ify...
Rumah mewah berwarna Abu-abu dengan type neoklasik itulah rumah Ify...
Ify segera turun dan pamitan...
Aku dan Cakkapun melaju kerumah...
"Nah gitu dong Cakka kalau bawa cewek...Asyik tapi ga agresif"Kataku...
"Haha... Mau yang lebih asyik... Ntar deh masih banyak stock..."
"Ckckck.... Gila kamu dek... Ternyata brondong ni yeh..."
Cakka hanya tersenyum simpul menanggapi gurauanku terus didalam kemudinya...
Tak beberapa lama kemudian kami tiba dirumah
^FlashBack:Off^
Ify anaknya asyik diajak bicara... Mungkin karena faktor usia juga yang notabene hanya berbeda beberapa tahun denganku... Makanya kita bicaranya nyambung banget...
Cumanya tahulah Cakka jadi brondong deh...hahaha...
Aku melanjutkan membuka Album foto tersebut... Dihalaman 3 terdapat foto cewek cantik... Gayanya kelihatan dewasa.. disebelah kanan fotonya sendiri dan disebelah kiri fotonya berdua dengan Cakka...
Ini pacar Cakka yang bernama Zahra yah?...
Penampilannya memang lebih dewasa dari umurnya yang sepantaran Cakka... Tapi dia Cantik juga kok dan....
^FlashBack:On^
Aku melangkahkan Kakiku masuk kedalam rumah... Kumelihat Cagiva Cakka sudah terparkir di Garasi.. Itu artinya Cakka sudah pulang...
Ku buka pintu dan kulangkahkan kaki ke ruang tamu...
Seorang gadis duduk disofa... Gadis itu terlihat dewasa dari penampilannya...
"Selamat sore kak..."Sapanya
"Sore..."Kataku sambil menunjuknya dengan ekspresi yang aneh...
"Oh.. Aku Zahra kak... Aku nunggu Cakka katanya mau ganti baju dulu..."Katanya sambil mengulurkan tangan menyalamiku..
aku mengangguk...dan bersalaman dengannya.. Tak lama kemudian Cakka keluar dari kamarnya...
"Eh kakak udah pulang.... kak kenalan gih itu pacarnya Cakka..."Katanya
"Udah kenalan kok Dek..."Kataku...
"Oh ya Dek... Kakak ke belakang dulu... Mau masak Mbok ati dan Bi Ijah kan lagi pulang kampung... Jadi gak ada yang masak..."Kataku hendak berjalan menuju dapur...
"Tunggu kak... Aku boleh ikut masak?"Tanya Zahra...
Aku berbalik menatap Zahra dan Cakka...
"Oh iya kebetulan kak ... Aku ada latihan basket... Aku latihan dulu yah... Kan enak tuh pas balik udah ada makanan... Apalagi yang masak kakak ipar dan pacar tambah mantap..."kata Cakka
Aku mengangguk... Zahra mengikutiku dari belakang...
Kami menuju dapur dan mengutak-atik kulkas... Lalu mengambil beberapa bahan dan mulai memasak...
Zahra ternyata jago sekali masak... Aku jadi malu... Dia malah yang mengajariku beberapa resep makanan...
Kami terlibat acara masak yang menyenangkan...
Masakan telah siap... Kamipun mengaturnya dimeja makan... Sementara Cakka baru pulang latihan basket... Elang? Sudah ke Luar negeri waktu itu...
Om Tunggul? Ikut ngantar Elang ke luar negeri jadi dirumah cuma Aku, pak Mamat dan Cakka...
Setelah itu kami mulai makan... Masakan Zahra enak banget suerr ga boong...
Setelah itu Cakka dan Zahra jalan..
Aku tinggal dirumah... masa mau jadi obat nyamuk kalau ikut mereka...haha
^FlashBack:Off^
dan Zahra Jago Masak... Masakannya enak-enak lagi ...
Aku lanjut ke lembar berikutnya... Foto seorang gadis... Lagi yaiyalah.....
Namanya siapa yah? Hmmm... Pokoknya namanya sedikit mirip sama Cakka... Cha.. Cha... hmm... Acha.. Yah namanya Acha... Gadis ini ku ingat....
^FlashBack:On^
Aku sedang duduk diruang tamu....
Hari ini hujan lebat mengguyur....makanya aku tidak kemana-mana *biasanya juga dirumah*...Cakka datang membawa gitarnya sambil duduk memainkan gitar di sofa tak jauh dariku...
"Dekka... Pacar-pacar kamu kemana?"
"Ya dirumahnya lah? Kenapa nanya kak? Kangen yah sama mereka?"
"Yeeee.... Gak gitu juga..cuma kan biasanya tiap hari kamu bawa pacar-pacarmu itu kemari..."
"Tunggu aja bentar lagi pasti ada yang datang..."
'ting...tong..ting..tong..."Bel rumah berbunyi
Hujan-hujan gini siapa yang datang yah?
Aku melangkahkan kakiku menuju pintu... Lalu ku buka pintunya...
Seorang gadis basah kuyub habis hujan-hujanan...
Dia menggigil...
Aku segera mempersilahkan dia masuk walaupun aku tidak tahu dia siapa...
Tampaknya Cakka sangat kaget melihat Gadis yang kubawa masuk...
"Acha?Kenapa kamu basah kuyub begini...?"Tanya Cakka...
"Aku.... Aku...."Gadis yang bernama Acha itu mulai menangis...
Cakka memeluknya...
"Sudah... Kamu ganti baju dulu... Pake bajunya Kakak yah boleh kan Kak?"
"Boleh kok Dekka..."
Aku segera membawa Acha kekamarku... Setelah dia ganti baju kami tetap dikamar...
Tatapannya kosong... Sepertinya dia sedang frustasi... Aku ingin bertanya kepadanya... Tapi aku bingung mulai dari mana...
Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu... Sepertinya Cakka...
Aku membuka pintu dan benar Cakka langsung masuk dan duduk disebelah Acha...
"Cha... Kamu bobo aja disini... Jangan dulu mikirin masalah kamu... Yang penting istirahat dulu..."Kata Cakka sambil membelai rambutnya...
Acha menatap Cakka lalu mengangguk dan tidur diranjangku...
Cakka mengecup keningnya lalu menyelimutinya dan tak lama kemudian dia tertidur...
Aku dan Cakka keluar dari kamarku...
Dan berbincang-bincang diruang tamu...
"Dekka... Itu pacar kamu yah?"
"Belum kok..."
"Lha?"
"Ya... Belum... Berarti nanti..."Kata Cakka santai
"Kenapa dia dek... Kok kayak frustasi gitu..."
"Jadi gini kak... Orang tuanya cerai... Dia ikut mamanya tapi mamanya jarang dirumah... Pulang-pulang dia tak diperhatikan... Mamanya cuma pulang malam trus paginya keluar lagi sampe malem... Makanya dia kayak gitu..."
Aku hanya mengangguk-angguk...
"trus kenapa yah tadi dia basah-basahan gitu?"
Cakka hanya mengangkat kedua bahunya...
"Lebih baik gak usah ditanyakan kak nanti dia malah makin frustasi..."
Acha tidak pulang kerumahnya karena dia sudah tertidur sampai malam hari...
Lagipula diluar hujan... Jadi dia menginap dikamarku... Aku tidur dikamar elang...
Kan Elangnya sedang ke luar negeri...
Aku bangun pagi-pagi... Kulihat Cakka dan Acha sudah duduk dimeja makan sambil melahap roti...
Aku ikut bergabung dengan mereka...
Acha sudah tak se-kacau kemarin...
"Pagi semua..."Sapaku...
"Pagi balas mereka berdua..."
"Cha ... Kenalin deh Kakak ipar..."Katanya...
"Calon"Protesku...
"Hahaha...."Cakka tertawa...
"Acha..."
Acha menyalamiku dan tersenyum manis...
Kamipun melanjutkan makan...
Setelah itu Cakka dan Acha pergi entah kemana... Padahal hari ini hari minggu...
Yasudahlah
^FlashBack:Off^
Berarti Sekarang Acha sudah jadi pacar Cakka yah? Soalnya kata Cakka waktu itu kan Belom.... Haha Cakka...Cakka...
Aku melanjutkan Membuka Album... Banyak foto-foto Cewek seperti biasa... Aku ingat ada yang namanya Zevana, Gita, dan yang lain Aku tak mengenalnya alias belum dikenalkan Cakka...
Dasar Cakka! Dibelakang Album itu tertulis...
^Kapan permainan ini akan berakhir?^
Ckckckck...
Aku melihat Album foto yang satunya lagi... Tertulis ^Memories of You and Me^
Terlihat foto seorang gadis yang belum ku kenal .... Dan belum pernah aku lihat...
Difoto pertama ada namanya Oik Cahya Ramdlani...
Oh yah... Berarti ini Oik... yang Cakka ceritakan waktu itu... Kubuka lembar demi lembar album foto itu semuanya Foto Cakka dan Gadis yang bernama Oik itu...
Walau belum pernah bertemu dengan Gadis ini... Tapi entah mengapa aku senang melihatnya bersama Cakka...
Tak seperti pacar-pacar Cakka yang Cakka kenalkan dia... Kelihatan berbeda...
Dari matanya aku melihat sebuah ketulusan yang tidak kulihat dimata Pacar-pacar Cakka yang dia kenalkan kepadaku...
Aku ingin sekali bertemu dengan Gadis ini...
^-^-^-^-^-^-^-^-^-^-^
Setelah memarkirkan Cagivanya Cakka tergesa-gesa naik kekamarnya...
Tak lama kemudian dia keluar... Dia hanya mengganti seragamnya dan langsung keluar lagi...
"Cakka.... Mau kemana?"Tanyaku
"Oik kak... Dia kritis dirumah sakit... Aku harus kesana..."
"Aku ikut..."Kataku langsung memakai Jaket...
Cakka menatapku... Lalu mengangguk...
Kami berjalan ke Garasi.. Cakka men-starter Cagivanya.. Aku naik diboncengan Cagiva Cakka...
Kami melaju kesebuah rumah sakit...
Aku dan Cakka menyusuri koridor rumah sakit menuju ICU...
Kulihat sudah diluar ada seorang Cowok mungkin lebih tua sekitar 2 tahun dari Cakka...
"Kak Irsyad... Gimana Oik?"Tanyanya...
"Masih kritis didalam..."Jawab Cowok yang dipanggil Irsyad itu...terlihat kacau dari wajahnya...
"Aku boleh masuk kak...?"Tanya Cakka
Irsyad mengangguk...
"Dekka... Aku ikut..."Ucapku...
"Kakak tunggu sini aja..."
"Tapi Cakka... Aku ingin kenalan sama Oik..."Aku memasang tampang innocent...
Cakka menatapku lagi lalu mengangguk...
Kami masuk kedalam menggunakan masker dan pakaian steril berwarna biru...
Didalam terbaring seorang Gadis disana menggunakan berbagai peralatan medis...
Aku terpatung didekat pintu masuk sedangkan Cakka datang mendekat kepadanya dan duduk dikursi tepat disamping ranjangnya...
Cakka kemudian memegang tangannya dan mengecup tangan itu...
Perlahan aku mendekat... Kulihat Cakka mengeluarkan airmata...
Kali ini aku melihat sebuah ketulusan dari seorang 'Playbloy' seperti Cakka...
"Oik... Aku yakin kamu bisa sembuh... Aku selalu sayang kamu... Ku mohon bertahanlah... Aku janji sama kamu... Aku akan merubah semuanya... Aku gak akan mengkhianati kamu..."Ucap Cakka
Aku merasakan sesuatu yang beda... yang merubah Cakka ketika bersama dengan Gadis ini... Seperti Ion positif yang mengalir dari gadis ini dan disalurkan pada Cakka...
Tak lama kemudian Irsyad ikut masuk...
Dia datang menghampiri Cakka...
"Cakka... kita tak boleh berada lama disini..." katanya sambil menepuk bahu Cakka...
"Tapi Kak.. Aku mau menemani Oik disini.."
"Ayolah Cakka... sebentar lagi dokter datang akan memeriksa Oik..."
Cakka Akhirnya bangkit... Mengecup kening Oik....
"Oik aku pergi dulu,,, aku janji akan kembali... Kamu pasti bisa sembuh..."Kata Cakka...
Irsyad sudah melangkahkan Kakinya... Cakka mengekor... Aku masih diam menatap Oik... Dalam hatiku berkata 'Oik... Kamu pasti bisa' tersenyum simpul...
Lalu aku mengikuti langkah Cakka dan Irsyad keluar dari ruang ICU itu...
^-^-^-^-^-^-^-^-^-^-^-^-^
"Kak Temenin Aku..." Kata Cakka menarikku yang sedang asyik bermimpi dikamarku...
"Kemana Cakka...?"
"Udah nanti aku jelasin..."
Aku mengambil Jaket lalu keluar bersama Cakka menuju Honda Swiftnya...
Aku Lalu duduk disamping kemudi....
Cakka segera menyalakan mobilnya... Kamipun melaju entah kemana... Cakka belum menjelaskannya...
"Cakka... Sebenarnya kita mau kemana?"
"Mau mutusin pacar-pacarku satu-satu...."Kata Cakka...
"Wihhh...gila.... Semuanya mau diputusin hari ini?"
Cakka mengangguk mantap lalu menyerahkan BBnya kepadaku...
"Buat apa ini Dekka?"
"Minta tolong sms Shilla... Janjian gitu disuatu tempat... Trus sms Ify... Abis itu sms Zahra... Trus sms Zevana... Sms Gita pokoknya sms semua cewek yg ada digrup kontak player tuh... Atur janjinya..."Kata Cakka enteng...
Aku cengo....
"Hah?"
"Udah kak Cepat bantuin aku... Kalau aren sama Acha... Aku samperin kerumahnya aja... Buruan... Ini kita otw ke rumah aren...nanti akhirnya kerumah Acha..."Katanya...
Dengan terpaksa aku mulai sms 1 per satu pacar-pacar Cakka itu...
To : Shilla; Zahra; Zevana; Gita; Ify; Silvia; Nadya; Sivia
^Hei.. Ketemuan yuk? Boleh gak?^
tak lama kemudian balasan sms dari Shilla...
From: Shilla
Boleh... Dimana Beb? Jam berapa?
To : Shilla
^Di cafe red and white jam 10...^
ada sms lagi
From : Ify
Dimana? kapan?
From : Zahra
Boleh :) skrg yah? Aku ga bisa soalnya lagi nemenin mama belanja...
To : Ify
^sebentar jam 11 ditaman kota...^
To : Zahra
^sebentar kok jam 12 di TA...^
From : Nadya
tumben ngajak ketemuan..haha.. Dimana?skrg yah?
To : Nadya
^emang gak boleh yah ngajak ketemuan? Gak sebentar jam 1 siang... Di restorant jepang^
setelah itu pacar-pacar Cakka yang lain ikut membalas dan aku mengatur semua beda 1 jam ketemuannya... Biar irit waktu...hahaha
"Udah nih Cakka..." Kataku menyerahkan BBnya...
"Terima kasih kakak Cantik..."Kata Cakka sambil mengacak rambutku
"Sama-sama adek jelek"kataku sambil memeletkan lidah...
Kami tiba disebuah rumah yang lumayan besar ini rumahnya Aren sepertinya...
Cakka keluar aku tentu saja tunggu didalam mobil...
Cakka masuk kedalam rumah itu...
sekitar setengah jam kemudian Cakka keluar dan langsung masuk kedalam mobil itu...
"Gimana?"Tanyaku...
"Udah.. Beres..."
"Aku kasihan Aren..."
"Udah gak apa-apa kok dia nerima aja... Udah kak... Skrg kita lanjut kemana?"Kata Cakka
"ke tempat Shilla... Di Red and White cafe..."
Kamipun segera meluncur... Ke red and white cafe... Tak sampai 10 menit kami tiba ditempat tujuan...
"Kak mau ikut?"Tawar Cakka padaku
"ah ogah..."Tolakku...
Cakka tersenyum lalu keluar dari mobil dan masuk kedalam Cafe itu...
Karena cafe itu menggunakan kaca jadi tentu pemandangannya terlihat dari Luar...
Shilla cantik sekali... Cakka datang menghampirinya... Mereka langsung cipika-cipiki.. Setelah itu terlibat pembicaraan serius...
Sesekali Cakka menjelaskan sesuatu pada Shilla... Entah apa yang dijelaskan...
Shilla kelihatan agak kurang terima dengan penjelasan Cakka...
Sesekali dia memegang tangan Cakka tapi Cakka menepisnya...
Sekitar 45 menit terlibat pembicaraan dengan Shilla... Cakka keluar dikejar oleh Shilla...
Shilla meraih tangan Cakka sekali lagi tetapi ditepisnya...
Kemudian Cakka masuk kedalam mobil lalu ditutup mobilnya dengan kasar... Shilla mengetok-getok Jendela mobil Cakka...
Cakka tak menghiraukan dia menyalakan mobil...
"Cakka... Kasian tuh..."Kataku...
Akhirnya dia menurunkan kaca jendelanya...
"Udah jelas kan Shilla?"
"Belum Cakka... Aku masih sayang kamu...."
"Sayang? Trus yang kemarin jalan sama kamu itu siapa?"
"Yang mana Cakka? Aku benar-benar gak tahu..."
"Cowok tinggi itu... Kemarin aku liat kamu boncengan sama dia trus ke cafe ini..."
Shilla terdiam...
"Benar kan? Udah Shill..."
"Tapi Cak... Aku dan Riko..."
"Udahlah..."
Kata Cakka menutup kaca jendela mobilnya dan kamipun pergi dari situ....
"Udah kak lanjut aja... Sekarang kemana?"
"Tapi aku takut kamu masih ke bawa emosi..."
"udah gak akan... Cepetan kita gak punya waktu lama"
"Ke Taman Kota... Ify nunggu disana..."
Hanya 5 menit kami telah tiba disana... Red and White Cafe dengan taman kota jaraknya memang dekat...
Cakka hendak turun...
"Cakka... Kakak ikut... Kakak takut kamu masih terbawa emosi...kasihan Ify nantinya.. Soalnya dia baik sama aku"
"Gak usah kak... Yakin aja aku gak bakal ngapa-ngapain Ify"
Cakkapun turun dari mobil...
Aku menunggunya sambil memutar lagu-lagu di iPod yang ku bawa...
Sekitar 35menit kemudian... Cakka datang bersama Ify... Ify duduk dibelakang...
Cakka masuk lalu duduk dikemudi...
Aku heran... Sepertinya mereka menyadari keherananku...
Ify segera angkat suara...
"Biarpun udah jadi Mantan gak boleh nebeng pulang yah..."Katanya..
Aku tertawa kecil... "Boleh kok..."
Ckckck... Ify dewasa sekali... Walaupun aku tahu dari pancaran matanya ada kekecewaan yang mendalam...
Kami mengantar Ify kerumahnya setelah itu menuju TA menemui Zahra...
Aku ikut turun tapi gak ikut Cakka...
Sekalian refreshing... Kamipun berpisah...
Aku melihat-lihat banyak yang menarik mata... Tapi aku harus belajar berhemat...
Sekitar 20 menit berputar-putar... Tiba-tiba mataku tertarik pada sesuatu... Apa itu?
Sosok seorang cowok yang sepertinya sangat ku kenal... Elang?
Apa benar itu Elang? Soalnya aku hanya melihat sekilas dan dari belakang...
Aku terus mengikuti sosok Cowok yang mirip dengan Elang atau bahkan (mungkin) Elang...
Dia masuk kesebuah rumah makan...
Lalu duduk... Disana terlihat seorang cewek yang seumuran denganku duduk...
Mereka cipika-cipiki... Lalu tertawa mesra...
'Deg' hatiku sakit seperti diiris-iris...
Sebuah tangan memegang pundakku...
"Cakka?"
"Ngapain kak disini?"
"Aku seperti liat Elang..."
"eh... Ma..masa... Ga,ga mungkin kak... Salah liat kali..."Kata Cakka..
"Udah yuk pulang..."
"Zahra?"Tanyaku...
Cakka menunjuk seorang Gadis tak jauh dari situ... Duduk dibangku...
"Zah..."Aku mendekati Zahra lalu duduk disampingnya... Kelihatannya matanya berkaca-kaca...
Aku memeluknya dia membalas pelukanku...
"Kamu gak apa-apa kan?"
Zahra melepaskan pelukanku lalu mengangguk dan menghapus airmatanya...
"Maafin Cakka yah... Oh yah.. Walau kamu sudah bukan pacarnya Cakka kita bisa masak bersama kan?"
"Tentu saja..."Ucap Zahra tersenyum...
Aku dan Cakka kemudian menuju parkiran mengambil mobil... Habis ini kita harus ke restoran Jepang... Nadya menunggu...
Aku belum pernah bertemu dengan Nadya sih... Kata Cakka dia juga baru sebulan berpacaran dengan Nadya...
Aku masih kepikiran tentang orang yang mungkin elang dan cewek tadi semua masih terekam didalam memoriku...
Cakka sepertinya sadar dengan keresahanku... Dia mencoba mengalihkan suasana... Yah setidaknya aku tenang sementara waktu...
Seperti biasa... Aku menunggu dimobil... Kulihat seorang cewek cantik baru ingin masuk kedalam resto itu... Sepertinya itu Nadya... Dia cantik... Mirip Shilla cuma bedanya Shilla agak lebih tinggi dari dia...
Setelah itu mereka masuk bersama kedalam restoran...
Setengah jam lebih aku menunggu sambil memikirkan orang yang mungkin elang itu...
Cakka datang langsung masuk...
"Beres kak... Kemana lagi...?"
Aku menyebutkan lagi satu per satu tempat janjian Cakka...
Setelah semuanya beres... Terakhir kita harus kerumah Acha...
Menurutku ini saat yang paling berat bagi Cakka... Karena Acha... aku khawatir dengan keadaan Acha...
Kami tiba disebuah rumah... Pagarnya dibuka oleh satpam...
Kami turun disebuah rumah yang mewah...
Baru saja kami turun...
Seorang wanita paruhbaya datang menghampiri kami...
"Den Cakka... Non Acha den..."
"Acha kenapa Bi?"
"Acha pingsan Den... Tadi sempat demam... Pas liat Tuan datang kemari dan bertengkar dengan Nyonya lagi..."
"Apa? emangnya tante kemana?"
"Nyonya abis bertengkar langsung pergi begitu aja..."
"Yasudah... Ayo bawa Acha kemobilku... Kita bawa kerumah sakit..."Ucap Cakka...
Kamipun melangkah masuk... Terlihat seorang gadis terkulai lemah dengan wajahnya yang pucat didekat ruang tamu...
Aku dan Cakka mengangkat Acha menuju ke mobil... Lalu kamipun melaju kerumah sakit... Acha segera dilarikan keruang emergency...
Aku dan Cakka menunggu diluar...
"Aku jadi gak tega Kak... Mutusin Acha disaat-saat seperti ini..."
Aku tersenyum....
"Lakukan yang terbaik..."Kataku...
Tak lama kemudian dokter yang menangani Acha keluar dari ruangan itu...
"Acha gimana keadaannya dok?"Tanya Cakka
"Anda keluarganya...?"
"Bu..." Pembicaraan Cakka aku potong...
"Saya Kakaknya Dok..."
"Oh anda kakaknya... Acha tak apa-apa dia hanya shock dan frustasi perlu ketenangan... Biarkan dia dirawat disini dulu... Kami akan segera memindahkannya keruang rawat inap..."
aku mengangguk... Tak lama kemudian Acha yang tak sadar dikeluarkan dari ruang emergency keruang rawat inap...
"Cakka... Aku ingin melihat Oik..."Kataku...
"Aku ikut...."
"Kamu tunggu Acha saja...."
"Gak pokoknya Aku ikut Acha biar kusuruh suster menjaganya..."
Aku dan Cakka keluar dari ruangan itu seperti biasa menuju ICU...
Kami mendengar samar-samar pembicaraan irsyad dan dokter disitu...
"Begini... Jadi jika Oik tidak segera mendapatkan donor hati dengan segera kami mohon maaf... Kami akan mencabut semua peralatan medis... Karena Oik tak mungkin bertahan lagi...."
"Apa tak ada cara lain?"
Dokter mengangguk...
"Sekarang silahkan tanda-tangan disini tanda persetujuan..."
Irsyad baru saja ingin menandatangani tiba-tiba.. Brakk....
Cakka mendobrak pintu ICU...
Aku ikut kaget...
"Syad..... Pikir baik-baik.... Aku gak mau kehilangan Oik..."Ucap Cakka dengan nada tinggi...
"Aku juga Cakka... Tapi mau gimana lagi...hatiku saja tak cocok..."Ucap Irsyad lemah...
"Lihat saja... Aku pasti mendapatkan donor hati itu!"Cakka berlari meninggalkan kami semua...
Dokter dan Irsyad keluar dari ruangan itu...
Aku masih terpatung di ICU...
Hatiku tergerak melihat Oik...
Gadis itu..........
^-^-^-^-^-^-^-^-^-^-^-^
Setelah menunggu Cakka sekian lama... Dia kembali dengan wajah yang kacau lalu mengajakku pulang...
Aku dan Cakka pulang...
Kami masuk kedalam rumah... tiba-tiba seseorang memelukku dari belakang...
Elang? Aku kaget...
Hatiku dagdigdug elang ada? Jangan-jangan yang tadi siangku lihat benar-benar elang...
Cakka menatap Masnya itu dengan tatapan penuh arti... Tatapan ganas.... Entah apa yang terjadi...
"Elang?"
"Kamu gak kangen sama aku?"
"Kangen kok..."Kataku datar...
Perasaanku beda dekat dengan elang yang sekarang dan elang sebelumnya padahal baru 4bulan tak bertemu...
"Ayo anak-anak makan malam...."Kata Om Tunggul....
"Eh Om juga ada ternyata..."Kataku
"Ayo... Kita kan tak pernah makan keluarga bareng kan?"Kata Om Tunggul...
Kamipun makan malam bersama terlihat Cakka tak tenang... Aku juga tampak aneh memikirkan hal yang tadi...
Pokoknya malam ini entah mengapa adalah makan malam bersama kami paling buruk...
^-^-^-^-^-^-^-^-^-^-^
Suara ribut.... Sepertinya suara El dan Cakka...
Aku baru pulang dari rumah temanku... Akupun mencoba mendengarkan suara tersebut....
"Mas apa-apaan sih Sama tuh Cewek? Hah? Gak sadar mas udah punya tunangan?"
"Mas tahu... Tapi Cinta bukan kuasa manusia..."
apa maksud Elang......
"Mas itu...... Argggghhhh...."
"Sudah lah Cakka... Kamu sama aja kan kayak Mas... Kamu malah lebih parah...."
"Mas kalau gak tahu apa-apa diam... Mas memang gak pernah ngertiin Cakka... Mas memang gak tahu apa-apa tentang Cakka..."
"Kamu gak usah ikut campur..."
"Aku aduin ke Ayah..."
"Silahkan...."
^-^-^-^-^-^-^-^-^-^-^
"Dok... Aku ingin ikut tes hatiku untuk Oik..."
"Apa kamu yakin....dengan semua resiko?"
"Ya..."
"Baiklah ikuti saya...."
^-^-^-^-^-^-^-^-^-^-^-^
langkah kakiku kupercepat untuk menemui Acha... Entah apa yang mendorongku segera menuju kamarnya....
Tiba dikamarnya... Aku melihat kamar itu kosong...
Yang ada hanya sepucuk surat yang kutemukan tergeletak diatas tempat tidurnya... Tertulis 'To: Cakka'
Aku segera mengambil suratnya... Menuju mobil yang kukendarai lalu menuju rumah Cakka...
Aku melihat Cakka termenung di balkon... Aku menghampirinya..
"Cakka..."
Cakka berbalik menatapku....
"Ya Kak...."
"Ada surat dari Acha...."Kataku menyerahkan sepucuk surat itu kepada Cakka...
Cakka mengambilnya...
"Sekalian kakak mau pamitan.... Kakak mau pulang kerumah kakak aja..."
"Tapi Kak kenapa?"
"Gak apa-apa kok Dek... Sebentar lagi Mama dan Papa pulang ke Indonesia..."Alibiku...
"Kalau kakak pergi siapa yang bakal nemenin Cakka..."
Aku tersenyum...
"Tenang saja seseorang yang kamu butuhkan pasti akan segera datang..."
^-^-^-^-^-^-^-^-^-^-^-^
"Siap?"
Aku mengangguk.... Mungkin ini saat terakhirku....
Tiba-tiba semua gelap...
Dan... Aku tak sadarkan diri.... Beberapa saat kemudian Jiwaku terhempas dari tubuhku...
Aku melihat diriku memakai pakaian putih...
Tak jauh dari situ aku melihat tubuhku yang telah ditutupi kain putih....
Seorang yang berpakaian serba putih mengulurkan tangannya...
"Inilah saatnya...." Aku tersenyum hendak menyambut tangan itu....
Tapi.... Sesuatu mengganjal didalam diriku....
"Tunggu..... Ijinkan aku untuk melihat akhir kisah ini..."Kataku...
Orang itu tersenyum lalu mengangguk...
"Tak lama... Aku akan menjemputmu lagi..."Katanya Lalu menghilang....
Jiwaku yang telah terlepas dari tubuhku berjalan... Kemudian disalah satu ruangan tepatnya ICU...
Terdapat sebuah Cahaya...
Diluar Cahaya tersebut... Aku melihat Cakka dan Irsyad duduk dengan cemas...
Sepertinya Oik akan dioperasi... Yap hatiku ku berikan untuk Oik.... Seseorang yang aku yakini bisa menjaga hatiku... Seseorang yang aku yakini tulus....
Aku menerobos Cahaya itu dengan mudah....
Aku kemudian berada dialam yang tak biasa... Semuanya putih.... Bersama seorang Gadis....
Oik...
Dia sedang berdiri...
"Oik...."Kataku
Gadis itu berbalik... Gadis yang cantik dan manis didepanku...
"Kakak Siapa?"
"Tak penting aku siapa... Yang penting kamu harus segera bangun... Cakka menunggumu..."Kataku...
"Cakka? Dia tahu dengan keadaanku?"
Aku mengangguk...
"Dia selalu tahu segala sesuatu tentangmu..."
Aku segera memeluk Oik... Oik membalas pelukanku... Aku merasakan rasa yang tulus dari hati...
"Segeralah Cepat...."Suruhku...
Oik segera berlari hendak keluar dari Cahaya itu... Sebelumnya dia tersenyum padaku... Senyum yang manis....
^-^-^-^-^-^-^-^-^-^-^-^
"Cakka, Aku pergi yah... Aku ikut mama ke Jepang... Mama juga sudah berjanji akan merawatku dengan baik... Semoga aku bisa merasakan hangatnya kasih sayang setelah ikut dengan mama... Terima kasih ya Cakka kamu sudah sangat peduli denganku... Aku tidak bisa membalas kebaikanmu....
Salam manis,
Acha..."
itu surat Acha yang sempat ku baca salam perpisahan darinya untuk Cakka....
Dari situ akupun terinspirasi...
Menulis sepucuk surat singkat
"Aku pergi karena ingin melihat akhir kisah ini Bahagia..."
Cakka, Oik, Elang, Om Tunggul terlihat disamping sebuah nisan...
Cakka menangis menatapnya... Oik disamping membelai kepala Cakka...
Elang sepertinya terlihat dengan penyesalan... Meski terlambat... Om tunggul menguatkan Elang dari belakang....
Yah itu Nisanku.... Aku tersenyum melihat mereka semua...
Tiba-tiba seseorang dengan baju putih itu kembali datang....
Mengulurkan tangannya dan berkata...
"Waktumu telah tiba..."
kali ini aku mengulurkan tanganku dengan lega... dan terbang menembus siluet-siluet diangkasa....
Seperti kataku.... "Aku Pergi karena ingin melihat kisah ini berakhir bahagia"
Yah Bahagia... Oik bisa sembuh... Dan kembali bersama Cakka... dan setidaknya Elang bisa bersama orang yang dia pilih...
Dan aku tentu saja yang paling bahagia... Karena telah berpulang ketempat Indah... Ketempat yang Aman dan Damai...
Jadi jangan anggap kisah ini berakhir sedih....
^-^-^-^-^-^-^-^-^
Aku membuka mataku.....
Melihat Cakka dan Melihat Oik lagi.... Tapi mereka tampak dewasa.... Aku bingung sendiri....
"Cakka...Cakka... Lihat deh anak kita... Cantik yah...."
>THE END<
ceritaku lagi kacau? Maafkan...
Ada yang gak ngerti siapa tokoh Aku didalam cerita itu?
Aku didalam cerita itu bisa saya bisa anda dan bisa siapa saja...
Kalian menganggap aku adalah penulis monggo (sangat senang :D #pletak) ... Yang menganggap aku adalah anda sendiri silahkan... Yang membayangkan aku adalah salah satu tokoh dengan nama tersendiri mari...
Maaf cerpen gaje lagi...hehehe '.'v
sankyu yah yang udah baca :)
kritik dan saran diterima... :)
buat cerita lagi? Seperti biasa jawaban saya... Kapan-kapan '.'v