Minggu, 29 Januari 2012

Reading Goal!!!...

Sekarang kan saya punya hobi baru... *cieee...cieee...* baca buku *ketipin mata* sekarang saya punya beberapa novel english version yang harus segera saya selesaikan untuk reading goal!!! yeaahh!!! mari kita hitung bersama -_-v


Currently reading:



Perfect Chemistry

A fresh, urban twist on the classic tale of star-crossed lovers.
When Brittany Ellis walks into chemistry class on the first day of senior year, she has no clue that her carefully created “perfect” life is about to unravel before her eyes. She’s forced to be lab partners with Alex Fuentes, a gang member from the other side of town, and he is about to threaten everything she's worked so hard for—her flawless reputation, her relationship with her boyfriend, and the secret that her home life is anything but perfect. Alex is a bad boy and he knows it. So when he makes a bet with his friends to lure Brittany into his life, he thinks nothing of it. But soon Alex realizes Brittany is a real person with real problems, and suddenly the bet he made in arrogance turns into something much more.  In a passionate story about looking beneath the surface, Simone Elkeles breaks through the stereotypes and barriers that threaten to keep Brittany and Alex apart.
(Sejauh ini masih baru memulai dihalaman tiga wkwkwkwk)

to read:

Something Like Fate







Sabtu, 28 Januari 2012

A walk to remember - Nicholas Sparks :*

Yesterday, I just finished reading this novel. Although, this an old novel, the first published on 1999. It means when I was in kindergarten. And of course, I couldn't to read this.


You know! I was crying when I read this novel. Touch me so deep!...


My favorite part:


“Do you love me?' I asked her. She smiled. 'Yes.' 'Do you want me to be happy?' as I asked her this I felt my heart beginning to race. 'Of course I do.' 'Will you do something for me then?' She looked away, sadness crossing her features. 'I don't know if I can anymore.' she said. 'but if you could, would you?' I cannot adequately describe the intensity of what I was feeling at that moment. Love, anger, sadness, hope, and fear, whirling together sharpened by the nervousness I was feeling. Jamie looked at me curiously and my breaths became shallower. Suddenly I knew that I'd never felt as strongly for another person as I did at that moment. As I returned her gaze, this simple realization made me wish for the millionth time that I could make all this go away. Had it been possible, I would have traded my life for hers. I wanted to tell her my thoughts, but the sound of her voice suddenly silenced the emotions inside me. 'yes' she finally said, her voice weak yet somehow still full of promise. 'I would.' Finally getting control of myself I kissed her again, then brought my hand to her face, gently running my fingers over her cheek. I marveled at the softness of her skin, the gentleness I saw in her eyes. even now she was perfect. My throat began to tighten again, but as I said, I knew what I had to do. Since I had to accept that it was not within my power to cure her, what I wanted to do was give her something that she'd wanted. It was what my heart had been telling me to do all along. Jamie, I understood then, had already given me the answer I'd been searching for, the answer my heart needed to find. She'd told me outside Mr. Jenkins office, the night we'd asked him about doing the play. I smiled softly, and she returned my affection with a slight squeeze of my hand, as if trusting me in what I was about to do. Encouraged, I leaned closer and took a deep breath. When I exhaled, these were the words that flowed with my breath. 'Will you marry me?” 


It's one of my favorite part of this novel... I like also like part when Landon and Jamie at orphanage, on Christmas Eve... But overal, I very like this novel!! One of the best book I've read
I love the character of Jamie, and I love a men like Landon....
Sweetest memory verse bible in this novel :)


“Love is always patient and kind. It is never jealous. Loves is never boastful or conceited. It is never rude or selfish. It dose not take offense and is not resentful. Love take no pleasure in others people's sins, but delights in the truth. It is always ready to excuse, to trust, to hope, and to endure whatever comes.” - 1 Corinthians 13:4-7
and the favorite quote from this novel:


“Love is like the wind, you can't see it but you can feel it” 

Senin, 23 Januari 2012

Menulis Romance


menulis romance #1: adegan bicara dalam hati (interior dialogue) kadang diperlukan untuk menggambarkan keadaan emosional tokoh. Tapi kalo terus-terusan... kok nggak lucu ya? Dan hindari terus-terusan membuat si karakter mengeluhkan hal yang sama. Ini akan membuat pembaca gemes sekaligus bosan.
menulis romance #2: hati-hati saat menulis adegan sensual. Bukannya membuat pembaca terlena, malah bikin ilfil dan jijik. Dan berhubung kita berada di Indonesia, just so you know, adegan sensual yang kelewat x-rated (kayak yang beberapa kali pernah saya temukan di antara tumpukan naskah masuk) malah menjadi poin minus naskah itu sendiri.
menulis romance #3: dialog yang baik mampu membawa pembaca ke 'sequence' baru sebuah cerita, memberi informasi, atau memperkaya pengetahuan pembaca akan karakter tersebut. Tapi dialog itu bisa jadi tak memberi ketiga manfaat tadi...kalau caramu menuliskannya witty dan terbukti bisa membuat pembaca terhibur.
menulis romance #4: dialog bisa digunakan untuk memperlihatkan emosi karakter. saat marah, karakter berbicara dengan kalimat singkat dan ketus. sebaliknya, kalau karakternya sangat sopan, saat marah kalimatnya justru panjang-panjang dan cenderung menyembunyikan emosi sebenarnya.
menulis romance #5: hati-hati menggunakan dialek. pertama, membaca novel romantis yang sedikit-sedikit harus melirik catatan kaki bisa dibilang mengganggu lho. plus, karena tidak familier, pembaca bisa merasa 'tersandung-sandung' saat membaca kalimat dari bahasa daerah yang kental. solusi: keluarkan sesekali aja, sekad...ar memberi 'bumbu' pada cerita.
menulis romance #6: 'opposite attraction' berlaku dalam urusan perjodohan karakter cewek dan cowok di romance. pasangkan cowok tipe alpha dengan karakter yang lugu dan inferior. pasangkan si cewek judes dengan cowok kalem. use your imagination, dear!
menulis romance #7: nobody's perfect, 'kay? jadi aturan pertama menulis romance (atau genre mana pun deh): JANGAN PERNAH MEMBUAT TOKOH SERBA SEMPURNA. Yang kayak gitu gak akan pernah ada di bumi manusia ini *lebay*. Udah gitu, hoahm, membosankan. Pembaca juga sulit relate sama tokoh yang nggak ada cacatnya sama sekali.
menulis romance #8: tes dialog yang kamu buat dengan membacanya keras-keras. Lalu, nilai sendiri deh, apa kedengaran janggal, terlalu panjang, dsb. Atau, apakah orang dengan karakter seperti yang kamu buat bakal bicara begitu? Jujur lho ya. Penulis narsis dan suka menyangkal diri pasti sulit tuh disuruh mengakui kesalahannya sendiri kayak gini.
menulis romance #9: daripada menulis 'si A ganteng', kenapa nggak diubah aja menjadi 'wajah indo A dan rahangnya yang tegas adalah hal pertama yang membuatku terpesona. Kemeja kotak-kotak itu membungkus tubuh atletisnya dengan sempurna. Bla, bla, bla.' Pokoknya deskripsikan aja kata sifat yang pengen kamu labelkan ke si karakter. Jadinya keren lho!
menulis roman #10: khususnya buat penulis yang pengen bikin novel komedi romantis. Pikirkan hal-hal lucu atau 'one liner' yang memang berdasarkan karakter tokoh. jangan terlalu fokus membuat situasinya lucu karena biasanya bakal berujung ke komedi slapstick. (dan, fyi, dalam romance, slapstick biasanya dihindari banget--malah, kalo bisa, diharamkan).
menulis romance #11: saat membuat 'saingan cinta' tokoh cewek, hindari klise-klise seperti a) orangnya jahat banget/licik berat b) agresif c) kontras dengan tokoh utama (pola yg sering muncul: feminin vs tomboy berat, cantik vs biasa banget, kaya vs menengah/miskin).
menulis romance #12: pilihlah nama yang sifatnya mendukung kesan pembaca bagi kedua karakter utamamu. nama yang maskulin buat karakter alpha male, dan sebaliknya. sebisa mungkin hindari nama androgini. untuk fantasy romance, sebaiknya pilih nama yang 'ramah' bagi lidah pembaca.
menulis romance #13: 'nyawa' novel sebenarnya terletak di lima halaman pertama. Kalo kamu berhasil memikat pembaca di lima halaman pertama, kemungkinan besar mereka akan meneruskan membaca novelmu sampai habis.
menulis romance #14: ending sama pentingnya dengan lima halaman awal. pastikan ending yang kamu tawarkan memang masuk akal dan berupa solusi dari konflik. pembaca bisa jadi mengikuti novelmu dari awal, tapi keti...ka ending-nya mengecewakan, rasa tidak puasnya jauh lebih besar lho!
menulis romance #15: untuk mengolah suasana jadi lebih seksi dan sensual, sebenarnya kamu bisa bermain2 dengan pilihan kata. 'deg2an' jadi 'berdebar2' atau 'dadanya berdesir'. use your imagination, y'all!
menulis romance #16: bab awal menentukan keputusan pembaca mau melanjutkan membaca novelmu atau nggak. bab akhir menentukan keputusan pembaca masih mau membaca tulisanmu lagi di masa mendatang.
menulis romance #17: setiap adegan sebaiknya punya kontribusi bagi plot. libatkan 3 hal penting: adegan itu punya tujuan, ada konflik, dan dilema. memulai setiap adegan dengan kalimat menarik (hook) dan mengakhirinya dengan dilema akan membuat pembaca terus penasaran. btw, trik ini dipake banget di cerbung majalah/koran. :)
menulis romance #18 - #21:
ada 4 hukum menulis dialog:
1. (#18) sebelum menulis, kamu harusnya sudah tahu untuk apa adegan itu harus ada di novelmu. dialog pun ditulis dengan menyesuaikan tujuan itu.
2. (#19) dialog dan adegan harus memberi kontribusi bagi perkembangan plot. mirip kyk tips #3 dehhh... ;p
3. (#20) hindari menulis dialog dari percakapan sehari-hari karena ujung-ujungnya jadi pasti panjang banget dan bertele-tele
4. (#21) 'dialog tag' itu perlu. Banyak-banyak membaca bisa ngasih kamu ide untuk mencari alternatif dari sekadar 'dia berkata' atau 'katanya'.
menulis romance #22: kamu bisa bikin banyak alasan untuk membenarkan kenapa sampai sekarang novelmu nggak selesai. Tapi, asal tahu aja, penerbit nggak bisa menerbitkan ide dan angan-angan. Jadi, kalau kamu pengen jadi penulis, syaratnya cuman satu:
MENULISLAH!!!!!!
Dan berhenti nyari alasan buat menunda2.
menulis romance #23: sebaiknya hindari menulis novel romance dari KISAH NYATA--entah dari pengalaman sendiri atau orang lain. Kalo dari pengalaman sendiri, terlalu personal. Kalo dari pengalaman org lain, minta izinnya susah. Belum lagi kalo dia nggak setuju sama bbrp bagian cerita. Ugh. Bikin semuanya fiktif kenapa sih? Dijamin tenang lahir-batin. :)
menulis romance #24: riset sebelum menulis membuat kepercayaan dirimu bertambah dua kali lipat. dan ini terlihat jelas juga di tulisan. ya iyalah, hasil tulisan dari 'ngecap' dan dari riset kan bedanya jomplang banget. :)
menulis romance #25: pastikan kamu mengumpulkan lebih dari satu sumber referensi. selain buat perbandingan, kamu juga bisa menemukan angle lain dari topik yang sedang kamu cari.

Sabtu, 21 Januari 2012

Review Novel: Miss Pesimis by AliaZalea

Bercerita tentang Adriana Amandira atau Adri atau Didi, berusia 30 tahun masih single tanpa prospek suami kedepan, masih perawan dan cinta mati sama temannya sejak SMP, Baron. Didi sewaktu SMP masuk dalam kelompok anak-anak yang kurang populer sedangkan Baron masuk dalam kelompok anak-anak yang kurang populer itu yang membuat Didi ‘pesimis’ bisa mendapatkan Baron. Didi adalah anak yang pintar, IQ nya diatas rata-rata, dulu dia menyesal membuang masa mudanya hanya untuk menjadi anak yang seperti itu, dia merasa seperti membuang masa mudanya.
Dia juga mencoba melupakan Baron, sehingga dia lari ke Amerika disana dia juga berusaha melupakan Baron dengan berpacaran dengan Vincent, tapi akhirnya tetap saja dia tak bisa berhenti memikirkan Baron dan tentu saja dia menyakiti hati Vincent.
Didi kembali ke Indonesia, kemudian bekerja Good life, disana dia bertemu dengan Ervin, cowok yang tampangnya seperti Dewa Yunani itu akhirnya berteman dengan Didi. Dia tampak sangat perhatian kepada Didi apalagi ketika perjalanan ke Cincinnati, berbeda dengan pertama kalinya Didi bertemu Ervin di lift, dia sangat tampak Jutek.
Banyak kejadian menarik yang dilewati Didi bersama Ervin sebelum Baron datang kembali dalam hidupnya. Baron datang sebagai Thomas teman Ervin, dan Baron juga datang sebagai tunangan Olivia, teman Didi sewaktu SMP.
Membuat sebuah konflik antara Ervin versus Baron.
Didi juga baru tahu kenyataan bahwa Baron juga cinta terhadap dirinya semenjak SMP, dan dia coba untuk move on segala sesuatu tentang Didi setelah kepergian Didi ke Amerika.
Baron membuat Didi kembali berharap karena sikapnya, yang melamar Didi tapi Didi ingat Baron punya Olivia, calon isterinya yang sebenarnya bukan Didi dan dia menolaknya.
Didipun patah hati, disaat-saat seperti itu Ervinlah yang selalu ada buat Didi. Mulai dari rencanaya untuk Get real drunk and start making out with some random guy.
Tapi semuanya itu gagal dalam usahanya waktu liburan di Lembang karena dia di jaga Ervin dan ‘watch dogs’. Meskipun tadi sempat ‘sedikit’ get real drunk. Tapi dia belum berhasil start making out with some random guy. Dan akhirnya Didi mendapat tawaran untuk make-out bareng…… hmmmm… titiktitik… :p setelah usaha yang pertama melupakan baron dengan dirty little secretnya dia anggap berhasil, sekarang rencana yang kedua yaitu have a one night stand before the New Year masalahnya Didi masih perawan dan menganut ‘no sex before marriage’ bisa merencanakan hal seperti itu… hanya karena ingin melupakan cowok? :O owwhhh… rencana itu lagi-lagi gagal ketika dia ke bar dan mencoba berdansa dengan pria-pria yang ada disitu. Sama seperti ketika melakukan langkah pertamanya, langkah kedua Didi juga mendapat tawaran dari…. Hmm… titiktitik :p and then…. Saya sudah terlalu spoiler…. Jadi sampe sini aja yaaa…. /plak… ._.v yang pasti ada rencana terakhir juga :O

---------------------------------

Suka banget pas pembicaraan antara Mbak Tita sama Didi… kenapa kisah Didi jadi mirip kisah saya disini huaaaaa *mojok*…

“Gue bosan sama hidup gue yang itu-itu saja. Dari gue SD, yang gue tahu Cuma sekolah sama kerja, mencoba untuk jadi murid terbaik, anak terbaik, adik terbaik, pokoknya segala sesuatu yang terbaik. Semua itu gue kerjakan supaya gue nggak ngecewain lo, Bapak, dan Ibu.”
Wajah kakakku terlihat sedih mendengar itu, tapi dia tidak mencoba memotongku.
“Gue nggak pernah bisa menikmati masa-masa ABG gue karena terlalu sibuk mikirin nilai. Semua itu gue bela-belain sampai gue nggak punya social life. Waktu semua orang mulai pada pacaran, lo tahu gue ada di mana? Di perpustakaan... belajar. Gue nggak pernah ada kesempatan untuk benar-benar merasakan apa itu fall in love,” lanjutku.
“Siapa bilang kamu nggak pernah jatuh cinta. Kamu dilamar sama Vincent, kan?”
“Yang kemudian gue tolak? Kebayang nggak sih.... dua kali gue dilamar orang, satu kali sama laki-laki yang memang gue nggak cinta dan satu kali lagi sama lakilaki yang gue „sangka gue cinta. Tapi buntutnya gue tolak dua-duanya,” jelasku lalu duduk kembali di sofa.
Kakakku membuka mulut untuk mengatakan sesuatu, tapi tidak jadi dan menutup mulutnya kembali.
“Gue kerja kayak orang kesetanan, maksudnya supaya orang bisa bilang gue sukses. Tapi gue nggak bisa share sama orang lain kesuksesan gue itu. Gue nggak punya suami, nggak ada anak, nggak punya love life. Waktu di Lembang gue sadar selama ini gue mengidentifikasi diri gue dengan segala sesuatu yang ada di sekeliling gue. Tapi gue sendiri nggak pernah tahu siapa gue di luar itu. Gue bahkan nggak tahu apa yang gue mau,” lanjutku.
Kakakku berlutut di hadapanku dan mencoba berbicara sepelan mungkin.
“Kamu ini adikku yang paling pintar, paling baik, paling berbakat, paling punya potensi untuk sukses. Kamu punya kerjaan bagus yang kamu suka...”
Aku potong kalimat kakakku, “Tapi itu bukan yang gue mau, Mbak... itu semua gue kerjakan hanya untuk memenuhi kebutuhan duniawi, tapi gue ngerasa kosong, dan gue baru sadar kekosongan itu nggak akan bisa diisi sama segala sesuatu yang sifatnya material. Kekosongan itu harus diisi dengan... cinta.”Aku merasakan mataku mulai panas. Aku siap menangis.
“Kamu dicintai sama gue, Ibu, Bapak, keluarga besar kita, Ina, sobat-sobat kamu....”
“Ya memang cinta, tapi gue mau cinta dalam bentuk lainnya. Suatu bentuk cinta yang selama ini ada di kamus gue, tapi dengan definisi yang salah. Gue pikir gue cinta sama seorang laki-laki selama lima belas tahun (me: 5 tahun) tapi sekarang gue sadar gue nggak cinta sama dia. Separo hidup gue sudah habis hanya untuk menunggu cinta orang itu. Gue sudah salah perhitungan.”
Aku menarik napas panjang sebelum melanjutkan, “Sekarang gue sudah mengerti bahwa bentuk cinta yang gue mau berarti pengorbanan, bukan permintaan. Cinta itu harus diberi dengan rela dan terbuka.

Yak, kata-kata yang di bold itu saya banget… huaaaaaa…

Endingnya sih ketebak… tapi, ceritanya lumayan ‘ngena’ terutama ke real love saya without drunk, one night stand, sex before marriage and pregnant… hehehe…
Cuma disini anehnya saja, Karakter Didi terlihat ‘labil’ kalau dia seorang yang lulusan psikologi, seharusnya dia lebih bisa mengontrol dirinya ketika patah hati dari Baron bukan dengan cara dirty little secretnya… namanya juga miss pesimis (?)
Well, it just a story… ya itu imajinasi penulisnya… saya cuma pembaca yang menikmati tulisannya.
Dan novel ini mengajarkan saya buat cepat-cepat move on sama yang di tunggu-tunggu itu... karena percuma membuang waktu menunggu seseorang yang gak pasti menghabiskan separoh hidup... yegak?...hehehe

3 dari 5 bintang...I like this novel….


-----------------

Dan koleksi novel saya masih ada Blind Date punya AliaZalea juga, itu menceritakan kisah cintanya Mbak Tita (kakaknya Didi)... kebiasaan saya kalau membaca novel, baca endingnya dulu... dan kayaknya saya lebih suka miss pesimis sih... tapi boleh juga ceritanya hehehe... Lanjutan Blind Date ada Celebrity Wedding itu kisahnya Inara sahabatnya Didi, dan Crash into you :3 ahhh Kafkaaaa... (?) itu kisahnya Nadia sahabat Didi juga... trus selanjutnya apa yah? pokoknya di tunggu deh karya-karyanya AliaZalea yang lain :)